Oknum TNI Terlibat Bunuh Pendeta Zanambani Bakal Ditindak

Oknum TNI yang terlibat penembakan pendeta Zanambani di Kampung Bomba, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya akan ditindak tegas.
Kapolda Papua, Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw (kiri) dan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab (kanan). (Foto: Tagar/Paul Manahara Tambunan)

Jayapura - Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab memastikan penindakan tegas bagi oknum anggotanya apabila terbukti terlibat dalam kasus pembunuhan Pendeta Yeremia Zanambani di Kampung Bomba, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada 19 Oktober 2020 lalu.

Bila nantinya ada hal yang menjurus siapa yang melakukan (penembakan) di lapangan, misalnya kami dari TNI akan lakukan tindakan (hukum).

Tindakan tegas juga berlaku bagi siapa saja oknum anggota TNI yang terlibat dalam rangkaian pembunuhan pendeta dan Katekis Katolik, beberapa bulan terakhir di wilayah teritorialnya.

“Bila nantinya ada hal yang menjurus siapa yang melakukan (penembakan) di lapangan, misalnya kami dari TNI akan lakukan tindakan (hukum),” kata Herman kepada sejumlah wartawan di Kota Jayapura, Senin 2 November 2020.

Diketahui, Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) bentukan Menkopolhukam RI dan Tim Independen lainnya tengah melakukan pengumpulan fakta serta data dari lokasi penembakan Pendeta Yeremia Zanambani. Demikian juga pihak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Semua hasil investigasi baik yang didapatkan TPGF, tim gabungan TNI-Polri, serta masukan yang diberikan Komnas HAM, dipercayakan kepada Polda Papua untuk ditindak lanjuti.

"Semuanya kami percayakan kepada tim penyidik umum Polda Papua,” jelasnya.

Kepolisian Daerah Papua hingga kini belum dapat memastikan identitas pelaku dalam pembunuhan Pendeta Yeremia Zanambani, sekalipun Tim Pencari Fakta dari kalangan aktivis HAM menyebut Alpius yang merupakan Wakil Komandan Koramil Hitadipa, diduga sebagai pelaku penembakan Pendeta Yeremia.

"Kami masih membutuhkan tambahan keterangan saksi, meski kesaksian dari pihak keluarga korban dan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) sudah diperoleh," kata Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw.

Menurutnya, penyidik masih membutuhkan keterangan ahli dan keterangan saksi yang mengarah pada indikasi pelaku.

Dalam waktu dekat, Tim Dokter Laboratorium Forensik dari Makassar akan melakukan penggalian makam Pendeta Yeremia Zanambani guna dilakukan otopsi. Apabila situasi mendukung, otopsi dilakukan di lokasi pemakaman korban.

"Untuk ini kami kepolisian harus mendapat persetujuan dari keluarga korban untuk dilakukan penggalian makam almarhum. Sehingga proses otopsi bisa berjalan dengan aman," ujar mantan Kapolda Sumatera Utara itu.

Ia menambahkan, tim dokter forensik harus bekerja dengan aman dan tenang agar proses otopsi mendapatkan hasil maksimal.

Waterpauw mengimbau semua pihak untuk bersabar menunggu hasil pengungkapan pelaku yang menewaskan Pendeta Yeremia Zanambani. Masyarakat diminta untuk tidak berasumsi mendahului hasil pemeriksaan tim forensik. []

Berita terkait
Dua Anggota OPM Tewas dalam Kontak Tembak di Intan Jaya
Dua anggota KKB atau TPN-OPM dilaporkan tewas saat kontak senjata dengan anggota tim gabungan TNI-Polri di Intan Jaya.
Tim Gabungan TNI - Polri Lumpuhkan Anggota KKB di Intan Jaya
Anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang bermarkas di Intan Jaya, Papua, dilumpuhkan tim gabungan TNI-Polri. Satu anggota KKB tewas.
TGPF Kumpulkan Data Temui 25 Saksi di Intan Jaya Papua
TGPF kasus penembakan di Intan Jaya Papua telah menemui dan mewawancarai sebanyak 25 saksi selama tiga hari di wilayah Sugapa.