Jakarta - Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Tirta Segara menyebut ada empat alasan mengapa masyarakat Indonesia harus segera berinvestasi.
Tirta menyebut alasan pertama mengapa seseorang harus berinvestasi adalah karena adanya cita-cita dan tujuan. Setiap orang tentu memiliki tujuan hidup yang dibentuk dalam sebuah cita-cita atau rencana.
Agar terealisasi, tentu dibutuhkan biaya yang tidak murah untuk mencapainya. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menjadikan produk investasi sebagai cara pemenuhan kebutuhan di masa depan.
Andai makin tinggi jabatanya makin berpengalaman kita duduk di puncak kepemimpinan income kita tinggi tapi setelah itu pensiun.
“Apapun cita-cita kita, mau nikah, motor, punya mobil, rumah, buka usaha, dan sekolah luar negeri, itu butuh usaha. Jadi kita perlu investasi nanti untuk membiayai,” ujar Tirta Segara dalam acara OJK Mengajar "Bijak Berinvestasi di Pasar Modal bagi Investor Pemula" di Kanal YouTube Jasa Keuangan, Kamis, 18 November 2021.
Kedua, mengingat penghasilan utama dari suatu pekerjaan tidak cukup hanya dijadikan patokan dan pegangan hidup. Maka, masyarakat perlu untuk menjadikan investasi sebagai alternatif pendapatan.
- Baca Juga: Tips Investasi ala Prita Ghozie, Aman Kalahkan Inflasi
- Baca Juga: Inilah Tips Investasi Jangka Pendek Yang Menguntungkan
Terlebih di masa pandemi Covid-19 yang tidak hanya mempengaruhi sektor ekonomi, bisnis dan pendidikan, namun juga pada penghasilan setiap karyawannya.
“Banyak kita tarik pelajaran dari pandemi Covid. 3 dari 4 keluarga itu mengalami penurunan pendapatan, sehingga kita ini butuh alternatif pendapatan, Jadi kita jangan tergantung pada 1 sumber pendapatan saja,” katanya.
Tidak hanya itu, dampak dari Covid-19 terhadap household finance ini juga dapat mengganggu kehidupan para karyawan. 1 dari 2 pekerja terpaksa harus pindah dari sektor formal ke informal.
Meski tidak seburuk yang dibayangkan, menurut Tirta ini dapat menjadi masalah mengingat pendapatan dari sektor informal biasanya tidak tetap. Selain itu, 9 dari 10 bisnis keluarga juga ikut terpukul akibat adanya pandemi ini.
“Dan yang terpenting lagi, ini 50 persen dari keluarga itu tidak memiliki tabungan atau uang untuk berjala-jaga. Ini yang jadi pelajaran kita,” ujar Tirta.
Alasan ketiga mengapa investasi penting untuk dilakukan adalah karena daya beli yang makin menurun. Tirta menyatakan jika seseorang tidak berinvestasi, pendapatan yang dimiliki hanya bisa bertahan pada level tertentu saja.
“Ini dulu waktu tahun 97 saya jadi pegawai belum terlalu lama beli burger itu Rp. 4.600 sudah mahal, tapi sekarang lebih mahal lagi. Jadi sekian tahun, 23 tahun harga itu naiknya sampai 7 ½ kali lipat. Jadi kalau kita enggak invest, uang kita tetap segitu, ini income kita akan ketinggalan,” ujarnya.
- Baca Juga: 3 Tips Menjadi Investor Muda ala Felicia Putri Tjiasaka
- Baca Juga: 5 Tips Investasi Properti untuk Pemula
Keempat, Tirta menyebut kehidupan sesering akan terus berputar seiring dengan berjalannya waktu. Maka dari itu, penting untuk segera melakukan investasi agar saat berada di fase tertentu, kita masih memiliki dan menghasilkan uang.
“Andai makin tinggi jabatanya, makin berpengalaman, kita duduk di puncak kepemimpinan, income kita tinggi, tapi setelah itu pensiun. Masa produktif sudah selesai lalu kita sudah enggak produktif lagi tapi biaya hidup itu kurang lebih masih sama, bahkan bisa lebih tinggi ketika kita pensiun,” katanya.
(Eka Cahyani)