Jakarta - Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Cooperation dan Develpoment - OECD) mengingatkan akan terjadi perlambatan ekonomi global. OECD dalam sebuah laporannya menyebutkan prospek ekonomi global semakin memburuk.
OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi melaju di angka tiga persen. Namun risiko juga diperkirakan akan meningkat. Laporan OECD itu menyebutkan, kurangnya arah kebijakan iklim menghambat investasi bisnis. Meskipun OECD tidak memperkirakan akan terjadi resesi, gambaran pertumbuhan ekonomi terlihat masih suram.
Seperti diberitakan dari BBC News, Jumat, 22 November 2019, ada seruan untuk mengatasi tantangan, diantaranya memiliki konsekuensi jangka panjang dan lebih cepat. Perubahan iklim juga merupakan contoh yang paling mencolok.
Menurut OECD, peristiwa cuaca ekstrem juga dapat menyebabkan terganggunya aktivitas ekonomi dan dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada modal dan tanah. Ada tantangan jangka panjang bagi pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut. Namun OECD menyebut sudah ada dampak cuaca terhadap investasi bisnis.
Di banyak negara, investasi dan perdagangan menjadi pemicu melemahnya kinerja ekonomi. Menurut OECD, pemerintah harus bertindak cepat mengantisipasi dalam cuaca. "Tanpa arah yang jelas tentang harga, standar, regulasi karbon, dan tanpa investasi publik, pelaku bisnis akan menunda keputusan investasi, dengan konsekuensi mengerikan bagi pertumbuhan dan lapangan kerja," jelas laporan OECD itu.
Laporan tersebut berpendapat dengan lebih banyak kejelasan tentang kebijakan iklim dan digitalisasi akan mempercepat percepatan investasi.[]
(Dimas Wijanarko)