Nyepi untuk Membangun Harmoni dengan Lima Unsur Alam

Perayaan Nyepi tahun ini untuk membangun harmoni dengan lima unsur alam.
Prosesi Tawur Agung Kesanga diawali melakukan proses pradaksina, yakni berjalan mengelilingi Candra Brahma, Wisnu dan Syiwa di Kompleks Candi Prambanan, Rabu (6/3) (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta, (Tagar 7/3/2019) - Sehari menjelang perayaan Hari Raya Nyepi, ribuan umat Hindu menghadiri prosesi Tawur Agung Kesanga Tahun 1941 Saka Nasional di pelataran selatan Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY,  Rabu (6/3). Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin hadir mewakili Presiden Joko Widodo.

Proses Tawur Agung Kesanga diawali sejumlah umat bersama para pimpinan umat Hindu, atau yang sering disebut resi dan wasi. Mereka melakukan proses pradaksina, yakni berjalan mengelilingi Candra Brahma, Wisnu dan Syiwa di Kompleks Candi Prambanan.

Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PDHI) Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya mengatakan, Tawur Agung Kesanga ini merupakan upaya dalam membangun harmoni dengan unsur alam; yang meliputi tanah, air, udara, api dan angkasa. Harmoni dengan unsur alam, menjauhkan dari mara bahaya.

Menurut dia, kelima unsur alam yang mengalami disharmoni akan menyebabkan bencana bagi makhluk hidup. 

"Umat manusia, umat Hindu harus berusaha mengharmoniskan kelima unsur alam itu demi tercapai kebahagan alam semesta beserta makhluk hidup yang ada di dalamnya," katanya, Rabu (6/3).

Wisnu mengungkapkan, perayaan Nyepi tahun ini berbarengan dengan tahun politik. Perayaan Nyepi tahun ini pula, dengan mengangkat tema 

"Melalui Catur Berata Penyepian, Kita Sukseskan Pemilu 2019. Di tahun politik ini, para pemimpin di negeri ini mampu menjadi lokomotif, menarik gerbong di atas rel, konstititusional dan taa aturan. Agar rakyat tidak jatuh, agar tujuan nasional terwujud," ujar dia.

Menag Luman Hakim Saifuddin mengaku bangga dengan perayaan Nyepi di politik ini. Umat Hindu memiliki tekad kuat untuk ikut menyukseskan Pemilu 2019 yang damai. Momen Nyepi menjadi ajang untuk mawas diri dan introspeksi di tahun politik ini.

Menurut Menag, tema yang diusung dalam perayaan Nyepi tahun ini, harus terus digaungkan untuk mewujudkan pemilu yang damai. 

"Mari menjaga kerukunan umat, kerukunan antar umat dan di internal umat beragama," kata dia.

Lukman mengungkapkan, bangsa Indonesia memiliki kultur keanekaragaman, hidup beradab dalam internalisasi Bhinneka Tunggal Ika. Kerukunan akan menghasilkan Pemilu yang damai, menggembirakan semua umat. 

"Jangan sampai Pemilu memunculkan intoleransi yang membuat masyarakat terpecah belah," pintanya. []

Berita terkait