Jakarta, (Tagar 17/5/2017) – Ketua DPR RI Setya Novanto menilai, imbauan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghentikan perilaku saling menghujat menunjukkan Pemerintah cepat tanggap dalam menyikapi situasi dan kondisi sosial dan politik di Jakarta akhir-akhir ini.
“Proses Pilkada DKI Jakarta yang berlangsung panas sejatinya adalah momentum mengasah kematangan dalam berdemokrasi, namun belum sepenuhnya dipersepsikan dengan baik oleh beberapa komponen masyarakat,” kata Setya Novanto dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta, Rabu (17/5).
Kebebasan bersuara dan berpendapat, kata dia, terkadang disalurkan dengan cara-cara yang kurang bijaksana sehingga menimbulkan keresahan. “Jika hal ini terus berlanjut, maka akan menggerus tradisi bhinneka tunggal ika dan kemudian berbagai berbagai perbedaan yang intoleran,” ujar Novanto.
Ketua Umum Partai Golkar itu menambahkan, tatanan luhur bangsa Indonesia akan kehilangan jejak dalam situasi panas yang diwarnai perbedaan kepentingan.
Bangsa Indonesia yang menyepakati bhinneka tunggal ika sebagai komitmen kebangsaan, saling menghargai adanya perbedaan dengan sikap dewasa dalam berdemokrasi. “Mengelola perbedaan dan ragam kepentingan ini menjadi tantangan besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Perbedaan lebih mudah mendefinisikan kita satu sama lain dibandingkan persamaan dan kebersamaan,” ujarnya. (yps/ant)
