Nilai Dolar Turun Bikin Pialang Nantikan Risalah Hasil Pertemuan Bank Sentral

Aktivitas bisnis AS semakin melemah pada bulan November 2022 sementara para pialang masih gelisah jelang rilis risalah pertemuan Federal Reserve
Ilustrasi - Nilai Euro terhadap dolar Amerika naik 0,6 persen menjadi 1,0362 dolar dengan laju kenaikan sesi kedua berturut-turut. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

TAGAR.id, Jakarta - Nilai dolar Amerika Serikat (AS) secara keseluruhan mengalami penurunan, Rabu, 23 November 2022, setelah data menunjukkan aktivitas bisnis AS semakin melemah pada bulan November 2022 sementara para pialang masih gelisah menjelang rilis risalah pertemuan Federal Reserve mendatang pada bulan November ini.

"Risalah The Fed akan menjadi fokus hari ini," kata Brad Bechtel, kepala global FX di Jefferies.

"Ini adalah pertemuan di mana Powell mengadakan konferensi pers yang cukup agresif di mana ia mengindikasikan bahwa kalau ada SEP (Ringkasan Proyeksi Ekonomi) pada pertemuan ini, mereka sudah pasti akan memutuskan suku bunga acuan yang lebih tinggi. Jadi risalah pertemuan kemungkinan membahas rincian di seputar konsep ini oleh karena itu akan cenderung agresif," kata Bechtel.

Setelah buru-buru menaikkan suku bunga tahun ini, The Fed bulan ini beralih pada pendekatan yang lebih lunak yang dipandang sebagai kompromi antara pejabat yang paling khawatir mengenai inflasi yang tinggi dengan pihak lain yang khawatir bahwa kenaikan biaya pinjaman yang lebih besar bisa melemahkan ekonomi atau menekan pasar-pasar penting.

Nilai euro terhadap dolar Amerika naik 0,6% menjadi 1,0362 dolar, dengan laju kenaikan sesi kedua berturut-turut.

Aktivitas bisnis AS mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut di bulan November, dengan pesanan baru turun ke level terendah dalam 2,5 tahun karena suku bunga yang lebih tinggi memperlambat permintaan.

Data lain menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat lebih dari yang diharapkan minggu lalu, meskipun kondisi pasar tenaga kerja tetap ketat.

bank sentral asBendera Amerika Serikat berkibar di atas gedung Federal Reserve di Washington, DC, 4 Mei 2021. (Foto: voaindonesia.com/AP/Patrick Semansky, File)

Dolar telah menguat terhadap setiap mata uang utama tahun ini, didorong oleh kenaikan suku bunga besar-besaran Federal Reserve ketika bank sentral berupaya memerangi inflasi. 

Tetapi, data harga konsumen AS baru-baru ini, yang lebih rendah dari perkiraan telah mendorong harapan investor bahwa Fed mungkin akan memoderasi laju kenaikannya.

Dolar turun 0,8% dari Yen Jepang menjadi 140,155 yen.

Poundsterling melesat lebih tinggi pada hari Rabu, 23 November 2022, naik untuk hari kedua berturut-turut terhadap dolar AS yang goyah setelah data awal aktivitas ekonomi Inggris mengalahkan perkiraan, meskipun masih menunjukkan kontraksi. Poundsterling terakhir naik 1,14 dolar pada 1,2018 dolar.

Dolar Selandia Baru mencapai level tertinggi selama tiga bulan, setelah bank sentral negara itu menaikkan suku bunga dengan jumlah rekor meskipun memperingatkan ekonominya mungkin mengalami resesi selama satu tahun. Mata uang Selandia Baru hari ini naik 1,1% di 0,6221 dolar.

Bank Sentral Selandia Baru menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 poin menjadi 4,25 persen tertinggi dari ekonomi negara G10 dan mengatakan Selandia Baru mungkin perlu meningkat suku bunga lebih cepat dari sebelumnya.

Mata uang Crypto, yang mengalami penjualan intens menyusul runtuhnya crypto exchange FTX, tetap bergejolak, dengan bitcoin naik 1,7 persen pada 16.471 dolar. (my/em)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Nilai Tukar Dolar Merosot Karena Inflasi AS Melambat
Dolar merosot tajam terhadap pound, euro dan yen, karena data resmi menunjukkan inflasi AS turun ke tingkat tahunan 7,7 persen pada Oktober 2022
0
Nilai Dolar Turun Bikin Pialang Nantikan Risalah Hasil Pertemuan Bank Sentral
Aktivitas bisnis AS semakin melemah pada bulan November 2022 sementara para pialang masih gelisah jelang rilis risalah pertemuan Federal Reserve