'Ngopi Gayeng Mas Ganjar', Gubernur: Mereka Tak Sungkan Marahi Saya, Ini Ngangeni

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo punya untuk menyelesaikan masalah di wilayah kerjanya. Ia punya medium yang disebut "Ngopi Gayeng Mas Ganjar".
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. (Foto: Ist)

Temanggung, (Tagar 24/9/2017) – Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo punya untuk menyelesaikan masalah di wilayah kerjanya. Ia punya medium yang disebut "Ngopi Gayeng Mas Ganjar".

"Sebenarnya ini cara saya berkomunikasi saja dengan masyarakat, jadi saya punya program gubernur mengajar, saya punya program ngopi bareng seperti ini, dan saya juga berkomunikasi dengan warga melalui media sosial," kata Ganjar Pranowo di Temanggung, Sabtu (23/9) malam.

Ia menyampaikan hal tersebut usai acara "Ngopi Gayeng Mas Ganjar" di halaman Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung yang dihadiri ratusan orang dari berbagai komunitas. Dalam kegiatan ini warga diberi kesempatan untuk menyampaikan berbagai permasalahan yang dihadapi atau juga bisa mengkritik, memberi masukan maupun mengajukan pertanyaan kepada Gubernur.

"Melalui kegiatan seperti ini keluhan atau pertanyaan warga bisa terselesaikan. Mungkin dia tidak mengerti kemudian ngerti tetapi jalannya tidak tahu, kemudian dia juga bisa protes. Kalau kita bisa ngobrol seperti ini akan mengeliminasi persoalan," kata Ganjar.

Ia mencontohkan ada warga yang ingin mempunyai sapi tetapi tidak punya modal, maka orang tersebut langsung dipertemukan dengan Bank Jateng untuk menyelesaikannya. Ada yang mempunyai produk tetapi tidak bisa menjualnya, maka disarankan lewat aplikasi yang dimiliki, yakni sadewa market.

Ganjar mengatakan, sebenarnya hal-hal praktis seperti itu mendorong mayarakat untuk mengedukasi. "Sebenarnya semua persoalan bisa diselesaikan dan melalui program ini bisa saling meledek, guyonan, saya sendiri minimal merasa seperti mereka, saya menjadi bagian dari mereka, mereka tidak sungkan kepada saya, bisa marah-marah pada saya. Hal seperti ini justru 'ngangeni' bagi saya," ujarnya.

Ia mengatakan, selama ini masyarakat bisa memproduksi tetapi belum bisa menjual produk. "Menghadapi permasalahan seperti ini, terutama bagi UMKM silakan memanfaatkan media sosial untuk promosi. Jangan menggunakan medsos untuk menyebarkan berita hoax," pinta Ganjar. (yps/ant)

Berita terkait