Untuk Indonesia

Neno-Dhani Jangan Play Victim

Setiap ada penghadangan, tagar #GantiPresiden langsung berubah jadi #MewekBerjamaah.
Neno-Dhani Jangan Play Victim | Neno Warisman dan Ahmad Dhani Presetyo. (Foto: Sijori Post)

Oleh: Permadi Arya*

Setiap ada penghadangan, tagar #GantiPresiden langsung berubah jadi #MewekBerjamaah seolah menjadi korban kezaliman sebuah persekongkolan jahat antara aparat dan relawan pro Jokowi. Ini adalah penggiringan opini sesat.

Play Victim (bersandiwara seolah korban) ini adalah peran yang sedang dimainkan oleh Mbak Neno Warisman, Mas Ahmad Dhani dan seluruh pendukung aksi #GantiPresiden. Padahal yang hadang mereka warga, bukan relawan apalagi aparat.

Warga yang resah oleh orasi Mbak Neno yang meneriakkan jihad menghasut perang analogikan aksi #GantiPresiden bagai "perang Badar" jaman nabi, provokasi permusuhan yang bisa benturkan rakyat vs rakyat, atau rakyat vs aparat

Warga yang gerah aksi #GantiPresiden mengujar kebencian kepada Presiden RI Joko Widodo menyerang dengan narasi-narasi HOAX Hate Speech seperti kebangkitan PKI, negara akan dikuasai China, rezim anti Islam, kriminalisasi ulama, dan berbagai HOAX semacam itu

Warga yang kesal melihat tindakan barbar relawan aksi #GantiPresiden melakukan persekusi memaki keji seorang ibu dan anak tak berdaya di CFD DKI beberapa waktu silam. Atau massa aksi #GantiPresiden yang memukuli relawan Jokowi di Makassar

Warga yang marah oleh adanya ajakan Makar yang menunggangi aksi #GantiPresiden dalam spanduk-spanduk yang tersebar di berbagai kota mengajak "tegakkan Khilafah" dan "dirikan negara islam", ajakan makar mengerikan yang didiamkan oleh Mardani Ali Sera sebagai inisiator aksi

Tapi ini semua diputarbalikkan seolah-olah siapa pun yang menentang aksi suci #GantiPresiden adalah manusia penuh dosa. Ditambah lagi bumbu teori konspirasi adanya persekongkolan jahat antara pemerintah dan massa penghadang, lagi-lagi salah Jokowi.

Tidak ada keberpihakan aparat saat meminta Mbak Neno mengalah kembali pulang, atau saat meminta Mas Dhani mengalah tidak deklarasi, tapi semata-mata karena aparat menilai situasi itu yang terbaik demi menjaga kamtibnas dan menghindari gesekan fisik

Tidak ada juga pesanan rezim yang panik, tapi murni inisiatif warga jika pinjam istilah Pak Anies Baswedan. Warga yang antipati pada tingkah polah aksi #GantiPresiden yang narasi-narasinya bikin panas penuh provokasi seperti ingin benturkan rakyat.

Peran regulator KPU dan Bawaslu sangat vital dalam hal ini karena situasi akan semakin memanas bukan tidak mungkin bisa benar-benar terjadi gesekan. Seperti sebuah bom waktu semakin dibiarkan semakin berisiko mengancam disintegrasi, tinggal masalah waktu.

Padahal menurut UU Pemilu nomor7 sebenarnya aksi #GantiPresiden ini bisa dikategorikan sebagai "mencuri start" karena berupa ajakan untuk tidak memilih salah satu capres yang dilakukan di luar masa kampanye.

Berdasarkan UU Pemilu nomor7 ini harusnya KPU dan Bawaslu sebagai regulator bisa melakukan tindakan untuk menghentikan sementara aksi #GantiPresiden sampai masuk masa kampanye demi kamtibnas sebelum terjadi gesekan sebelum jatuh korban

Semoga KPU dan Bawaslu tidak "masuk angin" karena nasib bangsa dipertaruhkan dalam hal ini.

*Permadi Arya Pengamat Media Sosial, Kader Ansor NU

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.