Sleman - Poniyem Sastro Suradi 75 tahun, warga Gedongan, Sinduadi Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, memilih nekat memilih gantung diri di rumahnya. Korban nekat mengakhiri hidupnya diduga karena mengidap penyakit keropos tulang pinggang yang tidak kunjung sembuh.
Kabar nenek bunuh diri yang terjadi pada Jumat 7 Februari 2020 sekitar pukul 07.15 WIB ini sempat menggegerkan warga setempat. Adalah anak kandungnya, Paiyem 47 tahun, yang pertama kali menemukan korban gantung diri. Korban gantung diri menggunakan tali plastik dan masih memakai baju daster.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Mlati, Inspektur Satu Nur Dwi Cahyanto saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu. "Memang benar ada korban gantung diri di wilayah Mlati," katanya kepada wartawan, Jumat 7 Februari 2020.
Iptu Dwi mengatakan, korban pertama kali ditemukan oleh Paiyem 47 tahun yang merupakan anak korban. Paiyem selesai mengantarkan anaknya pergi ke sekolah saat masuk rumah kaget mendapati korban sudah dalam kedaan gantung diri di pintu belakang.
Mengetahui korban sudah dalam keadaan meninggal, saksi lantas memberitahukan kepada saudaranya yang sedang tidur di dalam kamarnya. Keduanya kembali mengecek untuk memastikan keadaan korban. Ternyata ibunya sudah meninggal dengan cara yang mengenaskan.
Korban meninggal murni gantung diri dan tidak ditemukan tanda-tanda penganiyaan maupun kekerasan.
Pihak keluarga kemudian melaporkan ke Dukuh setempat dan diteruskan ke Polsek Mlati. Mendapat informasi itu, anggota Polsek Mlati dan Tim Indentifikasi Polres Sleman langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan pemeriksaan pada korban.
Iptu Dwi mengatakan dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan di tubuh korban. Korban meninggal diperkirakan sudah ada tiga jam setelah ditemukan. "Korban meninggal murni gantung diri dan tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan maupun kekerasan," katanya.
Berdasarkan keterangan keluarga, korban mengakhiri hidupnya dengan gantung diri karena kesakitan akibat mengidap penyakit keropos tulang pinggul yang dideritanya. Korban diduga frustasi karena penyakit tersebut.
Atas kejadian tersebut, pihak keluarga menerima atas peristiwa itu sebagai musibah. Keluarga korban selanjutnya membuat surat pernyataan tidak akan menuntut dan jenazah korban dimakamkan oleh pihak keluarga. []
Baca Juga:
- Ayah di Sleman Pulang Kaget Anak Tewas Menggantung
- Dilarang Minum Miras, Pria di Maluku Gantung Diri
- Pria Tua di Langkat Tulis Surat Sebelum Gantung Diri