Bulukumba - Sesosok mayat wanita ditemukan tergeletak di area perkebunan Bontonangka, Desa Malleleng, Kecamatan kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulsel, Jumat 24 Januari 2020, kemarin. Sosok mayat ini sudah dalam keadaan membusuk dan berulat.
Belakangan diketahui, mayat berjenis kelamin perempuan ini bernama Manong, 75 tahun, asal Tombolo, Desa Tana toa, Kajang. Ia ditemukan pertama kali oleh dua orang petani bernama Mangung dan Salleng yang tengah membajak sawahnya.
Ciri-ciri korban pada saat ditemukan, memakai baju warna hitam dan sarung hitam.
Kasat Reskrim Polres Bulukumba, AKP Berry Juana Putra mengatakan, almarhum ditemukan ditengah kebun dalam kondisi posisi terlentang menghadap keatas dengan keadaan membusuk dan mulai berulat.
"Ciri-ciri korban pada saat ditemukan, memakai baju warna hitam dan sarung hitam. Tubuhnya sudah mulai rusak sehingga agak sulit untuk diketahui, tapi berdasarkan keterangan warga serta ciri-ciri korban, dia adalah Manong," kata Bery Juana Putra, saat dikonfirmasi Tagar Sabtu 25 Januari 2020.
Berdasarkan keterangan keluarga almarhum bahwa Manong ini sebelumnya meninggalkan rumahnya pada Kamis, 16 Januari 2020, sekitar pukul 08.00 WITA lalu.
Namun hingga malam hari, Manong tak kunjung pulang ke rumahnya sehingga pihak keluarganya dan warga sekitar langsung mencari korban di lokasi yang sering didatanginya. Tapi, hingga pukul 24.00 WITA, Manong tak kunjung ditemukan.
Korban ini menghilang hampir seminggu. Dan ia baru didapat setelah dua orang petani yang baru saja membajak sawah mencium bau busuk seperti bangkai.
Setelah melakukan pencarian berhari-hari tapi juga tak kunjung ditemukan. Alhasil, almarhum pun baru ditemukan pada Jumat 24 Januari 2020, sekitar pukul 17.00 WITA.
Jazad Manong ini baru ditemukan setelah dua orang petani di lokasi kejadian mencium bau menyengat dan menemukan parang seperti milik Manong yang tergeletak disekitar persawahan saksi.
"Korban ini menghilang hampir seminggu. Dan ia baru didapat setelah dua orang petani yang baru saja membajak sawah mencium bau busuk seperti bangkai. Jadi dua petani ini curiga jika bau itu jazad Manong dan setelah mencari asal usul bau itu, sehingga langsung menemukan jasad Manong," jelasnya.
Bery menerangkan jika menurut keluarga dari korban bahwa selama ini Manong mempunyai riwayat penyakit gangguan kejiwaan, bahkan ia juga sudah kerap kali mengalami sesak nafas. Dan dalam peristiwa ini, keluarga korban juga tidak keberatan dan mengganggap kematian korban ini wajar dan menolak untuk di otopsi.
"Pihak keluarga pada malam itu juga langsung menguburkan korban karena mengingat jazad almarhum sudah mulai rusak dan membusuk," pungkasnya. []
