Negara-negara Eropa Tak Sepenuhnya Dukung Sanksi AS Kepada Rusia

Sebagian ekspor ke Rusia yang dilarang akibat penerapan sanksi Amerika, ditanggapi dengan keengganan oleh negara-negara Eropa
Meski Jerman telah menghentikan pembangunan pipa gas "Nord Stream-2" dari Rusia, namun negara-negara Eropa masih membeli minyak dan gas dari Rusia setelah invasi ke Ukraina (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP)

Jakarta – Sebagian ekspor ke Rusia yang dilarang akibat penerapan sanksi Amerika, ditanggapi dengan keengganan oleh negara-negara Eropa. Pada dasarnya mereka harus memberi tahu perusahaan-perusahaan Eropa itu untuk merelakan beberapa miliar dolar pendapatan tahunan yang diperoleh dari ekspor ke Rusia akan hilang begitu saja.

Ketika terjadi kebuntuan, para perunding AS minta Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, menghubungi mitra-mitranya. "Anda bisa mengatakan 'tidak' sekarang, tetapi ketika kantong-kantong mayat keluar dari Ukraina, Anda tidak ingin menjadi penentang," kata Raimondo kepada mitra sekutunya. "Lakukan hal yang benar," katanya.

Semua mitra AS di Eropa menandatangani kesepakatan itu, dan itu sebelum invasi Rusia ke Ukraina.

Raimondo mengatakan apa yang akhirnya mendorong kesepakatan itu dan waktu yang cepat adalah ancaman serangan Putin dalam waktu dekat di Ukraina.

Negara-negara terkaya di dunia kecuali China secara langsung menghadapi Putin dengan cara yang mereka sukai, dengan memberlakukan sanksi di mana kekuatan ekonomi mereka berkaitan dengan kerentanan Rusia. Rusia bergantung pada AS, Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan untuk teknologi canggih dan investasi, maka sekutu memutuskan hubungan ekonomi dengan Moskow.

Ini adalah "permainan strategis" yang dirancang untuk menjatuhkan Putin, karena investor asing menarik uang mereka sebagai tanggapan atas serangan itu. Strategi ini juga merupakan pertunjukan persatuan yang luar biasa yang dapat diuji dalam beberapa minggu mendatang oleh ketergantungan sekutu sendiri pada bahan bakar fosil.

Kelompok ekonom hari Kamis, 17 Maret 2022, memperkirakan, negara-negara Uni Eropa telah mentransfer lebih dari 14,7 miliar dolar AS ke Rusia untuk minyak, gas alam, dan batu bara sejak perang dimulai, yang pada dasarnya mendanai perang Putin.

pm italiaPerdana Menteri Italia, Mario Draghi (Foto: voaindonesia.com/AP)

Sementara itu, Perdana Menteri Italia, Mario Draghi, hari Jumat, 18 Maret 2022, mengumumkan langkah-langkah penting untuk mengurangi lonjakan harga bahan bakar, gas dan listrik di negaranya. "Hingga akhir April harga BBM di SPBU akan turun 25 sen," kata Draghi.

"Kami akan meningkatkan jumlah keluarga yang akan terhindar dari kenaikan tagihan dari 4 juta menjadi 5,2 juta, dan mereka akan membayar energi dengan harga yang sama seperti yang mereka bayar pada musim panas lalu," tambahnya.

Draghi menjelaskan, dana untuk memangkas harga bahan bakar dan membantu keluarga membayar tagihan yang meroket, berasal dari pajak tambahan atas keuntungan yang berasal dari naiknya harga bahan-bahan baku (ps/lt)/voaindonesia.com. []

Australia Jatuhkan Sanksi Baru Terhadap Rusia

Australia dan Selandia Baru Dukung Sanksi Terhadap China

Uni Eropa Lagi-lagi Jatuhkan Sanksi untuk Rusia

Sanksi yang Bertubi-tubi Diprediksi Akan Runtuhkan Ekonomi Rusia

Berita terkait
Sanksi yang Bertubi-tubi Diprediksi Akan Runtuhkan Ekonomi Rusia
Dalam jangka panjang perekonomian Rusia diperkirakan akan sulit bertahan dalam menghadapi serangan sanksi terkoordinasi bertubi-tubi dari Barat
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.