Negara dengan Utang Luar Negeri Terbesar Tahun 2019

Bank Dunia (World Bank) meriils laporan terbaru terkait statistik utang internasional negara-negara berpendapatan rendah hingga menengah.
Ilustrasi Utang Luar Negeri.Bank Dunia (World Bank) meriils laporan terbaru terkait statistik utang internasional negara-negara berpendapatan rendah hingga menengah (Foto: Tagar|scmp.com|Ilustrasi Utang Luar Negeri).

Jakarta - Bank Dunia (World Bank) merilis laporan terbaru terkait statistik utang internasional (International Debt Statistics) negara-negara berpendapatan rendah hingga menengah pada 12 Oktober 2020. Indonesia pun masuk menjadi salah satu negara yang memiliki utang luar negeri terbanyak di dunia dengan menempati posisi ketujuh.

Menurut data Bank Dunia, jumlah arus keuangan baik utang luar negeri dan modal asing di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tahun 2019 hanya mencapai US$ 909,7 miliar. Jumlah tersebut menurun 14,25 persen dibandingkan pada tahun 2018.

Sementara, utang luar negeri tercatat juga mengalami penurunan paling besar mencapai 28,03 persen menjadi US$ 382,8 miliar. Untuk arus modal asing ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah hanya turun 0,4 persen menjadi US$ 526,9 miliar di tahun 2019.

Penurunan utang luar negeri tersebut disebabkan kontraksi yang parah dalam arus masuk utang jangka pendek yakni turun 86 persen dari US$ 219 miliar menjadi US$ 30 miliar pada tahun 2018. Mayoritas penurunan tersebut bisa dikaitkan dengan penurunan tajam dalam aliran utang jangka pendek ke China yang berubah menjadi negatif minus US$ 14 miliar pada tahun 2019 meski di tahun 2018 utang luar negeri Negara Tirai Bambu  bertambah US$ 188 miliar.

10 Negara dengan Utang Luar Negeri Tertinggi

  1. China US$ 2,1 triliun
  2. Brasil US$ 569,29 miliar
  3. India US$ 560,03 miliar
  4. Rusia US$ 490,72 miliar
  5. Meksiko US$ 469,72 miliar
  6. Turki US$ 440,78 miliar
  7. Indonesia US$ 402,08 miliar
  8. Argentina US$ 279,30 miliar
  9. Afrika Selatan US$ 188,10 miliar
  10. Thailand US$ 180,23 miliar

Jika ditarik ke belakang, tercatat utang luar negeri (ULN) Indonesia mengalami peningkatan sejak tahun 2009. Namun, peningkatan ULN Indonesia diiringi dengan peningkatan pendapatan nasional bruto (PNB) atau produk domestik bruto (PDB).

Perkembangan ULN Indonesia

  • Tahun 2009 US$ 179,40 miliar (kurs saat ini)
  • Tahun 2015 US$ 307,74 miliar
  • Tahun 2016 US$ 318,94 miliar
  • Tahun 2017 US$ 353,56 miliar
  • Tahun 2018 US$ 379,58 miliar
  • Tahun 2019 US$ 402,08 miliar (naik 5,9 persen)

Peningkatan PDB Indonesia

  • Tahun 2009 US$ 502,69 miliar
  • Tahun 2015 US$ 832,30 miliar
  • Tahun 2016 US$ 902,04 miliar
  • Tahun 2017 US$ 983,04 miliar
  • Tahun 2018 US$ 1.012,28 miliar
  • Tahun 2019 US$ 1.085,71 miliar

Dilihat dari keduanya, rasio utang terhadap PDB Indonesia bisa dikategorikan stabil setiap tahunnya.

  • Tahun 2009 sebesar 34 persen
  • Tahun 2015 sebesar 37 persen
  • Tahun 2016  35 persen
  • Tahun 2017  36 persen
  • Tahun 2018 37 persen
  • Tahun 2019 37 persen

Dari jumlah tersebut, ULN Indonesia di tahun 2019 mayoritas berasal dari utang jangka panjang mencapai US$ 354,54 miliar setara Rp 5.238 triliun. Sedangkan, utang jangka pendek sebesar US$ 44,79 miliar setara Rp 661 triliun.

Dari sisi kategori krediturnya, utang luar negeri di tahun 2019 berasal dari sektor swasta mencapai US$ 181,25 miliar setara RP 2.678 triliun. Sedangkan dari penerbitan surat utang sebesar US$ 173,22 miliar setara RP 2.559 triliun. []

Berita terkait
Bank Indonesia Akui Utang Luar Negeri Indonesia Naik
Bank Indonesia menyebutkan, utang luar negeri Indonesia meningkat, yang akhir Agustus 2020 tercatat Rp 6.082,17 triliun.
Bank Indonesia Bicara Struktur Utang Luar Negeri
Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia sebesar 404,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir Mei 2020.
Indef Soroti Utang Meningkat untuk Renegosiasi ke Kreditur
Peneliti Indef Bhima Yudhistira menilai sebaiknya pemerintah renegosiasi terkait utang luar negeri Indonesia kepada kreditur.