Nasib Pencari Suaka di Jakarta Setelah 31 Agustus?

Pemprov DKI Jakarta bakal menghentikan bantuan sosial kepada pencari suaka di Jakarta Barat pada 31 Agustus 2019.
Para pengungsi/pencari suaka asal Sudan-Somalia berkumpul di luar pagar Gedung eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat, Jumat 23 Agustus 2019. (Foto: Antara/Ricky Prayoga)

Jakarta - Pemprov DKI Jakarta bakal menghentikan bantuan sosial kepada pencari suaka yang memenuhi Gedung eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat pada 31 Agustus 2019. Lantas bagaimana nasib pencari suaka tersebut di Jakarta?

Salah seorang pengungsi asal Afganistan, Ali Khan mengaku memang sejak 22 Agustus 2019, sudah tidak ada lagi suplai makanan, air dan listrik bagi mereka dari Dinas Sosial DKI Jakarta.

"Anda bisa melihat disini sudah tidak air, makanan dan tidak listrik sampai batas waktu akhir bulan nanti," ucap Ali di lokasi penampungan di Kalideres, Jakarta Barat, Jumat, 23 Agustus 2019, seperti diberitakan Antara.

Untuk sementara kami bertahan di sini sampai 31 Agustus 2019.

Dia mengatakan para pengungsi dan pencari suaka yang berjumlah 1.151 orang, sudah mengetahui bantuan akan dihentikan pada 31 Agustus 2019. Bahkan dihari yang sama mereka juga harus keluar dari lokasi itu.

"Untuk sementara kami bertahan di sini sampai 31 Agustus 2019. Kami memang akan pindah (keluar), tapi kami belum tahu ke mana lagi," ujarnya.

Ali mengungkap sudah sekitar lima tahun berada di Indonesia. Tetapi, ketika belum pasti akan ke mana dan tidak ada kepastian nasib, mereka akan kembali mendirikan tenda di kantor perwakilan Komisioner Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

"Iya ada yang ke sana lagi, yang lainnya belum tahu ke mana," ucap Ali.

Ketika ditanyakan apakah dirinya bersedia dikembalikan ke negaranya jika nanti ditetapkan untuk dideportasi dari Indonesia, Ali bersedia dengan catatan negara asalnya bisa menjamin keamanan jiwanya.

"Sejauh ini belum ada rencana kembali karena ada masalah di sana (perang), saya tidak punya siapa-siapa lagi di sana, ibu saya, ayah saya, saudara saya meninggal karena perang, saya juga tidak bisa bekerja di sana. Tapi jika Afganistan bisa menjamin jiwa dan kepastian kehidupan saya, saya bersedia pulang," ujarnya.

Dari pantauan di lokasi, ketika masuk ke kawasan Gedung eks Kodim Kalideres, Jakarta Barat, terlihat gerbang yang digantung pengumuman "Dilarang keluar masuk area penampungan lebih dari 10 jam malam bagi WNA" setengah dibuka.

Saat masuk tercium bau tak sedap, karena ada beberapa unit toilet yang rusak. Petugas keamanan yang terdiri dari anggota Kepolisian dari Polsek Kalideres dan Satpol PP Kecamatan Kalideres berjaga di seberang lokasi penampungan.

Para pengungsi dan pencari suaka melakukan berbagai kegiatan untuk menghibur diri seperti bermain bola voli, atau berjalan-jalan di sekitar lokasi penampungan.

Tidak terlihat adanya kegiatan di tenda Dinas Sosial DKI Jakarta di halaman lokasi penampungan. Dari keterangan para pengungsi dan masyarakat sekitar, kegiatan sosial di sana sejak Kamis 22 Agustus 2019 sudah tidak ada.

Sebelumnya dikabarkan terjadi bentrokan antara pengungsi/pencari suaka asal Afganistan dengan sesama pengungsi/pencari suaka asal Sudan-Somalia pada Kamis 22 Agustus 2019 petang, karena dipicu persoalan pembagian makanan.

Akibat bentrokan tersebut, satu orang polisi dikabarkan terluka memar di bagian lengan karena terpukul besi rangka tenda dan beberapa unit toilet portable rusak.

Untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan, para pengungsi asal Sudan dan Somalia memilih mengalah dan pindah di luar pagar Gedung eks Kodim Kalideres.[]

Berita terkait
Bamsoet Beberkan Kendala Pencari Suaka Menumpuk
Bamsoet mengatakan membeberkan kendala terkait pengungsi asing dan pencari suaka yang menumpuk Daan Mogot, Jakarta.
Sadarkah Kita Pencari Suaka dan Pengungsi di Indonesia Capai 14,405 Jiwa?
Peneliti dari IIS Departemen Hubungan Internasional Fisipol UGM Yogyakarta Atin Prabandari mengatakan, data dari UNHCR sampai saat ini 14,4 juta jiwa.
AS Usir Empat Pria Indonesia Pencari Suaka
Pemerintah Amerika Serikat mengusir pria Indonesia bernama Arino Massie dan tiga orang lainnya setelah mereka gagal mendapat suaka di AS selama dua tahun.
0
AHY Harus Capres atau Cawapres, Syarat Demokrat pada Calon Mitra Koalisi 2024, Apa Benar
Tak kunjung dapat mitra koalisi di Pilpres 2024, kabarnya Demokrat memasang syarat AHY harus capres atau cawapres di Pilpres 2024. Apa benar.