Nanotech Indonesia (NANO) Resmi Melantai di Papan Bursa

Dalam perdagangan perdananya, saham NANO sempat naik ke harga Rp 110 per saham, sebelum akhirnya turun 10% ke harga Rp 90 per saham.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Bursa Efek Indonesia kedatangan emiten baru pada awal tahun ini. PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) menjadi perusahaan kedua yang tercatat di papan bursa, 10 Maret 2022.

NANO adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi rekayasa lainnya dan aktivitas konsultasi manajemen.

Perseroan ini melepas sebanyak 1,28 miliar saham atau setara dengan 29,99% saham yang dilepas ke masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp 100 per sahamnya, sehingga total dana hasil IPO yang diperoleh NANO adalah sebesar Rp 128,50 miliar.

Dalam perdagangan perdananya, saham NANO sempat naik ke harga Rp 110 per saham, sebelum akhirnya turun 10% ke harga Rp 90 per saham.

Selain itu, NANO juga menerbitkan sebanyak 1.028.000.000 waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak 34,27% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum perdana saham ini disampaikan.

Setiap pemegang 10 saham baru perseroan berhak memperoleh 8 Waran Seri I dimana setiap 1 Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1saham baru. Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak untuk melakukan pembelian saham biasa atas nama dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 125 yang dapat dilakukan setelah 6 bulan sejak efek dimaksud dicatatkan di BEI.

Selama masa penawaran umum yang berlangsung pada tanggal 2-8 Maret 2022, Suryandaru, Direktur Utama PT Nanotech Indonesia Global Tbk menerangkan, saham NANO banyak diminati oleh masyarakat dengan adanya kelebihan permintaan alias oversubscribed sekitar 46,39 kali dari porsi penjatahan terpusat atau pooling yang ditawarkan kepada masyarakat, sehingga total hasil pelaksanaan Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 128,50 miliar

Perseroan yang berdomisili di Tangerang Selatan ini telah bergelut di bidang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi rekayasa lainnya dan aktivitas konsultasi manajemen lainnya selama kurang lebih 3 tahun.

Menurut Suryandaru, dengan menyandang status sebagai perusahaan terbuka akan menjadikan Perseroan untuk selalu menerapkan prinsip good corporate governance dalam setiap langkah yang diambil.

Diharapkan dengan menjadi perusahaan terbuka, Perseroan ini dapat memanfaatkan kesempatan untuk berkembang dan tumbuh menjadi lebih besar yang tentunya dengan dukungan masyarakat sebagai salah satu pemegang saham Perseroan.

"Meskipun kondisi perekonomian nasional yang belum pulih total sebagai akibat Pandemi COVID-19, kami tetap optimis bahwa kegiatan usaha yang dijalankan Perseroan akan memberikan kontribusi positif bagi pemegang saham dan para pemangku kepentingan," pungkasnya.[]

Baca Juga:

Berita terkait
WHO Kini Sebut Booster Covid-19 Justru Diperlukan
Pernyataan itu bertolak belakang dengan desakan badan PBB sebelumnya bahwa booster tidak diperlukan dan berkontribusi pada ketidakadilan vaksin
Polri Berkomitmen Ciptakan Iklim Investasi yang Kondusif
Namun, kata Sigit, dengan adanya pencegahan dan pendampingan diharapkan hal itu menjadi upaya terakhir atau Ultimum Remedium.
Pemerintah Ukraina Mulai Evakuasi warga sipil dari Sejumlah Kota yang Terkepung
Warga sipil terjebak dalam perang sejak pasukan Rusia menggempur Ukraina pada 24 Februari 2022.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina