Musik Blues dalam Lagu Betawi Benyamin S.

Penyanyi Betawi paling terkenal, Benyamin S. memasukkan unsur blues dalam lagu-lagunya. Menarik dan segar.
H. Benyamin Sueb. (Foto: Instagram/@19orangebetawi28)

Oleh: Idrus Shahab

BLUES dalam bahasa Indonesia rupanya bukan cuma “Blues untuk Bonnie”. Lima puluh tahun silam, waktu itu penyanyi Titiek Sandhora masih remaja berumur 15 tahun, ada sebuah blues yang memukau banyak penggemar musik pop.

“Merantau”, buah karya Yasir Syam, lagu yang mewakili genre musik populer di masa itu. Petikan bas gitarnya berdentum-dentum, bahkan sedikit mubazir. Bagian interlude yang diisi oleh lead guitar cenderung mengimitasi melodi utama sang lagu, nyaris tanpa improvisasi. Drum, rhythm guitar, semuanya dimainkan dengan gaya musik pop yang sangat bersahaja. Dan “Merantau” yang dinyanyikan Titiek Sandhora itu ternyata lekas populer. Dari rekaman yang masih bersifat mono sekarang, kita bisa melihat bahwa lagu ini tersusun dengan nada-nada mayor yang cukup menyayat.

Benyamin juga mengikuti garis melodi yang sama. Ya, ia memetik ilham dari John Mayall...

Mengapa komponis Yasir Syam menggubah sebuah blues? Sebelum itu blues seringkali menjadi ornamen alias bagian dari kemasan sebuah lagu. Koes Ploes, lebih tepat lagi Tony Koswoyo, menyisipkan potongan blues di dalam lagu “Termenung Lesu” dan “Mungkin Kau Datang”. Dalam berbagai aransmen, gitaris Enteng Tanamal juga cukup aktif menyelundupkan percikan blues ke dalam aransemen lagu pop.

Legasi “blues kulit putih” --biasa disebut white blues-- seperti disebarkan melalui Eric Clapton dan John Mayall dapat dirasakan mengalir sampai jauh. Masuk ke Indonesia pada 1960-1970'an, blues memang hanya merupakan bagian dari suatu arus besar yang dikenal dengan nama musik pop Barat. “Dunia musik kita, apalagi yang diramaikan oleh radio-radio swasta, sangat Barat minded, “ demikian Denny Syakrie (alm, semoga beliau bahagia di alam sana), pengamat musik pop, mengenang periode itu.

Namun “Merantau” tidak berhenti pada ornamentasi. Blues di sini tidak lagi muncul dalam wujud “bungkusan”, tapi dalam “isi.” Yang terang, samar-samar kita pun bisa menangkap dan menyimpulkan bahwa jenis musik ini mengena untuk menyampaikan perasaan terdalam: rindu kampung halaman, atau kangen terhadap orang tua yang telah tiada. Siapa pun tahu lirik dengan tema perpisahan tak begitu tepat bila disampaikan dalam rock'n roll yang waktu itu sangat dipuja, atau boogie woogie yang tidak pernah lelah membuat orang berjingkrak.

Lagu ini bercerita tentang seorang muda yang terusik oleh seberkas suara gitar. Duduk seorang diri, ingatannya menyeretnya ke masa silam: kepada sosok ibu dan ayahnya.

Dalam perkembangannya di Amerika, blues memang tak selalu berbicara tentang penderitaan atau ketidakberdayaan menghadapi nasib buruk. Seperti dua kerabat genetisnya di atas, rock'n roll dan boogie woogie, blues bisa hadir di lantai dansa yang paling panas. Blues yang lahir dalam suasana padesan di ladang-ladang kapas yang mempekerjakan budak-budak kulit hitam itu telah menjadi warga kota. Dan di dunia musik pop Indonesia tahun 1970-an, blues juga hadir sebagai sosok urban. Ia bisa ceria, bisa kritis seperti yang dilakukan seniman Betawi Benyamin S.

Denny Syakrie mencium pengaruh John Mayall, tokoh blues kulit putih tahun 1970-an, dalam lagu “Luntang-lantung” yang ditulis dan dinyanyikan Benyamin. S. “Luntang-lantung” lagu yang berkisah tentang seorang pemuda yang putus asa mencari kerja. Perutnya keroncongan, jalannya sempoyongan. Tapi, ketika melepas penat di dekat sebuah rumah, ia disangka mencuri jemuran.

Permainan bas dan biola dalam lagu “Crying” yang dibawakan kelompok John Mayall & Bluesbreaker memang hadir dalam “Luntang-lantung”, tapi dalam tempo lebih cepat. Benyamin juga mengikuti garis melodi yang sama. Ya, ia memetik ilham dari John Mayall, tapi kemudian mengembangkan dengan kreativitasnya yang acap mencengangkan. []

Idrus Shahab, wartawan senior, pengamat musik.

Berita terkait
Katy Perry Akan Mundur Sementara dari Panggung Musik
Penyanyi Katy Perry mengumumkan rencananya untuk mundur sementara dari aktivitas bermusik.
Jejak Benny Likumahuwa di Kancah Musik Indonesia
Musisi senior Benny Likumahuwa meninggal dunia Lantas, seperti apa sosok dan perjalanan karir sang legendaris musik Jazz Indonesia?
Paul Gilbert dan Bumblefoot Bakal Main Blues di Jakarta
Gitaris legendaris Paul Gilbert dan Ron Bumblefoot Thal dikabarkan bakal tampil di Jakarta Blues International Festival (JBIF) 2019.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.