Murid SD di Amerika Serikat Belajar di Alam Suhu Titik Beku

Untuk hindari penyebaran virus corona, murid kelas 4 SD di sebuah sekolah di Portland, Maine, AS, lakukan pembelajaran tatap muka di luar ruangan
Murid-murid duduk di atas ember terbalik sambil belajar di alam bebas (Foto: voaindonesia.com – AP/Robert F. Bukaty)

Portland, Maine, AS - Selama pandemi virus corona (Covid-19), sekolah-sekolah di berbagai penjuru di Amerika Serikat (AS) yang mengadakan pelajaran tatap muka, kerap mengajak para muridnya keluar ruangan untuk mencegah penyebaran virus corona. Walau salju melanda dan suhu mencapai titik beku, para murid tetap semangat belajar di alam terbuka.

Kini, di tengah musim dingin dengan suhu yang turun drastis pun, sejumlah sekolah, bahkan di beberapa daerah dengan iklim terdingin, tetap berencana untuk mempertahankan sistem pengajaran di alam terbuka.

murid kelas 4Murid-murid kelas 4 SD di Portland, Maine, belajar mengenai kepingan salju di alam terbuka (Foto: voaindonesia.com – AP/Robert F. Bukaty)

Inilah yang dilakukan oleh Cindy Soule, seorang guru kelas empat SD di Portland, kota terbesar di negara bagian Maine, Amerika Serikat. Berbekal baju hangat dan masker, para muridnya berjalan keluar sambil menenteng ember berisi pensil dan papan klip, tanpa terpengaruh oleh salju yang melanda, bahkan suhu yang mencapai sekitar titip beku.

Berbagai hal mereka pelajari di taman komunitas, mulai dari penyerbukan, erosi yang merusak pohon, hingga kotoran beruang. Mereka juga belajar tentang salju dan bagaimana kepingan salju terbentuk, yang terinspirasi dari karya foto mendiang ahli meteorologi asal Vermont, Amerika, Wilson Bentley, yang dikenal dengan panggilan “Snowflake Bentley.”

siswa 4 sdSiswa 4 SD, Falis Asair sedang mempelajari kepingan salju saat pembelajaran luar ruang di Maine (Foto: voaindonesia.com – AP/Robert F. Bukaty)

Bentley adalah orang pertama yang menjepret foto kepingan salju secara detil. Menurut pengamatannya, setiap kepingan salju memiliki bentuk yang berbeda.

Para murid Cindy meneliti kepingan-kepingan salju dengan menggunakan kaca pembesar.

“Setelah memikirkan kembali apa yang bisa kita lakukan di sekolah, sangat jelas terlihat bahwa banyak kesempatan belajar yang luar biasa di alam sekitar kita," ujar Cindy Soule kepada Associated Press.Sistem pendidikan di kota Portland mengidentifikasi 156 lokasi pembelajaran di luar ruang di sebanyak 17 gedung. Beberapa diantaranya masih digunakan selama musim dingin ini, seperti yang dijelaskan oleh Brooke Teller, koordinator bagian pembelajaran di luar ruang.

“Ini bukan hanya sekadar mengajar dengan menggunakan yang ada di alam terbuka, tetapi hanya mengadaptasi apa yang telah dilakukan dan berada di alam bebas, agar tidak berada di ruangan yang tertutup, sehingga membuat kita merasa lebih aman," kata Brooke Teller.

Sumbangan pun mulai berdatangan. Serikat tukang kayu membuat 210 sandaran papan tulis untuk para guru. Pemerintah kota menyediakan tunggul-tunggul pohon, dan berbagai bisnis menyediakan ember untuk dijadikan tempat duduk. Pihak sekolah menggunakan dana pemerintah federal untuk membeli jaket, topi, sarung tangan, dan celana anti salju.

siswa khalitSiswa, Khalit Ibrahim, menggunakan kaca pembesar saat mempelajari kepingan salju (Foto: voaindonesia.com – AP/Robert F. Bukaty)

Distrik sekolah mengirimkan surat kepada orang tua murid yang dicetak dalam 11 bahasa, untuk menjelaskan ide tersebut. Cindy mengatakan, para orang tua murid menyambut ide ini dengan hangat.

Banyak sekolah menggunakan pedoman dari Departemen Kesehatan Masyarakat di Iowa, yang mengatakan bahwa anak-anak diperbolehkan berada di luar saat suhu mencapai sekitar titik beku, namun harus masuk ke dalam ruangan jika suhu turun ke sekitar -12 derajat Celsius.

Ini merupakan inisiatif pembelajaran di luar ruang yang dilaksanakan secara luas di Portland. Rencana kedepannya adalah untuk terus melakukan sistem ini, walau pandemi telah berakhir.

siswa falisSiswa 4 SD, Falis Asair saat pembelajaran luar ruang di Maine (Foto: voaindonesia.com – AP/Robert F. Bukaty)

Meskipun tidak diharuskan, para guru didorong untuk melakukan pengajaran di alam bebas. Brooke Teller mengatakan, survey dari sekolah menunjukkan, sekitar setengah dari jumlah guru juga melakukannya.

“Harapan kami selama ini adalah bahwa pembelajaran di luar ruangan ini bukan hanya menjadi jawaban untuk COVID, tetapi ini adalah inisiatif jangka panjang, yang akan kami kembangkan ke dalam kurikulum di distrik kami mulai sekarang," ucap Brooke Teller.

Cindy Soule mengatakan murid-muridnya tidak akan melupakan tantangan dari pandemi ini.

“Kita sedang berada di tengah pandemi dan berada di alam bisa mendatangkan kegembiraan. Saya ingin para murid saya bisa kilas balik dan bilang, “Wow, saya ingat tahun itu.” Kami menemukan banyak hal yang luar biasa," katanya.

Namun, Cindy berharap belajar di alam bebas bisa menjadi kenangan yang baik bagi mereka di tahun 2020 (di/jm)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Jumlah Kasus Virus Corona di Amerika Serikat Tembus 20 Juta
AS melaporkan konfirmasi kasus positif virus corona sampai tanggal 31 Desember 2020 tembus 20 juta yaitu sebanyak 20.034.309
Kasus Pertama Varian Baru Virus Corona di Amerika Serikat
AS laporkan kasus pertama varian baru virus corona, arian yang pertama kali muncul di Inggris itu telah ditemukan di Colorado
Amerika Serikat Mulai Distribusikan Vaksin Virus Corona
Pengiriman vaksin virus corona di Amerika Serikat dimulai tanggal 13 Desember 2020 dengan angkutan udara agar cepat sampai ke pusat-pusat vaksin