Mundur, Cara Mahathir Jegal Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia

Mahathir secara resmi telah mengundurkan diri sebagai PM Malaysia. Langkahnya ini diduga untuk menjegal Anwar Ibrahim naik jadi PM Malaysia.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. (Foto: themalaysianreserve.com)

Kuala Lumpur - Perdana Menteri (PM) Malaysia, Mahathir Mohamad, secara resmi telah mengajukan surat pengunduran diri kepada Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong, Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, hari ini, Senin, 24 Februari 2020. 

Namun pengunduran diri tersebut memunculkan spekulasi bahwa ini adalah cara Mahathir untuk menjegal Anwar Ibrahim menjadi Perdana Menteri Malaysia.

Mengutip Associated Press, Senin, 24 Februari 2020, Mahathir mundur setelah partai yang dipimpinnya, Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM), keluar dari koalisi Pakatan Harapan (PH). PH merupakan koalisi beberapa partai yang memimpin pemerintahan Malaysia saat ini.

Anwar Ibrahim dan Mahathir MohamadMantan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim dan Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad (ki-ka) tertawa mendengar candaan dari salah satu delegasi saat majelis umum United Malays National Organisation di Kuala Lumpur, 20 Juni 1998. (Foto: Antara/REUTERS/Stringer/File Photo)

Dikabarkan, Mahathir justru akan bergabung dengan partai oposisi, termasuk UMNO, untuk kembali berkuasa dan kembali menjadi perdana menteri. 

Seperti diketahui, PPBM membentuk koalisi bersama Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin Anwar. Bergabung juga Partai Tindakan Demokratis (DAP) dan Partai Amanah dalam pemilu 2018. Koalisi ini untuk melengserkan koalisi Barisan Nasional yang dipimpin UMNO, yang saat itu diketuai eks PM Najib Razak.

Sebelum Pemilu 2018, sudah ada perjanjian antara Mahathir dan Pakatan bahwa Mahathir akan menjadi PM selama dua tahun sebelum kemudian menyerahkan jabatan tersebut kepada Presiden PKR, Anwar Ibrahim.

Setelah dua tahun, para pendukung Anwar pun terus mendesak agar perjanjian soal dua tahun menjabat itu ditepati. Mahathir pun telah berulang kali menegaskan bahwa dirinya akan menyerahkan jabatannya ke Anwar setelah KTT APEC, November mendatang. 

Mendadak, Mahathir menyerahkan surat pengunduran diri hari ini dan partainya PPBM pun keluar dari koalisi PH. Manuver politik seakan mengulang permusuhan lama antara Mahathir dan Anwar beberapa dekade lalu. 

Saat Mahathir menjabat PM Malaysia beberapa tahun lalu, Anwar yang menjabat Wakil PM dipecat dengan tuduhan korupsi dan sodomi. Saat tak lagi berkuasa, Mahathir dan Anwar justru sepakat membentuk koalisi dalam pemilu Mei 2018 untuk melengserkan PM Najib Razak.

Gejolak politik ini sebenarnya sudah terlihat dalam beberapa bulan terakhir yang semakin terlihat lebih jelas pada Minggu, 23 Februari 2020 malam. Malam itu Anwar sebetulnya telah mengonfirmasi adanya upaya dari beberapa anggota Partai PPBM dan 'sejumlah pengkhianat' dari partainya sendiri, PKR, untuk membentuk pemerintahan baru.

Laporan dari media Malaysia The Star menyebutkan Wakil Ketua PKR, Azmin Ali, yang juga menjabat Menteri Perekonomian Malaysia bersama Ketua PPBM, Muhyiddin Yassin, yang juga menjabat Menteri Dalam Negeri, merapatkan barisan dengan sejumlah ketua partai oposisi. 

Laporan tersebut juga menyebut rapat itu juga dihadiri oleh Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam Malaysia (PAS). Hal ini semakin memicu spekulasi soal pergeseran loyalitas politik di antara anggota koalisi pemerintahan.

Azmin, Muhyididin dan beberapa tokoh politik dari UMNO, PAS serta dua partai lainnya dari Sarawak, dilaporkan bertemu Yang di-Pertuan Agong, Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, Minggu, 23 Februari 2020, untuk meminta dukungan. 

Sementara itu, sebelum Mahathir menyerahkan surat pengunduran diri ke Raja Malaysia, ternyata Anwar dan istrinya, Wan Azizah Wan Ismail, yang menjabat Wakil PM, disebut telah mendatangi rumah Mahathir pada Senin, 24 Februari 2020. Namun, Anwar tak mau mengungkapkan isi pertemuan dengan Mahathir. 

Anwar IbrahimMantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. (Foto: AFP)

Masih mengutip media Malaysia The Star, gejolak politik saat ini membuat Pemerintah Pakatan Harapan runtuh setelah kehilangan mayoritas di parlemen dengan keluarnya 26 anggota parlemen PPBM dan 11 lainnya dari PKR.

Koalisi yang berkuasa memiliki 139 anggota parlemen di parlemen dengan 222 kursi, yang terdiri dari PKR (50), DAP (42), PPBM (26).

Selain itu, Pakatan juga mengandalkan mitranya Partai Warisan Sabah (9) dan Upko (1).

Keluarnya PPBM dan 11 anggota parlemen dari PKR membuat Pakatan Harapan dan mitranya Warisan dan Upko kini hanya tersisa 102 anggota parlemen, kurang dari 10 anggota parlemen yang diperlukan untuk membentuk mayoritas minimum 112. []

Berita terkait
Mahathir Mohamad Mundur dari Kursi PM Malaysia
Mahathir Mohamad dilaporkan telah mengirimkan surat pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri Malaysia kepada Raja Malaysia Sultan Abdullah.
Mahathir Mohamad, PM Tertua dengan Kontroversinya
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, jadi tokoh politik tertua yang masih memegang jabatan penting di suatu negara
Anwar Ibrahim Bertemu dengan PM Mahathir Mohamad
Anwar Ibrahim bertemu Mahathir Mohamad di Kantor Perdana Menteri Putrajaya untuk membicarakan transisi kekuasaan dari Mahathir kepadanya
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.