Mumbai dan Shanghai Akan Lenyap, Bagaimana Kotamu?

Mumbai, Florida, dan Shanghai akan terendam air akibat pemanasan global, karena di pesisir beresiko saat es kutub mencair.
Ilustrasi Pemanasan Global. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Beberapa kota di dunia, seperti Mumbai, Florida, dan Shanghai akan terendam air akibat pemanasan global. Kota-kota tersebut berada di pesisir yang beresiko saat lapisan es kutub mencair.

Prediksi tersebut berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Breakthrough National Centre for Climate Restoration (BNCCR) atau Pusat Nasional Pemulihan Iklim yang berada di Australia. BNCCR adalah lembaga riset independen yang bertujuan untuk menginformasikan isu seputar perubahan iklim.

Manusia harus segera mengambil tindakan efektif atau terlambat dan menanggung resikonya.

Lembaga tersebut meminta mengkaji ulang Perjanjian Paris tentang perubahan iklim dengan membatasi kenaikan suhu global menjadi 3-5° C. Saat suhu bumi naik sebesar itu, beberapa wilayah dunia akan tenggelam.

Kenaikan suhu 3° C berarti kenaikan 0,5 m di permukaan laut yang membahayakan wilayah pesisir di seluruh dunia. 

"Jika perubahan iklim mencapai 3° C, sebagian besar Bangladesh dan Florida akan tenggelam, sementara kota yang berada di pesisir, seperti Shanghai, Lagos, dan Mumbai, akan terendam air. Kondisi itu menciptakan eksodus pengungsi iklim," dikutip dari hasil penelitian itu.

Ketika suhu naik lebih dari 3° C, lanjut hasil penelitian itu, efek domino akibat kerusakan Bumi mustahil untuk diperbaiki. Pada saat itu tidak ada lagi lapisan es kutub untuk memantulkan sinar matahari dan panas, Permafrost es Kutub Utara mencair dan melepaskan metana ke atmosfer dan beberapa hal mengerikan lain akibat suhu Bumi lebih panas. Bahkan, kenaikan suhu 4° C dapat memusnahkan hingga 80-90% populasi manusia global.

BNCCR memperkirakan jika tidak segera diambil tindakan, Satu miliar orang di Afrika Barat dan Timur Tengah pada tahun 2050 harus pindah karena iklim yang ekstrem. Bagian lain dunia akan mengalami bencana alam berupa gelombang panas, kebakaran hutan, banjir dan badai dengan daya rusak lebih besar selama lebih dari 20 hari, setiap tahunnya. 

Kesimpulan dari penelitian itu, saat ini perubahan iklim mencapai klimaknya, dan manusia harus segera mengambil tindakan efektif atau terlambat dan menanggung resikonya.” 

Hasil penelitian itu dirilis memperingati Hidup Sedunia baru-baru ini. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina