Mulai Tahun 2045, Luhut Sebut Indonesia Berhenti Impor Bahan Bakar Fosil

Luhut Binsar Pandjaitan pede bahwa Indonesia tidak perlu mengimpor bahan bakar fosil lagi untuk tahun 2024 mendatang.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dalam Peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi Tahun 2023-2024. (Foto: Tagar/Kemenko Marves)

TAGAR.id, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa Indonesia tidak perlu lagi mengimpor bahan bakar fosil, seperti bahan bakar minyak (BBM) maupun gas, pada tahun 2024 mendatang.

Pernyataan itu disampaikan Luhut dalam perhelatan World Economic Forum (WEF) Annual Meeting di Davos, Swiss pada Selasa, 17 Januari 2023. Hal itu ia terangkan berdasarkan riset yang telah dilakukannya.

Menurut Luhut, komoditas yang akan mengganti atau alternatif bahan bakar fosil adalah minyak kelapa sawit. Luhut menyebut pada 2045 itu, Indonesia dapat menghasilkan sekitar 100 juta ton crude palm oil (CPO).

“Kita sedang riset soal minyak kelapa sawit, karena kami percaya pada 2045, kami bisa produksi sekitar 100 juta ton minyak sawit,” kata Luhut kepada wartawan dikutip Kamis, 19 Januari 2023.

“30 persennya akan diarahkan untuk pangan dan sisa 70 persennya, kita bisa lakukan riset dan kita bisa bikin etanol. Jadi kita tidak perlu mengimpor minyak fosil pada saat itu,” kata dia lagi.

Luhut menjelaskan, pengembangan bahan bakar alternatif merupakan satu dari lima pilar ekonomi hijau yang tengah digencarkan Indonesia.

Keempat pilar lainnya yaitu dekarbonisasi sektor kelistrikan, transportasi rendah karbon yang salah satunya berupa adopsi kendaraan listrik, industri hijau, dan carbon sinks yang meliputi carbon capture dan carbon offset market.

Lebih lanjut, Luhut juga menyebut percepatan pencapaian net zero emission 2060 akan didorong dengan transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan.

“Makanya peran minyak sawit akan sangat besar di tahun-tahun mendatang,” katanya.

Pemerintah Indonesia disebut melakukan moratorium izin perkebunan kelapa sawit agar tingkat produktivitas bisa meningkat dari 2,3 ton per hektare menjadi 8 sampai 10 ton per ha.

Peningkatan itu targetnya dalam 10 sampai 15 tahun ke depan. Kebijakan moratorium sendiri juga dilakukan untuk menekan angka deforestasi akibat ekspansi kebun sawit.

Sebagai produsen CPO dan biodiesel terbesar di dunia, Indonesia telah mengimplementasikan program mandatori penggunaan biodiesel berbasis CPO sejak 2008.

Program mandatori dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi impor bahan bakar fosil, utamanya bahan bakar diesel, meningkatkan penggunaan energi terbarukan serta mengurangi emisi dari penggunaan bahan bakar fosil.

“Indonesia sudah membangun kolaborasi dengan Malaysia, saya rasa 74 persen akan berasal dari dua negara ini,” tutup Menko Marves Luhut. []

Berita terkait
Menko Luhut: Aksi Afirmasi Gernas BBI Berkontribusi Besar untuk Perekonomian Indonesia
Menko Luhut menggelar rapat koordinasi Persiapan Temu Bisnis V PDN dalam rangka Aksi Afirmasi Pembelian dan Pemanfaatan Produk Dalam Negeri.
Ubah Sampah Kota Jadi Bahan Bakar PLTU, PLN dan Pemkot Medan Bangun Pabrik Biomassa
PLN bersama Pemerintah Kota Medan meresmikan pabrik pengelolaan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) Plan di TPA Terjun, Medan.
Dukung Lingkungan Lebih Bersih, PLN Kolaborasi Olah 2,1 Ton Sampah Bantar Gebang Jadi Bahan Bakar PLTU
PLN bekerjasama dengan Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) dan Comestoarra bergerak mengurangi sampah Jakarta dengan mengolahnya.
0
Mulai Tahun 2045, Luhut Sebut Indonesia Berhenti Impor Bahan Bakar Fosil
Luhut Binsar Pandjaitan pede bahwa Indonesia tidak perlu mengimpor bahan bakar fosil lagi untuk tahun 2024 mendatang.