Untuk Indonesia

MUI Sejenis Rizieq Shihab atau Berbeda?

Kenapa MUI bungkam soal Rizieq Shihab. Banyak kemungkinan. Penjelasan ketiga, orang-orang dalam MUI memang sejenis, bersekutu, berkawan dengannya.
Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI). (Foto: Tagar/IslamIndonesia)

Oleh: Ade Armando*

Majelis Ulama Indonesia harus bicara soal Rizieq Shihab. Kalau MUI berharap ulama di Indonesia masih dihormati. Kalau MUI berharap umat Islam tidak jadi bahan tertawaan. Bahkan kalau MUI berharap Islam masih bisa dianggap sebagai agama yang membawa rahmat bagi sekalian alam. Kalau MUI masih punya semua harapan itu, bicaralah soal Rizieq.

Jangan bungkam, sehingga terkesan pengecut atau memang membenarkan perilaku Rizieq. MUI adalah tempat berkumpulnya para ulama di Indonesia. Selama tiga hari, MUI menyelenggarakan musyawarah nasional. Yang ramai dibicarakan adalah penggantian posisi Ketua Umum, Ma'ruf Amin. Para ulama itu kasak-kusuk soal kekuasaan. Kita harus ingatkan jangan cuma pikirkan kekuasaan, pikirkanlah umat dan bangsa. 

Salah satu isu terpenting soal Islam saat ini adalah soal Rizieq. MUI harus bicara soal ujaran-ujaran kebencian yang dilontarkan Rizieq. Rizieq menyuarakan revolusi. Dia mengancam akan terjadi pertumpahan darah. Dia mengancam akan terjadinya pemenggalan kepala. Dalam acara Maulid Nabi, dia bicara kotor tentang Nikita. 

Sebelumnya dia bahkan dituduh ber-chat dengan Firza. Dia menghina Kristen dengan mengejek: "Kalau Yesus anak Tuhan, bidannya siapa?" Dia menghina Hindu, menghina Sunda, menghina Presiden Soekarno. FPI, organisasi yang dipimpinnya melakukan rangkaian aksi kekerasan, di bawah perintah atau restunya. Rizieq melarikan diri ketika mau diperiksa polisi.

Di Saudi dia terkena perkara hukum. Dia terus menyebarkan kebohongan tentang kasus-kasus hukum yang menimpanya. Dia diklaim sebagai keturunan Nabi Muhammad yang seharusnya dihormati seluruh umat Islam. Dan orang ini, si Rizieq ini, dulu dielu-elukan sebagai Imam Besar imat Islam Indonesia.

MUI perlu menyatakan pada publik apakah yang dikatakan dan dilakukan Rizieq Shihab itu sesuai dengan Islam atau tidak.

Apa sikap MUI terhadap fenomena Rizieq ini? Kita sudah mendengar suara tajam dari tokoh Islam seperti Buya Syafii Maarif. Buya bahkan menyebut sikap mendewa-dewakan keturunan Nabi adalah perbudakan spiritual. Kita juga sudah mendengar pimpinan Muhammadiyah dan NU. Tapi yang mengherankan, MUI kok tidak pernah bicara soal Rizieq.

MUI perlu bicara karena ulama menempati posisi penting di Indonesia. Banyak orang Islam memandang hormat apa yang dikatakan MUI. MUI dilihat sebagai tempat berkumpulnya para ulama yang layak dijadikan panutan. Ketika MUI menyatakan sebuah tindakan sebagai haram, mayoritas umat Islam di Indonesia mematuhinya.

Karena itu pernyataan MUI tentang Rizieq dan FPI dan kelompok-kelompok radikal lainnya menjadi penting. MUI tidak bisa dong sekadar menyatakan Islam adalah agama damai. MUI tidak bisa sekadar mengutuk aksi kekerasan dan terorisme. MUI perlu menyatakan pada publik apakah yang dikatakan dan dilakukan Rizieq Shihab itu sesuai dengan Islam atau tidak.

Bila MUI diam saja, ada sejumlah kemungkinan penjelasan. Pertama, MUI mungkin menganggap caci-maki, omongan kotor, penyebaran kebohongan, ancaman kekerasan, ancaman pemberontakan, tindak kekerasan fisik yang diucapkan atau dilakukan Rizieq dan FPI adalah sejalan dengan ajaran Islam. Ini artinya omong kosong kalau Islam dikatakan sebagai ajaran damai.

Kalau MUI menyetujuinya, artinya MUI menganggap Allah memang memerintahkan umat Islam untuk bicara cabul, kotor, bohong, menebarkan permusuhan, dan kekerasan. Kalau MUI diam, artinya juga MUI memang tidak keberatan Rizieq dinobatkan sebagai imam besar di atas MUI.

Penjelasan kedua, MUI pengecut dan pragmatis. MUI ciut melihat besarnya pengaruh Rizieq. MUI takut melihat gerombolan pendukung Rizieq. MUI mungkin menganggap tidak usahlah bikin perkara dengan Rizieq, karena nanti dia akan membalas dengan cara yang menakutkan.

Kalau mereka tetap bungkam, umat Islam perlu tahu MUI tak bisa diharapkan sebagai panduan.

Atau barangkali MUI berpikir bahwa biarlah Rizieq melakukan itu semua, toh korbannya bukan kita. Kalau ada pertumpahan darah, yang dibunuhi kan bukan para ulama? Kalau dia bicara kotor, yang diserang kan artis yang liberal? Kalau dia menghina Kristen, ya itu kan bukan Islam. Jadi, MUI cari aman, penakut pragmatis.

Penjelasan ketiga, karena MUI atau orang-orang di dalam MUI memang bersekutu atau berkawan dengan Rizieq Shihab. Kita semua tahu di dalam MUI ada orang semacam Din Syamsuddin atau Tengku Zulkarnain. Mungkin ada banyak lagi yang semacam. Ini adalah para ulama yang menurut saya sih, memiliki kepentingan untuk menjadikan MUI sebagai kendaraan politik.

Salah satu tujuan politik mereka adalah merongrong atau menjatuhkan pemerintahan Jokowi. Mereka sejalan dengan Rizieq. Jadi, bagi mereka kehadiran Rizieq menguntungkan. Bahkan lebih dari itu, mungkin sekali juga mereka memang bekerja sama untuk mencapai kekuasaan di Indonesia. Karena itu mereka akan terus bungkam.

Saya tidak tahu mana argumen yang paling bisa diterima. Bisa saja ketiga alasan itu memang ada di MUI. Bisa saja ada alasan lain. Tapi apapun alasannya, dengan bungkam soal Rizieq, MUI sebenarnya sedang menghancurkan legitimasi kehadiran sebuah Majelis Ulama dan bahkan menghancurkan Islam di Indonesia.

Kalau MUI terus bungkam soal nasib bangsa, MUI akan kelihatan sebagai organisasi abal-abal. Jadi, kita lihat saja apa yang terjadi pada Munas. Kalau mereka tetap bungkam, umat Islam perlu tahu MUI tak bisa diharapkan sebagai panduan. Kita lihat. Kita perhatikan dengan akal sehat. Karena hanya dengan menggunakan akal sehat, negara ini akan selamat. 

*Akademisi Universitas Indonesia

Berita terkait
Sah, Kiai Miftachul Akhyar Ketum MUI Terpilih 2020-2025
Miftachul Akhyar resmi terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) masa bakti 2020-2025. Kiai Miftah menggantikan Maruf Amin.
Fatwa Terbaru MUI Haramkan Pakai Masker, Ini Ketentuannya!
Fatwa terbaru Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengharamkan pemakaian masker bagi kaum perempuan. Ketentuannya, diperbolehkan dalam kondisi tertentu.
Ketum MUI Terpilih 2020, Ini Profil KH Miftachul Akhyar
Mengenal lebih dekat sosok Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) terpilih masa bakti 2020-2025, KH Miftachul Akhyar. Ini Profil Kiai Miftah.