MSF Minta Jangan Ambil Untung dari Vaksin Corona

MSF menyerukan agar semua pihak tidak mematenkan atau mengambil untung dari penjualan obat, vaksin, atau tes untuk pandemi virus corona Covid-19.
Ilustrasi obat pasien Corona. (Foto: Pixabay/Kollsd)

Jakarta - Organisasi kemanusiaan medis internasional (Médecins Sans Frontières - Dokter Lintas Batas (MSF) menyerukan agar semua pihak tidak mematenkan atau mengambil untung dari penjualan obat, vaksin, atau tes untuk pendemi virus corona Covid-19.

"Kami juga meminta pemerintah untuk menangguhkan dan mengabaikan permintaan paten dan mengambil tindakan lain, seperti kontrol harga, untuk memastikan ketersediaan dan menekan harga serta menyelamatkan banyak nyawa," ucap Dana Gill, Penasihat Kebijakan Amerika Serikat (AS) untuk Kampanye Akses MSF, seperti keterangan tertulis yang diterima Tagar, Senin, 5 April 2020.

Baca Juga: Prancis Ingatkan Bahaya Efek Samping Obat Corona

Kanada, Chili, Ekuador dan Jerman telah mengambil langkah-langkah untuk mengesampingkan paten dengan mengeluarkan 'lisensi wajib' untuk obat-obatan Covid-19, vaksin dan alat medis lainnya. Demikian pula, pemerintah Israel mengeluarkan lisensi wajib untuk paten pada obat yang mereka teliti.

Gilead mendapat kritikan pedas karena rencanya untuk mematenkan temuan obat Covid-19

Belum lama ini, perusahaan farmasi AS, Gilead mendapat kritikan pedas dari kelompok masyarakat sipil dan MFS atas rencananya untuk mematenkan temuan obat remdivisir yang berpeluang dipakai untuk pengobatan pasien Covid-19. Gilead mengajukan permintaan khusus kepada Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA AS) untuk mematenkan remdesivir selama 20 tahun dan memungkinkan untuk kontrol monopoli yang dapat diperpanjang.

Alat Tes Covid-19Tangkapan layar pesan dan foto berantai yang mengklaim sebagai foto vaksin Covid-19. SGTI-flex COVID-19 IgM/IgG" bukanlah vaksin untuk COVID-19 melainkan alat pendeteksi COVID-19 asal Korea Selatan yang diproduksi oleh Sugentech. (Foto: Whatsapp)

Hasil awal dari uji klinis menggunakan remdesivir untuk mengobati Covid-19 diharapkan pada April. Namun, Gilead belum berkomitmen untuk tidak menegakkan patennya secara global.

"Gilead tidak memiliki bisnis yang mengambil keuntungan dari pandemi ini dan harus berkomitmen untuk tidak menegakkan atau mengklaim hak paten dan lainnya," kata Gill.

Kata Gill lagi,"Ini bahkan lebih keterlaluan ketika Anda mempertimbangkan jumlah yang luar biasa dari uang pembayar pajak dan sumber daya publik yang telah berkontribusi pada penelitian dan pengembangan remdesivir.”

Apa artinya tidak dapat merawat pasien karena  obat yang dibutuhkan terlalu mahal.

Penghapusan paten dan hambatan lain sangat penting untuk membantu memastikan bahwa ada cukup pemasok yang menjual dengan harga yang terjangkau semua orang. “Kami tahu betul dari pekerjaan kami di seluruh dunia, apa artinya tidak dapat merawat pasien karena obat yang dibutuhkan terlalu mahal atau tidak tersedia,” kata Dr Márcio da Fonseca, Penasihat Penyakit Menular di MSF's Access Kampanye.

MSF juga mencontohkan perilaku yang dilakukan produsen tes diagnostik Covid-19 AS, Cepheid. Korporasi ini baru saja menerima otorisasi penggunaan darurat FDA AS untuk tes Covid-19 yang cepat (Xpert Xpress SARS-CoV-2). Hasil tes ini dikaim hanya dalam 45 menit, menggunakan mesin pengujian yang telah secara rutin digunakan untuk tuberkulosis (TB), HIV dan penyakit lainnya.

Baca JugaAvigan Favipiravir, Obat Corona Bikinan Jepang

Cepheid baru saja mengumumkan akan membebankan biaya 9,80 dolar AS per tes di negara-negara berkembang. Termasuk negara-negara termiskin di dunia dengan penghasilan kurang dari dua dolar AS per hari.

"Dengan pandemi yang mengamuk, sekarang bukan saatnya untuk menguji harga tertinggi yang akan ditanggung pasar," kata Stijn Deborggraeve, Penasihat Diagnostik di MSF's Access Campaign. []

Berita terkait
Fakta atau Hoaks Vaksin Corona Sudah Ada di Pasaran
Dalam pesan berantai di WhatsApp memperlihatkan gambar yang diklaim sebagai vaksin Covid-19. Penampakan foto itu menjadi perbincangan warganet.
Apa Itu Tamiflu, Obat Positif Corona Saran Terawan
Menkes Terawan menyebutkan obat antivirus Tamiflu dipergunakan untuk menangani pasien positif corona di Indonesia. Apa itu Tamiflu?
Chloroquine Jadi Obat Virus Corona di Amerika
Obat anti malaria chloroquine dan hydroxychloroquine disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat jadi obat pasien Corona
0
Pengamat Nilai KPK Beri Harapan Tindak Lanjuti Penyelidikan Formula E
Gengan diperiksanya Gatot juga bisa memberikan informasi yang berarti dalam penyelidikan dugaan korupsi penyelenggaraan Formula E.