Monumen Polri, Saksi Forkopimda Jatim Tolak Kerusuhan

Forkopimda Jatim gelar deklarasi damai tolak kerusuhan di Monumen Polri Surabaya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat deklarasi masyarakat Jatim dan Surabaya tolak kerusahan untuk Indonesia Damai di Monumen Polri, Surabaya, Minggu 16 Juni 2019. (Foto: Ihwan Fajar)

Surabaya - Kasus pembakaran Mapolsek Tambelangan, Sampang, Madura, Jawa Timur (Jatim) menjadi pelajaran bagi Kepolisian Daerah (Polda) Jatim bersama seluruh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jatim. Polda Jatim pun membuat deklarasi masyarakat Jatim dan Surabaya tolak kerusuhan untuk Indonesia Damai di Monumen Polri, Surabaya, Minggu 16 Juni 2019.

Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan kegiatan deklarasi masyarakat Jatim dan Surabaya tolak kerusuhan untuk Indonesia Damai, bertujuan untuk menghadapi isu yang berkembang Jatim rawan kerusuhan pasca pembakaran Polsek Tambelangan.

Masyarakat Jatim ingin menjaga Surabaya. Menolak kerusuhan untuk Indonesia damai bersama-sama dengan masyarakat Jatim dan ini dilakukan serentak seluruh kabupaten/kota pada hari ini.

Dengan adanya kegiatan ini, kata dia diharapkan sinergitas seluruh unsur Forkopimda bersama masyarakat Jatim berkomitmen menolak kerusuhan agar Indonesia bisa damai.

Khofifah Konflik di Negara Islam Berawal dari Kerusuhan

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan konflik yang terjadi di sejumlah negara Islam di dunia berawal dari kerusuhan. Untuk itu, Khofifah yang tak lain Ketua Umum (Ketum) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ini, Forkopimda Jatim bertanggung jawab dalam menjaga keamanan dan kedamaian masyarakat.

"Saya kira kita banyak belajar bagaimana konflik berkepanjangan itu antara lain berawal dari kerusuhan yang menjadi konflik sosial, politik, dan masyarakat," ujarnya.

Dari pengalaman itu, kata dia, menjadi nyata di depan mata bagaimana kemudian proses itu membenturkan diantara banyak elemen strategis di banyak negara, khususnya negara Islam.

Baca juga: Khofifah Bahas Pembangunan Jatim dengan Gereja

"Belajar dari pengalaman dari konflik sosial berkepanjangan di banyak negara itu mari kita jaga Indonesia. Mari kita jaga kerukunan, mari kita jaga persatuan, menjaga keutuhan maka artinya kita tidak setuju adanya kerusuhan dari sekecil apapun," tegasnya.

"Saya minta kepada kita semua saling mencoba melakukan langkah preventif. Proses demokrasi adalah ruang yang dibuka oleh konstitusi kita, demokrasi disampaikan dengan cara yang santun, proporsional dengan menjaga hak-hak dari elemen yang lain," imbuhnya.

Oleh karena itu, pihaknya mendukung inisiasi dari Polda Jatim bersama Forkopimda dengan adanya deklarasi ini menyampaikan pesan bahwa masyarakat Jatim cinta Indonesia.

"Seluruh Forkopimda Jatim ingin menyampaikan pesan kepada Indonesia bahwa kami di Jatim, kami cinta indonesi, kami cinta damai, cinta NKRI dan tolak kerusuhan. Mudah-mudahan pesan ini bisa menyemai dibanyak pikiran dan hati warga untuk sama-sama jaga Indonesia damai," tukasnya.

Pangdam, Masalah Keamanan Tanggung Jawab Bersama

Sementara itu, Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI R. Wisnoe Prasetja Boedi, menambahkan masalah keamanan dan ketertiban menjadi tanggung jawab semua pihak.

Wisnoe juga mengingatkan kepada warga tentang bahaya informasi bohong atau Hoaks

"Apa sih yang menyebabkan permasalahan, biasanya karena informasi tidak benar. Untuk itu, semuanya juga mulai mengantisipasi hoaks dan berita yang tidak benar," tegasnya.

"Jika dapat berita hoaks, tidak usah di shared, itu yg nantinya akan bisa merusak suasana,"pungkasnya. []

Baca juga

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu