Moeldoko: Bicara Pancasila di Depan NU Seperti Menggarami Lautan

Moeldoko: bicara Pancasila di depan NU seperti menggarami lautan, kecintaan mereka pada bangsa dan negara tak perlu dipertanyakan lagi.
Moeldoko: Bicara Pancasila di Depan NU Seperti Menggarami Lautan | Kepala Staf Kepresidenan RI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menghadiri peringatan Nuzulul Quran di Kantor Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu 2/6/2018. (Foto: Dok. Staf Kepresidenan)

Jakarta, (Tagar 3/6/2018) - "Membincangkan konsep bela negara atau Pancasila di depan NU itu seperti menggarami lautan. Konsistensi perjuangan NU, Ansor, dan yang dijalankan oleh anggotanya di lapangan dalam menjaga kedaulatan dan membela NKRI sudah terbukti dan teruji."

Hal itu disampaikan Kepala Staf Kepresidenan RI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko saat menghadiri peringatan Nuzulul Quran sekaligus peringatan Hari Lahir Pancasila yang dirangkum dalam tema 'Alquran Suci Pancasila Sakti' di Kantor Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (2/6).

Moeldoko mengaku bahagia bisa bersilaturahmi dalam peringatan hari yang luar biasa tersebut dengan anak-anak muda NU yang kecintaannya terhadap bangsa dan negara tak perlu dipertanyakan lagi.

Moeldoko dan Pemuda AnsorMoeldoko memuji konsistensi perjuangan NU, Ansor, dalam menjaga kedaulatan dan membela NKRI sudah terbukti dan teruji

"Organisasi Ansor dan Banser ini luar biasa. Tidak hanya luar biasa, tapi juga ‘biasa di luar’," ujarnya.

Ia kemudian menerjemahkan maksud 'biasa di luar' bahwa yang diemban oleh Ansor dan Banser ini sebagai kiprah para anggotanya dalam kegiatan sosial di luar organisasi, peduli terhadap sesama yang membutuhkan, mengamankan saudara sebangsa yang sedang beribadah, termasuk bersilaturahmi dengan berbagai kelompok masyarakat.

Agama dan Pancasila dalam Konteks Bernegara

Walau seperti menggarami lautan, Moeldoko tetap memaparkan korelasi agama dan Pancasila dalam konteks bernegara.

"Hubungan antara agama dan Pancasila adalah hubungan yang saling memperkuat. Bukan saling bertentangan. Konsep Pancasila digali dari nilai-nilai yang luhur," katanya.

Moeldoko dan Pemuda AnsorMoeldoko bahagia berada ditengah keluarga NU

Ia menambahkan bahwa nilai-nilai di dalam Pancasila dapat dipahami dalam tiga tataran, yakni nilai filosofis, nilai instrumentalia, dan nilai pragmatis.

Sebagai nilai instrumentalia misalnya, Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

"Pancasila dijadikan rujukan untuk membuat konstitusi dan aturan-aturan hukum di bawahnya," terang pria kelahiran Kediri itu.

Moeldoko menyadari belakangan ini relevansi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mulai diusik dan dipertanyakan. 

"Masih validkah Pancasila itu? Pancasila tentu saja masih valid dalam berbagai dinamika sosial, dinamika politik, dan dinamika persaingan global. Kita tidak perlu khawatir," ujarnya.

Ia menjelaskan lebih lanjut, "Pancasila adalah ideologi yang terbuka, ideologi yang dinamis. Bagaimana mengejawantahkan, itu bisa disesuaikan dengan perkembangan lingkungan. Karena sifatnya yang terbuka, diskursus tentang hal itu pasti akan terjadi. Silakan mendiskursuskan Pancasila. Syaratnya, kuatkanlah ideologi kita terlebih dahulu. Kalau tidak kuat, justru kita bisa dimakan atau termakan."

Moeldoko dan Pemuda AnsorRatusan pengurus dan anggota Ansor datang dari berbagai daerah

Keadilan Sosial Era Jokowi

Dalam kesempatan ini Moeldoko juga menjelaskan gagasan sila kelima Pancasila, Keadilan Sosial, yang banyak dieksplorasi oleh Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

"Pembangunan sekarang lebih merata dan bergerak ke timur sehingga pembangunan menjadi lebih seimbang. Begitu juga dengan tekad Presiden Jokowi mewujudkan kebijakan ‘BBM Satu Harga’ di seluruh tanah air," terangnya.

"Begitu juga dengan adanya kartu pendidikan dan kesehatan dalam bentuk KIP dan KIS. Belum lagi pembagian sertifikat tanah untuk masyarakat, termasuk sertifikat untuk masjid dan pesantren," lanjutnya.

Turut hadir dalam acara ini adalah Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas dan tokoh senior NU yang juga mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara KH As’ad Said Ali serta ratusan pengurus dan anggota Ansor yang datang dari berbagai daerah. (rio)

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.