Modal Yogyakarta Bangkit dari Keterpurukan Ekonomi

Yogyakarta bersama Bali dan DKI Jakarta ekonomi minus 6,74 persen. Namun Yogyakarta punya modal bangkit dari keterpurukan. Ini penjelasannya.
Suasana diskusi bertajuk Di Ambang Resesi, Potensi dan Kapasitas Bank Daerah dalam Pertumbuhan Ekonomi yang Minus di BPD DIY, Jumat, 5 September 2020 sore. (Foto: Istimewa)

Yogyakarta - Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sedang terpuruk. Bahkan Yogyakarta bersama dua provinsi lainya, yakni Bali dan DKI Jakarta yang mengalami kontraksi ekonomi. Tiga provinsi mengalami minus 6,74% akibat corona. Namun, Yogyakarta memiliki modal bangkit dari keterpurukan tersebut. Berikut penjelasannya.

Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY Santosa Rahmad mengibaratkan Yogyakarta seperti sudah jatuh tertimpa tangga pula. Faktanya memang demikian, pembangunan Yogyakarta International Airport (YIA) yang sudah rampung, di mana tidak banyak uang beredar di Yogyakarta. Selain itu ditambah lagi dengan adanya pandemi Covid-19. 

Menurut dia, selama ada pandemi banyak proyek terpaksa dihentikan, akhirnya tidak ada perputaran belanja. Wisata terhenti, tidak ada peredaran wisatawan. "Pemasok barang dan jasa pun terhenti karena tidak ada permintaan,” ungkapnya dalam diskusi bertajuk Di Ambang Resesi, Potensi dan Kapasitas Bank Daerah dalam Pertumbuhan Ekonomi yang Minus, Jumat, 5 September 2020 sore.

Rahmad optimistis bahwa ekonomi DIY akan segera membaik dengan melihat banyak hal di lapangan. Selama beberapa pekan terakhir Yogyakarta mulai terjadi kemacetan terutama di kawasan wisata, terutama di Malioboro. Di kawasan yang menjadi ikon Yogyakarta ini sudah padat di masa new normal.

"Sudah mulai padat meski belum seramai saat normal sebelum pandemi. Tapi setidaknya hal tersebut ada banyak peredaran manusia, pasti ada yang membelanjakan uangnya di Yogyakarta," kata Rahmad.

Beberapa hari lalu trending topic di medsos, bahwa orang luar betapa ingin ke Jogja, kangen ke Jogja.

Menurut dia, destinasi Yogyakarta masih menjadi magnet yang luar biasa besar bagi wisatawan. Bahkan belum lama ini Yogyakarta sempat menjadi trending topic di twitter. "Beberapa hari lalu trending topic di medsos, bahwa orang luar betapa ingin ke Jogja, kangen ke Jogja,” katanya.

Belum lagi rencana mahasiswa yang akan datang ke Yogyakarta. Perlu dicatat, Yogyakarta merupakan Kota Pelajar, ada ratusan ribu mahasiswa dari berbagai daerah. Dia memprediksi meski mahasiswa belum datang, namun perekonomian sudah mulai tumbuh dari sektor wisata.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Amirullah Setya menyatakan meski pemerintah pusat menyatakan minus, Yogyakarta harus tetap optimistis. Ruas jalanan di Yogyakarta yaang sudah mulai ramai membuktikan ada aktivitas ekonomi mulai menggeliat.

Menurut dia, kondisi jalanan mulai raamai terlihat saat long weekend 17 Agustus dan Tahun Baru Hijriyah yang waktunya berdekatan. Saat itu Yogyakarta sudah ramai sekali. Jalanan padat, tempat parkir banyak yang penuh. Artinya ada kegiatan ekonomi," ungkapnya. []

Berita terkait
Jokowi: Kunci Membaiknya Ekonomi Adalah Kesehatan
Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah harus mengedepankan perhatian terhadap kesehatan di tengah pandemi Covid-19, setelah itu baru ekonomi.
Yogyakarta Deflasi Kala Ekonomi Mulai Bangkit
Ekonomi mulai menggeliat namun Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali deflasi 0,04 persen sepanjang Agustus 2020.
Target Pertumbuhan Ekonomi Perlu Dikaji Lagi
Anggota Komisi XI DPR, Junaidi Auly meminta pemerintah untuk menetapkan angka pertumbuhan ekonomi 2021 secara terukur dan realistis.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.