Jakarta - Pasukan Militer Prancis dilaporkan telah menewaskan sejumlah petinggi Islamic State in the Greater Sahara (ISGS) dalam operasi yang menargetkan para pemimpin jihadis di benua Afrika, salah satunya pemimpin IISGS, Adnan Abu Walid al-Sahrawi, dalam pertempuran di kawasan Afrika. Hal itu menjadi berita gembira bagi Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
"Ini menjadi kesuksesan besar lainnya dalam pertempuran kita melawan kelompok-kelompok teroris di Sahel," kata Macron dalam pernyataan via Twitter. Namun, Marcoon tidak menyebut dimana lokasi operasi yang menewaskan Sahrawi.
Sahrawi adalah pemimpin bersejarah ISIS di kawasan Sahel atau Afrika Barat. Tahun 2017 lalu, kelompok ISGS menargetkan tentara Amerika Serikat (AS) dalam sebuah serangan mematikan.
Pada 9 Agustus 2020, Sahrawi dimemerintahkan pembunuhan enam relawan kemanusiaan Prancis dan sopir mereka yang warga Niger.
Dilansir Reuters , Kamis 16 September 2021, ISGS yang masih afiliasi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) banyak disalahkan atas serangan jihadis yang bertubi-tubi di wilayah Mali, Niger dan Burkina Faso.
Area perbatasan ketiga negara tersebut seringkali menjadi target serangan ISGS dan kelompok militan afiliasi Al-Qaeda yang bernama Kelompok Dukungan Islam dan Muslim (GSIM).
Beberapa bulan lalu, Macron mengumumkan pengurangan pasukan anti-jihadis di Sahel setelah delapan tahun militer Prancis hadir di sana dalam upaya memfokuskan kembali operasi pemberantasan terorisme dan mendukung pasukan lokal
"Bangsa ini, malam ini, memikirkan seluruh pahlawan yang gugur untuk Prancis di Sahel, dalam operasi Serval dan Barkhane, dari keluarga yang ditinggalkan, semua yang terluka. Pengorbanan mereka tidak sia-sia," kata dalam postingan di Twitter. []