Jakarta - Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea (DAPA) mengumumkan, Militer Korea Selatan (Korsel) dan Indonesia telah mencapai kesepakatan akhir tentang pembagian biaya untuk proyek pengembangan pesawat tempur bersama mereka yang disebut KF-X (Korean Fighter eXperimental) dan IF-X di Indonesia.
Dilansir dari Koreatimes, DAPA telah mencapai kesepakatan dengan kementerian pertahanan Indonesia untuk berbagi biaya 8,8 triliun won (USD 7,4 miliar) pengembangan jet tempur generasi 4,5, proyek terbesar sejak berdirinya militer Korea.
Masalah pembagian biaya terjadi karena Indonesia, yang berjanji untuk membayar 20 persen dari total anggaran pembangunan, hanya membayar 227,2 miliar won, dengan alasan masalah keuangan. Kedua belah pihak telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan untuk menyelesaikan masalah pembayaran yang terlambat sejak 2019.
Dalam perjanjian tersebut, kedua belah pihak memutuskan untuk mempertahankan jatah pembagian biaya 20 persen untuk Indonesia dan jangka waktu pembayaran 2016 hingga 2026.
Namun Indonesia memberikan pembayaran dalam bentuk barang untuk 30 persen bagiannya, yang rinciannya akan dibicarakan di kemudian hari.
Proyek KF-X terdiri dari dua fase - mengembangkan jet tempur dasar dari 2016 hingga 2026, kemudian menambahkan sistem senjata canggih dari 2026 hingga 2028.
Setelah peluncuran prototipe pada bulan April tahun ini, pengujian darat saat ini sedang berlangsung dan uji terbang akan dilakukan tahun depan.
Saat ini, 32 teknisi dari Indonesia berpartisipasi dalam proyek di lokasi pengembangan di Sacheon, Provinsi Gyeongsang Selatan, dan jumlahnya diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 100 pada akhir tahun. []
Baca Juga
- Pesawat Boeing 737 MAX 8 Kembali Jatuh, Ethiopian Airlines Bawa 149 Penumpang dan 8 Kru
- Dua Kali Jatuh, 10 Pesawat Boeing 737 MAX 8 Masih Dipakai Lion Air
- Mesin Boeing 737 MAX Mati Pada Penerbangan American Air
- Bagaimana Lion Air JT 610 Jatuh ke Laut? Ini Kesaksian Seorang Nelayan