Milenial Mau Investasi Tapi Tak Rugi, Memang Bisa?

Dont put eggs in one basket, sebuah idiom kolot itu dinilai cukup relevan dengan kondisi zaman saat ini, khususnya dari sisi ekonomi.
Ilustrasi investasi (Foto: pixabay)

Jakarta - Don't put eggs in one basket, sebuah idiom kolot itu dinilai cukup relevan dengan kondisi zaman saat ini, khususnya dari sisi ekonomi. Berkat kemajuan teknologi, berbagai instrumen investasi kemudian muncul sebagai alternatif 'pohon uang' yang bisa digunakan masyarkat pada era kekinian.

Salah satu yang dianggap potensial untuk menjadi pangsa pasar produk investasi adalah kaum milenial. Terlebih, Indonesia disebut-sebut memiliki keuntungan dari sisi jumlah penduduk usia produktif (bonus demografi).

Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan oleh kids jaman now agar tidak terjerembab dalam pusaran kerugian yang dalam?

Perencana keuangan dari California State University AS Shannah Compton Game mengungkapkan cara terbaik untuk mengapai kebebasan finansial adalah dengan melakukan pedekatan investasi. Menurut dia semakin cepat seseorang berinvestasi, maka akan semakin cepat pula kemerdekaan ekonomi itu didapat.

"Jika menunggu terlalu lama maka akan semakin besar pula pos anggaran yang mesti dikeluarkan," katanya.

Shannah menambahkan ada aturan sederhana yang harus dilakukan oleh seorang milenial dalam berinvestasi: mulai saat ini dan mulailah dari satu tempat.

Untuk memahami lebih jauh, berikut penjabaran singkat mengenai sembilan tips pengelolaan keuangan dan investasi bagi milenial.

1. Identifikasikan Pos Pengeluaran

Apabila penghasilan utama merupakan gaji bulanan, maka hal terbaik untuk memetakan pengeluaran adalah dengan mencari sumber-sumber kebutuhan. Pilih apa saja prioritas utama yang harus dipenuhi dan apa yang bisa disubstitusikan dengan hal lain.

Ambisi memenuhi segala keinginan tidak akan tercapai meski gaji yang diterima telah berkali-kali lipat. Cukupkan sesuatu dengan baik. Ini akan berguna untuk membuat aktivitas menabung tetap berjalan lancar dan mungkin memiliki porsi yang cukup besar dari gaji yang diterima.

2. Kelola Dana Darurat

Selalu sediakan dana darurat dengan besaran tiga kali lipat dari gaji yang diterima. Dana darurat ini bisa dicicil selama beberapa bulan. Usahakan pemisahan rekening kebutuhan sehari-hari dengan dana emergensi ini. Tujuannya jelas, agar tidak tercampur ataupun terpakai.

Karena sifatnya semi investasi, maka ada baiknya menyimpan dana darurat ini pada instrumen investasi yang memberikan return yang baik. Tetapi harus diingat, model investasi yang dipilih harus benar-benar likuid agar bisa diambil kapan saja.

3. Mulai saat ini

Ingat, semakin cepat berinvestasi maka akan semakin dekat dengan kebebasan finansial. Gambaran sederhana ini bisa dipahami melalui skenario berikut.

Jika mulai menabung sejak muda untuk mencapai besaran investasi Rp 100 juta, maka diperlukan biaya sekitar Rp 833.000 setiap bulannya dalam 10 tahun. Hasil berbeda akan didapat saat kita hanya mempunyai masa lima tahun saja. Besaran biaya investasi bisa jadi membengkak dua kali lipat dibandingkan dengan memulainya sejak awal.

4. Diversifikasi

Peragaman instrumen dapat memperkecil potensi kerugian apabila salah satu kantong investasi mengalami kejatuhan. Misal, pemilihan lebih dari satu ragam reksadana dapat meningkatkan keamanan dana yang telah ditempatkan.

5. Pilih investasi dengan dana murah 

Ketika memutuskan membeli reksadana perlu diingat bahwa proyeksi tepat untuk pengembalian yang baik adalah seberapa rendah biayanya. Hal ini bertujuan untuk menekan biaya bulanan atas investasi yang dilakukan dalam kurun waktu yang panjang.

6. Investasikan pada hal yang lebih besar

Jika investasi keuangan dirasa sudah mencapai level berkecukupan, maka harus dipikirkan mengenai investasi dalam skala yang lebih besar. Pembelian properti dan sejumlah lahan dapat dilakukan untuk memaksimalkan pengumpulan aset bagi kehidupan ekonomi selanjutnya.

7. Miliki setidaknya satu asuransi

Apabila penghasilan yang diperoleh dirasa tidak bisa meng-cover kebutuhan finansial dimasa mendatang, maka pembelian asuransi bisa menjadi solusi.Ini berguna untuk melindungi kebutuhan kesehatan, jiwa dan juga beberapa properti yang dimiliki.

Pastikan perusahaan asuransi yang dibeli merupakan entitas bonafit dan terjaga kondisi keuangannya. Jangan mudah tergiur dengan imbal hasil yang diberikan. Bandingkan pula bunga yang ditawarkan dengan produk sejenis di pasaran.

8. High risk, high return

Pastikan setiap instrumen investasi yang ditempatkan bisa terukur oleh kemampuan diri sendiri. Jangan memaksakan untuk mengambil imbal hasil besar dengan mempertaruhkan risiko yang tidak terukur. Ingat, hasil besar diperoleh dari risiko yang besar pula.

9. Gunakan jasa perencana keuangan

Apabila investasi yang dilakukan sudah sampai pada taraf yang cukup besar maka tidak ada salahnya meminta bantuan manajer investasi. Hal ini cukup penting agar dana kelolaan yang ditempatkan bisa diatur secara lebih profesional. []

Berita terkait
DPR Duga Laporan Keuangan Jiwasraya Dimanipulasi
DPR menduga ada manipulasi laporan keuangan PT Asuransi Jiwasraya yang menyebabkan terjadinya skandal gagal bayar.
DPR dan BPK Kompak Keuangan Jiwasraya Tuntas 3 Tahun
BPK dan Komisi XI DPR sepakat menuntaskan permasalahan keuangan yang mendera PT Asuransi Jiwasraya dalam rapat konsultasi dengan BPK.
PPATK Mulai Telusur Transaksi Keuangan di Jiwasraya
Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin mengatakan PPATK akan menelusuri setiap transaksi keuangan yang berjalan di Jiwasraya.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.