Meski Dilarang, Pendaki Gunung Butak Petik Edelweiss

Tindakan tidak pantas masih saja dilakukan para pendaki saat melakukan kegiatan pendakian di Gunung Butak, Jawa Timur.
Pendaki membawa Bunga Edelweiss di Gunung Butak, Jawa Timur. (Foto: Tangkapan layar/Tagar/Moh Badar Risqullah)

Malang - Tindakan tidak pantas masih saja dilakukan para pendaki saat melakukan kegiatan pendakian di Gunung Butak, Jawa Timur.

Sebanyak tiga orang tertangkap basah dan ditegur pendaki lain karena memetik serta membawa beberapa pohon dan bunga Edelweiss di sabana gunung yang terletak berdekatan dengan Gunung Kawi ini.

Tindakan tersebut diketahui terjadi dan dipergoki seorang pendaki asal Kota Batu, Jawa Timur, bernama Agus Setiawan pada Minggu, 30 Agustus 2020 kemarin.

Saat itu, dia sedang melakukan pendakian bersama temannya dan tengah perjalanan menuju puncak di gunung setinggi 2.868 meter di atas permukaan laut ini.

”Karena menurut saya itu tidak boleh dan dilarang. Saya tegur mereka," ungkapnya, dalam keterangannya kepada Tagar melalui sambungan telepon, Kamis, 3 September 2020.

Dia menjelaskan, sebenarnya tidak mengetahui nama dan asal pendaki tersebut. Mereka kurang lebih ada dua orang membawa bunga-bunganya dan satu orang membawa pohonnya.

”Tidak kenal dengan mereka. Dari yang saya ketahui, ada dua orang pendaki perempuan bawa bunganya. Kemudian ada satu orang laki-laki yang bawa pohonnya. Alasan mereka, ketika ditegur, katanya mau ditanam di bawah,” ungkap pemuda 23 tahun ini.

Meskipun tidak mengenal para pendaki tersebut, Agus mengatakan dirinya tetap menegur dan meminta agar meletakkan bunga Edelweiss serta memberikan penjelasan bahwa hal tersebut tidak boleh dan dilarang.

Diketahui, larangan tersebut sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Pasal 33 Ayat (1) dan (2) tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem.

Kemudian juga tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (Permen LHK RI) Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

Beruntung, kata Agus, sekalipun para pendaki diduga masih satu keluarga tersebut ditegurnya, tidak terjadi cekcok. Mereka akhirnya menyadari lalu kemudian meletakkan bunga Edelweiss ke tempat semula.

Sebenarnya sangat disayangkan. Di Gunung Butak ini tanaman bunga Edelweiss-nya rusak

”Alhamdulillah, tidak dibantah sama meraka. Mungkin sebenarnya meraka tidak mengetahui dan menyadari kalau tindakan tersebut tidak boleh dilakukan dan dilarang,” ucapnya.

Bunga EdelweissBunga Edelweiss di Gunung Butak, Jawa Timur. (Foto: Dok. Agus Kurniawan/Tagar/Moh Badar Risqullah)

Tapi anehnya, kata Agus, ketika dia turun dari puncak bunga itu ternyata sudah tidak ada. "Kemungkinan ya diambil lagi oleh mereka atau bisa jadi dibawa pendaki lainnya,” tuturnya.

Menegur para pendaki tersebut kata Agus, semata mengingatkan agar tidak merusak lingkungan, salah satunya tidak mencabut atau merusak bunga bernama latin Anaphalis Javanica itu.

Dia menyadari populasi tumbuhan endemik zona alpina atau montana di Gunung Butak masih terbilang banyak. Namun tindakan mengambil tidak dapat dibenarkan.

Dikhawatirkan akan diikuti oleh pendaki lain dan menyebabkan kelangkaan sebagaimana terjadi di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

”Memang, bunga Edelweiss di Gunung Butak ini masih dibilang banyak lah. Tapi kita kan jangan menunggu habis dan langka dahulu. Baru kemudian kita sadar dan peduli untuk melestarikannya,” ungkapnya.

Sebagai putra daerah, Agus pun berharap tindakan serupa tidak dilakukan para pendaki lainnya.

Tidak hanya di Gunung Butak, tapi di beberapa gunung lain yang juga terdapat bunga Edelweiss, seperti di Gunung Rinjani, Gunung Papandayan, dan Gunung Pangrango.

”Sebenarnya sangat disayangkan. Di Gunung Butak ini tanaman bunga Edelweiss-nya rusak. Banyak bekas dipetik dan dicabut oleh beberapa pendaki. Makanya, saya berharap tindakan itu tidak dilakukanlah,” katanya.

Sebagaimana diketahui, sebuah video tertangkap basah dan ditegurnya beberapa pendaki memetik bunga Edelweiss di Gunung Butak serta membawanya viral. Video tersebut diabadikan oleh Agus dan diunggah di akun sosial media Instagram pribadinya.

Video berdurasi sekitar 0.28 detik itu mendapat apresiasi dari beberapa kalangan dan pengguna Instagram lainnya. Beberapa netizen mengapresiasi tindakannya dengan berani menegur langsung para pendaki tersebut.

”Gentlement, menegur pada saat kejadian adalah tindakan yg sangat bijak,,, daripada merekam tanpa menegur,,, sekali lagi. Suwun Cak #SalamLestari,” kata pemilik akun @mukegile__ dalam postingan Agus yang sudah mendapat 700 lebih like dan 100 lebih komentar.[]

Berita terkait
Jumat, Wisata Gunung Bromo Mulai Dibuka Terbatas
Mengantisipasi penumpukan pengunjung, BBTNBTS Gunung Bromo menyiapkan pemesanan tiket masuk secara online bookingbromo.bromotenggersemeru.org.
Mahasiswa Aceh Barat Belajar Daring di Atas Gunung
Pelajar dan mahasiswa di Desa Cangai, Kecamatan Pante Ceuremen, Kabupaten Aceh Barat, Aceh, terpaksa harus mengikuti belajar online di atas gunung.
Pramuka Gowa Gelar Aksi Bersih di Gunung Bawakaraeng
Tim Pramuka Kabupaten Gowa menggelar aksi kerja bakti bersih sampah di kaki Gunung Bawakaraeng.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.