Jakarta, (Tagar 7/2/2018) - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat konferensi pers, Selasa (6/2) kemarin. Dia merasa difitnah, baik langsung ataupun tidak langsung, dalam persoalan KTP elektronik (E-KTP).
"Seolah lagi-lagi menurut mereka saya mengatur dan terlibat dalam proyek pengadaan E-KTP itu," katanya, menunjuk perkataan pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya.
Dalam konferensi pers tersebut, SBY juga menyebut percakapan antara Mirwan Amir, mantan Wakil Ketua Badan Anggaran DPR, dalam sidang Tipikor, Kamis (25/1) lalu, dengan pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya, merupakan rekayasa.
SBY pun tak terima dituduh sebagai orang besar atau penguasa yang melakukan intervensi dalam pengadaan E-KTP. Ia mengatakan selama menjadi presiden 10 tahun ia tidak pernah ikut-ikutan ngurusin proyek, melakukan intervensi terhadap sebuah proyek.
SBY merasa bahwa penyebutan namanya dalam persoalan E-KTP tersebut merupakan konspirasi menjelang tahun politik 2019.
"Di tahun politik jelang 2019 inilah yang harus kita ungkap, inilah perjuangan saya, inilah jihad saya, jihad untuk mendapat keadilan di negeri yang saya cintai. Mungkin panjang, tapi akan saya tempuh sampai kapanpun juga," katanya.
Meski menuding bahwa ini merupakan konspirasi namun SBY memilih untuk tidak menuduh siapapun, meskipun dia akui sudah mendapat informasi dari sumber yang layak dipercayai.
Ia menyebut menjelang persidangan dimana namanya disebut oleh Mirwan Amir, telah terjadi pertemuan antara Mirwan Amir, Firman Wijaya, dan sejumlah orang.
"Dapat diduga itu menjadi cikal bakal munculnya sesuatu yang mengagetkan waktu itu (penyebutan nama SBY dalam sidang). Tetapi informasi yang saya miliki belum waktunya saya buka ke masyarakat luas, dan bisa bikin geger nantinya," ucapnya.
SBY mengatakan fitnah semakin banyak menjelang tahun politik, menuju pemilihan umum. "Hancur negara kita kalau politik semakin tidak beradab. Memfitnah lawan politiknya tanpa beban, dengan mudahnya mungkin dengan tangan kekuasaan dan uang bisa menghancurkan dan merusak nama baik seseorang," kata SBY.
Merasa difitnah, SBY mengaku akan melakukan jihad untuk sebuah keadilan. "Saya bisa kalah kalau yang saya hadapi ini sebuah konspirasi besar. Jika konspirasi ini juga memiliki kekuatan bagian dari kekuasaan atau politik uang," katanya.
"Ini perang saya, this is my war, perang untuk keadilan yang penting, bantu saya dengan doa, mohon pada Allah diberi kekuatan," tutup SBY. (Fet)