Yogyakarta - Yogyakarta sudah delapan tahun mendapat Dana Keistimewaan (Danais) dari pemerintah pusat, tepatnya sejak berstatus Daerah Istimewa melalui UU Keistimewaan nomor 12 tahun 2013. Danais hadir untuk menyejahterakan warga Yogyakarta yang istimewa ini. Sejauh mana perannya dalam mengentaskan kemiskinan?
Wakil Ketua Komisi B DPRD DIY Dwi Wahyu Budiantoro menganggao Danais belum dinikmati mayoritas rakyat DIY. Bahkan, menurut dia, Danais sudah bergeser dari niat awal menyejahterakan masyarakat. Sejauh ini dia menilai, Danais belum menurunkan angka kemiskinan.
Politikus PDIP ini mengungkapkan, niat awal Danais adalah untuk meningkatkan perekonomian. Tahun ini Danais yang diterima Yogyakarta Rp 1,32 triliun. "Sekarang pertanyaannya, dari tahun 2013 sampai tahun 2020 ini, Danais menurunkan angka kemiskinan berapa," ujarnya bernada tanya pada Sabtu, 1 Agustus 2020.
Dia mengatakan, angka kemiskinan di DIY masih tinggi. "Kalau DIY digelontorkan Danais tahun ini sebesar Rp 1,32 triliun berapa sih yang bisa untuk menurunkan angka kemiskinan. Kita kan nggak pernah tahu," katanya.
Sekarang pertanyaannya, dari tahun 2013 sampai tahun 2020 ini, Danais menurunkan angka kemiskinan berapa.
Dwi mengatakan, setiap tahun nominal Danais selalu bertambah. Kecuali pada Triwulan II tahun 2020 capaian kinerja pelaksanaan Danais lebih rendah dibanding triwulan yang sama tahun lalu. Penyebabnya adalah pandemi Covid-19. "Memang terdapat peningkatan kinerja fisik terutama pada urusan tata ruang," kata dia.
Baca Juga:
- Dana Keistimewaan Yogyakarta Naik Rp 120 Miliar
- Pemda DIY dan DPD RI Bahas Dana Keistimewaan Yogya
- Dana Keistimewaan Bangun Taman Budaya Senilai 44 Miliar Rupiah
Menurut dia, sejauh ini Danais cenderung digunakan untuk pembangunan fisik. Untuk urusan Kebudayaan, cenderung dominan untuk seni di atas panggung, bukan mengungkit perekonomian. Padahal urusan Kebudayaan itu luas, termasuk pertanian dan pariwisata. Tapi itu belum tersentuh.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DIY ini mengatakan, sampai saat ini belum ada kajian sampai seberapa besar Danais mampu menurunkan angka kemiskinan di Provinsi DIY. "Artinya dengan kata lain harus ada evaluasi," tuturnya.
Selain itu, Dwi berpendapat ada kesan Pemda DIY mengejar serapan bukan capaian. Tujuannya supaya tahun depan memperoleh kembali. Namun, sekali lagi sejauh ini belum menyentuh atau mendongkrak perekonomian warga Yogyakarta. []