Menyibak Keindahan Gua Song Gilap di Gunungkidul

Kabupaten Gunungkidul memiliki kondisi geografi berupa Karst, menawarkan keindahan Gua Song Gilap yang menakjubkan.
Kondisi di dalam Gua Song Gilap, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul.(dok. Pokdarwis Gua Song Gilap)

TAGAR.id, Gunungkidul - Kabupaten Gunungkidul yang memiliki kondisi geografi berupa Karst, menawarkan keindahan alam yang cukup menakjubkan. Gua Song Gilap yang berada di Dusun Klumpit, Desa Kenteng, Kecamatan Ponjong misalnya.

Gua yang sampai kini belum secara resmi dibuka sebagai destinasi wisata ini memiliki keunikan tersendiri ketika menjelajah di dalamnya. Seperti adanya bebatuan yang bentuknya mirip dengan bunga teratai dan jamur.

"Batu-batu kapur ini terdapat di Pos tiga. Kami namakan titik itu sebagai istana ornamen," kata pemandu wisata Gua Song Gilap, Joko Wastiyo melalui sambungan telepon kepada Tagar, Senin 5 Agustus 2019.

Joko menjelaskan, perjalanan dari bibir Gua ke istana ornamen itu ditempuh selama 2 jam perjalanan. Saat berangkat, kondisi melewati aliran sungai bawah tanah di dalam Gua.

Kami namakan titik itu sebagai istana ornamen.

Kedalaman sungai yang dilewati itu bervariasi, ada setinggi lutut hingga setengah badan orang dewasa. "Saat berangkat, kita melawan arus sungai. Sedangkan ketika pulang akan mengikuti arusnya," kata Joko.

Berjalan menuju istana ornamen ini, wisatawan akan disuguhkan dengan pemandangan yang menawan. Seperti stalagmit ataupun stalagtit. Ruangannya pun ada yang luas, bisa mencapai lebar 60 meter.

"Di dalam Gua itu cukup luas. Tingginya juga hampir tidak kelihatan atap Gua meski disorot memakai baterai senter. Kondisinya sangat gelap," katanya.

Saat sampai di istana ornamen, ada pantangan atau hal yang tidak boleh dilakukan oleh wisatawan. Yaitu dilarang menyentuh batu-batu kapur itu, karena bisa menghambat pertumbuhannya.

"Batu-batu itu bisa berkembang. Tapi kalau tersentuh tangan manusia, akan menghambat pertumbuhannya," ungkap Joko.

Joko juga menyebut untuk menikmati istana ornamen ini hanya bisa dilakukan saat musim kemarau saja. Pengelola sampai kini belum berani mengajak wisatawan masuk ke dalam Gua ketika musim hujan.

"Saat musim hujan, debit air sungai bawah tanah itu akan naik. Jadi membahayakan wisatawan jika masuk ke dalam Gua," ujarnya.

Karena ini masih dalam proses rintisan sebagai destinasi wisata, tarif yang dipatok untuk menikmati istana ornamen itu juga masih belum ada kesepakatan tertulis. Hanya selama ini pengelola menjualnya per paket.

"Satu paket, minimal lima orang seharga Rp750 ribu," katanya.

Air Sungai Bawah Tanah Digunakan Untuk Warga

Gua Song Gilap tak hanya dirintis sebagai destinasi wisata saja. Namun sejak 2 tahun terakhir, air sungai bawah tanahnya dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan warga sekitar yang biasa mengalami kekurangan air bersih ketika musim kemarau.

Petugas operator air Gua Song Gilap, Arif Susanto, 37 tahun, warga Dusun Klumpit, Desa Kenteng, Kecamatan Ponjong, mengungkapkan pada 2016 lalu dilakukan pembangunan saluran air di Gua itu.

"Bantuan dari BBWSO (Balai Besar Wilayah Serayu-Opak). Mulai dari perpiaan, hingga mesin dieselnya," kata dia.

Air bawah tanah itu diangkat keluar memakai tenaga diesel. Ditampung di sebuah bak di dekat bibir Gua. Bak tersebut berada di ketinggian, dimaksudkan agar bisa lebih mudah disalurkan ke bak-bak di dekat pemukiman warga dengan memakai gaya gravitasi.

"Ada 12 bak penampungan di dekat pemukiman warga. Dari bak itu, baru disalurkan ke rumah-rumah warga," katanya.

Setelah diujicoba selama satu tahun, pengelolaannya kemudian diserahkan dari BBWSO ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan dirinya lah yang ditugaskan sebagai operatornya.

"Warga yang biasanya membeli air dari tangki, kini bisa lebih mudah mengakses air bersih," ujar dia.

Air bawah tanah itu saat ini telah disalurkan dan dinikmati oleh 300 KK Dusun Kenteng; 70 KK Dusun Sumberan; 126 KK Dusun Klumpit yang ada di Desa Kenteng. Kemudian 80 KK Dusun Kanigoro di Desa Tambakromo; serta 70 KK Dusun Bendogede 2, Desa Sumberadi, Kecamatan Ponjong.

"Harga per kubik (seribu liter) sebesar Rp13 ribu yang dibayarkan warga. Itu untuk kas dan perawatan mesin. Cukup murah jika dibandingkan dengan membeli air tangki, yang harganya Rp170 ribu mendapat 5 ribu liter air," ucapnya.

Baca juga:

 

Berita terkait
Tips Agar Wisata Kuliner Jadi Lebih Mengesankan dan Menyenangkan
Banyak orang yang bahkan pergi berlibur bukan hanya ingin wisata, justru berburu kuliner lezat khas daerah setempat.
Bestie, Cek Nih 5 Destinasi Wisata Dieng yang Paling Hits
Dieng Plateau yang terletak pada provinsi Jawa Tengah ini, menjadi salah destinasi wisata yang bisa Anda kunjungi saat berlibur.
Presiden Jokowi Minta Kepala Daerah Ajak Warganya Wisata di Dalam Negeri
Presiden Jokowi minta jajaran pemerintah di daerah untuk menggalakkan pariwisata dalam negeri karena Indonesia kaya akan potensi wisata
0
5 Pesona Pulau Moyo NTB, Pernah Dikunjungi Lady Diana
Pulau Moyo yang berada di NTB memiliki banyak wisata menarik, Lady Diana pernah mengunjungi wisata disana, yaitu Air Terjun Mata Jitu.