Menteri Khofifah: Kartini Juga Seorang Ulama Wanita yang Luar Biasa

"Satu dari delapan santri yang cukup dominan dari KH Soleh Darat adalah RA Kartini. Tidak pernah ada yang menulis soal itu," jelas Khofifah.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri), Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (tengah) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) menghadiri acara Panggung Para Perempuan Kartini di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (11/4) malam. Kegiatan itu untuk menyambut peringatan Hari Kartini. (Foto: Ant/Wahyu Putro)

Jakarta, (Tagar 21/4/2017) - Hingga saat ini terdapat sembilan menteri wanita dalam Kabinet Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Hebatnya, dari dua kali perombakan Kabinet Kerja, belum ada menteri perempuan yang dicopot dari jabatannya. Semua menteri tersebut bahu-membahu memperbaiki keadaan bangsa dan negara yang berada di sisi Presiden Jokowi saat kunjungan kerja maupun rapat terbatas di komplek istana presiden.

Salah satu perempuan yang tetap eksis dalam kabinet Jokowi adalah Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Mensos ini menjelaskan bahwa Hari Kartini merupakan momen bagi perempuan untuk bangkit dan melakukan kerja nyata yang produktif maupun terus mengkaji ilmu.

"Raden Adjeng Kartini itu berpikir out of the box. Dia melakukan penjangkauan, pemikiran dan interaksi di luar zamannya, di luar tradisi, di luar culture yang mengukungnya. Artinya bahwa itu akan menjadi pembelajaran yang sangat penting bagi seluruh perempuan Indonesia bahwa ternyata kalau kita berusaha ternyata bisa," jelas Khofifah.

Khofifah menjelaskan RA Kartini dapat memberikan pemikiran yang rasional terkait pemberdayaan perempuan sehingga diberi kesempatan untuk belajar lebih jauh pada zamannya.

Dia menambahkan bahwa Kartini juga seorang ulama wanita yang luar biasa yang berguru kepada KH Soleh Darat.

"Satu dari delapan santri yang cukup dominan dari KH Soleh Darat adalah RA Kartini. Salah satu diantara dari delapan santri andalannya beliau dan tidak pernah ada yang menulis soal itu," jelas Khofifah.

Perempuan yang dilahirkan pada 1965 ini selalu menyambangi tempat-tempat bencana maupun pelosok terpencil di Indonesia untuk melihat permasalahan sosial dan kondisi yang dialami warga.

Beberapa kali dia mengunjungi tempat yang mengalami bencana seperti di Pidie Jaya, Aceh pasca gempa bumi kemudian Bima, Nusa Tenggara Barat yang dilanda banjir bandang pada penghujung 2016 lalu.

Bahkan baru-baru ini, penerus Kartini tersebut menjadi pejabat pusat pertama yang menembus sulitnya medan akses akibat tanah longsor di Ponorogo, Jawa Timur untuk memantau bantuan yang diperlukan warga.

Karena akses jalan sulit dilalui oleh kendaraan roda empat, Khofifah memilih berboncengan motor untuk menuju Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, tempat longsor terjadi.

"Mudah-mudahan apa yang sudah diteladankan oleh Kartini bisa hadir dalam kehidupan nyata, bisa memberikan dorongan dan motivasi kepada seluruh perempuan Indonesia untuk terus belajar dan lebih produktif lagi," kata Khofifah saat ditemui di sekitar Kantor Presiden. (Fet/Ant/Bayu Prasetyo)

Berita terkait
0
Ketok Palu Tingkat I Tiga RUU DOB Papua Akan Putuskan DPR Siang Hari Ini
Panitia Kerja (Panja) 3 RUU DOB Papua akan kembali menggelar rapat pengambilan keputusan Tingkat I terkait dengan pembagian batas wilayah.