Mentan SYL Dorong Petani Beradaptasi dengan Tantangan Alam

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebutkan pertanian menghadapi tantangan besar dengan perubahan iklim saat ini.
Mentan SYL Dorong Petani Beradaptasi dengan Tantangan Alam. (Foto: Tagar/Kementan)

TAGAR.id, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebutkan pertanian menghadapi tantangan besar dengan perubahan iklim saat ini. 

Petani dan semua pelaku pertanian pun harus bisa beradaptasi dengan tantangan alam tersebut.

“Dengan perubahan iklim yang ada, kita dihadapkan pada situasi bagaimana membuat pertanian ramah lingkungan dan cara kita beradaptasi dengan tantangan alam,” ungkap SYL.

Hal ini disampaikanya saat memberikan arahan pada pembukaan Training of Trainers (TOT) bertema Pertanian Ramah Lingkungan bagi widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian, di Lampung pada Selasa, 28 Juni 2022.


Kami dari Komisi IV senantiasa mendukung Kementerian Pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan dengan prioritas swasembada beras.


Karena itu, SYL menyambut positif penyelenggaraan TOT ini. Menurutnya, TOT mengenai praktik pertanian ramah lingkungan seharusnya bisa menghasilkan sesuatu yang bisa diimplementasikan di lapangan.

“TOT adalah starting point dari perjalanan yang panjang. Saya ingin TOT ini ada targetnya, setiap peserta tahu apa yang didapatkan setelah TOT dan ending apa yang diharapkan,” katanya.

Untuk menghadapi perubahan iklim, SYL menyebutkan kemampuan petani harus ditingkatkan. Peningkatan produksi harus disertai sustainability dengan menjaga ekosistem agar tetap sehat.

"Kemampuan petani bisa terus kita kembangkan dan peningkatan produksi komoditas pangan bisa kita capai. Pertanian besok bisa menjadi kekuatan bangsa ini, minimal untuk kebutuhan kita sendiri. Bahkan kami harapkan kita bisa mengisi ruang ekspor,” sebut SYL.

Anggota Komisi IV DPR RI Dwita Ria Gunadi mengatakan masyarakat Provinsi Lampung sangat menyambut baik penyelenggaraan TOT ini yang secara khusus membahas pertanian ramah lingkungan. 

Diharapkan keluaran dari kegiatan TOT mampu menjawab tantangan dalam meningkatkan produksi pangan di tengah ancaman pemanasan global dan krisis lahan.

“Tugas besar kita adalah berdaulatnya pangan dan sejahteranya masyarakat khususnya petani, serta tercapainya visi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” kata Dwita.

Dwita menilai visi Indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia bukan visi yang mudah namun bukan sesuatu yang mustahil untuk dicapai. Menurutnya, perlu adanya gerakan dan terobosan dalam sektor pertanian yag dilakukan secara bersama-sama.

“Kami dari Komisi IV senantiasa mendukung Kementerian Pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan dengan prioritas swasembada beras," ucap Dwita.

"Visi kita menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia akan sulit terpenuhi jika kita salah dalam membangun fondasi yang kuat yakni sumber daya manusia sebagai perumus, pelaku sekaligus penentu kebijakan pertanian,” kata Dwita.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengungkapkan pertanian ramah lingkungan sejalan dengan pertanian berkelanjutan yang merupakan implementasi dari RPJMN Prioritas Nasional (PN) 6 tentang membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta pembangunan rendah karbon.

"Untuk memajukan pertanian, dibutuhkan kemauan yang kuat dengan tidak mengandalkan anggaran. Dalam hal ini perlu diterapkan mindsetting agenda dan agenda intellectual," kata Dedi.

"Untuk itu, widyaiswara, dosen, guru, penyuluh pertanian, dan insan lainnya harus terus mengupgrade wawasan, kapasitas dan kemampuan untuk menjawab tantangan perkembangan dunia pertanian, terutama terkait teknologi untuk beradaptasi dan memitigasi perubahan iklim," sambungnya.

Dedi menambahkan, ketahanan pangan saat ini tidak hanya terkendala oleh karena adanya perang antar negara namun climate change yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan bumi yang berpengaruh secara signifikan terhadap seluruh ekosistem yang ada termasuk ekosistem pertanian.

“Solusi dari pemanasan global dan cuaca ekstrim adalah pertanian ramah lingkungan dan pertanian bersahabat. Konsep pertanian yang betul-betul memperhatikan penyebab pemanasan global harus kita segera terapkan,” tambahnya.

Dedi menyebutkan kegiatan TOT ini dapat diakses melalui aplikasi Learning management System (LMS) di seluruh UPT Pelatihan Pertanian, Kementerian Pertanian. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ini melebihi 10.000 orang. []

Berita terkait
FAO Nilai Mentan SYL Kelola Pertanian Sangat Baik
Perwakilan FAO untuk Indonesia, Rajendra Aryal mengapresiasi kebijakan dan program kerja yang dijalankan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Mentan SYL Hadir di Buleleng, Tindak Lanjuti Reforma Agraria
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengunjungi Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa, 21 Juni 2022.
Mentan SYL Disambangi Mendag Zulhas, Bahas Pangan hingga Perlindungan Petani
Mendag Zulkifli Hasan memastikan kolaborasi membangun pangan nasional dengan Menteri SYL agar berada di garda depan dalam melakukan perlindungan.
0
Mentan SYL Dorong Petani Beradaptasi dengan Tantangan Alam
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebutkan pertanian menghadapi tantangan besar dengan perubahan iklim saat ini.