Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut wabah virus corona Covid-19 belum akan usai dalam waktu dekat mengingat tren penularan di sejumlah negara menunjukkan peningkatan yang justru mengkhawatirkan.
Negara-negara yang disebutnya mencatat peningkatan kasus virus corona di antaranya Rusia, India, Brazil, Arab Saudi, dan negara-negara Afrika. Selain itu, beberapa negara seperti Singapura dan Korea Selatan tengah menghadapi gelombang kedua penyebaran Covid-19 karena kasus yang berasal dari luar negeri (imported cases).
“Ini menunjukkan Covid-19 masih akan belum selesai dalam waktu dekat,” kata Menlu Retno dalam Silaturahim Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sedunia secara virtual dari Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa, 19 Mei 2020.
Mengacu pada data Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), Retno mengatakan bahwa coronavirus Covid-19 telah menyebar ke 215 negara dan teritori di seluruh dunia.
Penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru itu telah menginfeksi 4,6 juta orang di seluruh dunia dengan 311.000 kematian.
Penyebaran pandemik itu juga telah mengakibatkan perlambatan ekonomi dan ancaman resesi global.
“Karena itu, setiap negara harus berjuang untuk memenangkan dua peperangan sekaligus. Pertama, perang melawan virus dan kedua adalah perang melawan kemunduran ekonomi yang disebabkan oleh virus,” kata Menlu Retno.
Meskipun mengalami penurunan tajam secara ekonomi, Retno bersyukur melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama 2020 yang disebutnya lebih baik dibandingkan negara lain.
Pada kuartal pertama 2020, ekonomi Indonesia tumbuh 2,97 persen atau melambat dibandingkan 5,07 persen pada kuartal pertama 2019.
Sedangkan China mencatat pertumbuhan pada minus 6,8 persen pada kuartal pertama 2020, atau terjun bebas dari pertumbuhan positif 6,4 persen pada kuartal pertama 2019.
Demikian halnya Singapura yang ekonominya tumbuh melambat pada minus 2,2 persen dibandingkan positif 1 persen, serta Uni Eropa yang mencatat pertumbuhan pada minus 2,7 persen dibandingkan positif 1,7 persen pada periode yang sama.
“Sudah bisa dipastikan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2020 akan lebih berat dan kemungkinan besar mengalami penurunan lebih tajam,” katanya.[]