TAGAR.id – Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia, Penny Wong, bertemu dengan pejabat Israel dan Palestina di Yerusalem pada Rabu (17/1/2024) dalam kunjungannya ke Timur Tengah.
Menlu Wong menemui Menlu Otoritas Palestina Riyad al-Maliki di Kota Ramalah, Tepi Barat.
“Kami telah menyerukan pembebasan para sandera sesegera mungkin dan tanpa syarat. Kami telah membahas jalan menuju perdamaian. Kami telah membahas pentingnya gencatan senjata kemanusiaan, yang jelas tidak bisa dilakukan secara sepihak dan kami ingin melihat diambilnya langkah-langkah menuju gencatan senjata yang berkelanjutan,” kata Wong.
Ia mengatakan, Australia adalah teman Israel, namun mereka sangat khawatir akan korban warga sipil di sisi Palestina. Mereka juga sangat prihatin akan urgensi akses kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Wong mengaku telah mengutarakan kekhawatirannya mengenai risiko eskalasi di kawasan dan kekerasan yang dilakukan oleh para pemukim Israel di Tepi Barat.
Kunjungan menlu Australia itu dilakukan di tengah meningkatnya aksi kekerasan di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel.
Empat warga Palestina tewas dibunuh pasukan Israel hari Rabu di Kota Tulkarem di Tepi Barat, kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Dalam insiden terpisah, tentara Israel mengaku telah membunuh seorang militan Palestina dalam serangan udara di kamp pengungsi Balata, Tepi Barat.
Israel melancarkan serangan udara dan darat besar-besaran ke Gaza segera setelah serangan dadakan Hamas pada 7 Oktober, yang menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas di Israel dan sekitar 250 orang lainnya diculik.
Kini, tiga bulan kemudian, serangan balasan Israel telah menewaskan 24.000 warga Palestina dan mendorong 85 persen penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa melarikan diri dari rumah mereka.
Dengan hanya sedikit makanan, air, obat-obatan dan persediaan lainnya yang masuk melalui pengepungan Israel, seperempat penduduk wilayah tersebut menghadapi kelaparan.
Pada Selasa (16/1), Menteri Luar Negeri Israel Katz menemui Wong dan berterima kasih atas solidaritas Australia dengan Israel dan “kecamannya yang lugas atas kekejaman Hamas pada 7 Oktober.” (rd/jm)/Associated Press/voaindonesia.com. []