Menlu Amerika Sebut Tren HAM di Dunia Salah Arah

Presentasi laporan Deplu 2020 AS, Menlu Amerika sebut perlakuan China terhadap etnis minoritas sebagai genosida
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mempresentasikan \'Laporan 2020 tentang Praktik Hak Asasi Manusia,\' di kantor Departemen Luar Negeri AS di Washington, DC, Selasa, 30 Maret 2021 (Foto: voaindonesia.com - Mandel Ngan/Pool via AP)

Jakarta – Departemen Luar Negeri (Deparlu) Amerika Serikat (AS), Selasa, 31 Maret 2021, merilis laporan tahunan tentang hak asasi manusia (HAM) yang disebut sebagai tren salah arah, seperti perlakuan China terhadap minoritas sebagai genosida. Laporan tersebut meninjau bagaimana negara-negara memperlakukan warganya mulai dari di bilik suara pemilihan sampai di tempat kerja. Arash Arabasadi melaporkannya untuk voaindonesia.com.

Terlalu banyak orang yang menderita di bawah kondisi hak asasi manusia (HAM) yang brutal pada tahun 2020. Demikian menurut laporan tahunan Deparlu AS yang meneliti bagaimana pemerintah-pemerintah di dunia memperlakukan rakyatnya.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mempresentasikan laporan itu yang menekankan prospek suram di dunia. “Laporan yang dirilis hari ini menunjukkan bahwa tren hak asasi manusia terus bergerak ke arah yang salah. Kita melihat bukti bahwa, ini terjadi di seluruh kawasan dunia," kata Blinken.

UighurIlustrasi praktik kerja paksa China terhadap etnik Uighur. (Foto: Sourcing Journal).

Blinken menyebut perlakuan pemerintah China terhadap kelompok agama dan etnis minoritasnya sebagai "genosida".

Laporan tersebut mencantumkan kekerasan dan pemenjaraan terhadap para pengecam dan jurnalis di tempat-tempat seperti Rusia dan Belarusia. Direktur Human Rights Watch Washington, Sarah Holewinski, mengatakan laporan itu menunjukkan adanya kebijakan pengalihan prioritas dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

"Jika kira amati, definisi 'pelanggaran hak asasi manusia', Iran termasuk di dalamnya, dan saya kira pemerintah Amerika secara khusus berkepentingan untuk menggaris bawahi pelecehan-pelecehan itu," kata Sarah Holewinski.

Blinken juga menyebut kekerasan di Myanmar pasca kudeta militer setelah partai Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi memenangkan pemilihan umum pada November 2020. Holewinski mengatakan pertanggung jawaban dalam laporan ini menghormati martabat para korban.

pekerja medis myanmarPekerja medis melakukan unjuk rasa menentang kudeta militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Yangon, Myanmar, 10 Februari 2021 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

"Semakin banyak negara yang menggunakan laporan hak asasi manusia ini untuk menyusun kebijakan mereka berarti hak asasi manusia adalah salah satu faktor yang diperhitungkan," ujar Holewinski.

Holewinski mengatakan pendekatan semacam itu terhadap penyusunan kebijakan bisa memengaruhi keputusan suatu negara dalam mengirim senjata perang ke negara lainnya. (my/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Komitmen Amerika Untuk Menegakkan Perlindungan HAM di Dunia
Menlu AS, Antony Blinken, mempertegas komitmen Amerika Serikat untuk menggalakkan perlindungan dan peningkatan HAM universal
Amerika Serikat Akan Gabung Lagi Dengan Dewan HAM PBB
Akui diri tak sempurna dalam bidang HAM, tapi Amerika Serikat umumkan akan gabung lagi dengan Dewan HAM PBB
China Kutuk Sanksi Amerika dan Barat Soal Isu HAM Xinjiang
China kutuk AS, Kanada, Inggris dan Uni Eropa setelah negara-negara itu umumkan sanksi terhadap individu dan entitas China terkait HAM Xinjiang
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.