MenkopUKM: Banpres Produktif Telah Tersalur ke 9,3 Juta UMKM

Menkop UKM Teten Masduki mengatakan, Saat ini Banpres Produktif telah disalurkan kepada 9,3 juta pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berdialog dengan UMKM Bali.(Foto:Tagar/Kemenkop UKM)

Jakarta – Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, dampak pandemi Covid-19 kepada UMKM tidak seragam. Ada UMKM yang sedang menerima kredit bank maupun lembaga pembiayaan lain, kemudian mengalami penurunan produksi dan penjualan. Terhadap mereka telah dialokasikan program restrukturisasi pinjaman dan subsidi bunga.

Saat ini, Banpres Produktif telah disalurkan kepada 9,3 juta pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia dengan jumlah bantuan sebesar Rp22,38 triliun.

Selain itu, ada juga UMKM yang sudah berkoperasi dan terdampak Covid-19. Mereka sudah diberikan alokasi anggaran untuk tambahan modal kerja kepada koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi UMKM (LPDB KUMKM).

Pelaku usaha mikro ada juga yang belum dapat mengakses pembiayaan perbankan dan tidak sedikit yang belum punya rekening di bank. Sehingga, Banpres Produktif untuk Usaha Mikro sangat dibutuhkan bagi pelaku usaha mikro.

"Saat ini, Banpres Produktif telah disalurkan kepada 9,3 juta pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia dengan jumlah bantuan sebesar Rp22,38 triliun," kata Teten.

Hal ini, diungkapkan Teten, pada penyerahan Banpres Produktif untuk Usaha Mikro Provinsi Bali, di Denpasar, Sabtu 14 November 2020.

Menkop UKM menegaskan, pemerintah memahami pandemi Covid-19 menimbulkan dampak yang cukup besar. Tak terkecuali bagi UMKM sektor pariwisata di Bali yang sangat bergantung pada kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik.

Menteri Koperasi dan UKMMenteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memberikan bantuan secara simbolis kepada UMKM Bali.(Foto:Tagar/Menko UKM)

"Sektor pariwisata hampir semua terhenti akibat pandemi. Makanya, kontraksi di Bali masih tinggi, yaitu negatif 12 persen. Tapi, begitu turis datang lagi, saya meyakini bahwa perekonomian Bali bakal langsung melesat lagi," jelas Teten.

Oleh sebab itu, Teten berharap, Banpres Produktif sebesar Rp2,4 juta ini bisa bermanfaat digunakan untuk yang produktif.

"Karena selama ini Bali memberikan kontribusi besar pada perekonomian nasional, khususnya di sektor pariwisata, maka Banpres Produktif untuk Usaha Mikro di Bali termasuk yang kita prioritaskan. Bali itu Showroom Indonesia ke dunia internasional," sebut Teten.

Sementara Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan, dari usulan 214.118 pelaku usaha mikro, berhasil divalidasi dan disahkan 131.693 orang. Sehingga, total alokasi Banpres Produktif untuk Usaha Mikro Bali mencapai Rp316 miliar.

"Awalnya, Bali hanya mendapat alokasi 90 ribuan pelaku usaha mikro. Namun, kami terus melobi karena kami memang butuh," jelas Koster.

Selain Banpres Produktif, Pemprov Bali juga memberikan bantuan sebesar Rp10 juta untuk koperasi tiingkat Kabupaten/Kota. Sedangkan tingkat provinsi sebesar Rp30 juta.

"Total ada 4.000 koperasi yang kami bantu. Namun, itu semua belumlah cukup. Karena itu, kami mengharapkan tahun depan, akan lebih banyak lagi UMKM yang mendapatkan Banpres Produktif ini," ujarnya.[]

Berita terkait
Teten: Soal Investasi Bodong, Tak Adil Cuma Koperasi Disorot
Perihal Investasi Bodong, Menkop UKM Teten Masduki mempertanyakan mengapa hanya Koperasi yang di permasalahkan, sedangkan non Koperasi tidak.
Teten Masduki: Contoh Korporasi Petani Beroperasi Maret 2021
Menkop UKM Teten Masduki mengatakan, pilot project program korporatisasi petani modern ditargetkan mulai beroperasi Maret 2021.
Teten Masduki: Produk UMKM Harus Mengarah Custom Product
Menkop UKM Teten Masduki mengatakan, Produk UMKM harus mengarah pada Custom Product agar lebih unik, Personal dan tak perlu bersaing harga.