Menjalankan Protokol Kesehatan Corona adalah Ikhtiar

Menjalankan protokol kesehatan merupakan sebuah ikhtiar manusia agar terhindar dari virus corona atau Covid-19.
Dr. rer. nat Ilham Maulana, S.Si menyampaikan khotbah jumat tentang kesiapsiagaan dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Masjid Baitul Musyahadah, Setui, Banda Aceh, Jumat, 24 Juli 2020. (Foto: Tagar/Istimewa)

Banda Aceh – Di masa pandemi Covid-19 menjalankan protokol kesehatan merupakan sebuah ikhtiar manusia agar terhindar dari virus yang hingga saat ini belum ditemukan vaksinnya.

“Menjalankan protokol kesehatan, tetap menjaga jarak, tidak keluar rumah, rajin mencuci tangan pakai sabun, mengenakan masker saat keluar rumah dan menjalankan protokol kesehatan adalah bentuk ikhtiar kita sebagai manusia,” kata Ustaz Ilham Maulana saat menjadi khatib khotbah Jumat di Masjid Batul Musyahadah atau Masjid Kupiah Meukeutop, Jumat, 24 Juli 2020.

Menurut Ustaz Ilham segala hasil dari usaha tetap Allah yang menentukan. Segala ketetapan adalah hak Allah sang maha penentu. “Jika setelah semua usaha pencegahan ini telah kita lakukan, tapi kita tetap terpapar atau terinfeksi virus ini, maka semua kita kembalikan kepada takdir Sang Maha Pencipta. Karena segala sesuatu harus tetap kita sandarkan pada Allah,” katanya.

Ustadz Ilham juga mencontohkan, bagaimana Siti hajar istri Nabi Ibrahim AS, berlari antara bukit Safa dan Marwah yang tandus untuk mencari sumber air karena kehausan. Itu adalah bentuk ikhtiar Siti hajar kala itu.

“Apakah Allah menjawab usaha tersebut dengan menunjukkan sumber air kepada Siti Hajar? Tidak. Allah justru menunjukkan kuasanya dari hal yang tidak disangka-sangka. Air justru keluar tepat di bawah kaki Nabi Ismail AS, yang saat itu masih bayi. Jadi, ikhtiar harus terus kita lakukan sedangkan hasil tetap harus kita sandarkan hanya kepada Allah,” ujarnya.

Jika setelah semua usaha pencegahan ini telah kita lakukan, tapi kita tetap terpapar atau terinfeksi virus ini, maka semua kita kembalikan kepada takdir Sang Maha Pencipta.

Belakangan ini, sambung Ustaz Ilham, dunia sedang disibukkan dengan virus corona. Banyak informasi tidak benar menyebar di media massa. Ada yang mengatakan bahwa corona ini adalah konspirasi. Selain itu, ada juga yang menyebutkan bahwa alat pengukur suhu tubuh yang diarahkan ke kepala manusia itu berbahaya, bisa menyebabkan kanker otak dan lain-lain.

“Padahal, cahaya yang digunakan oleh alat tersebut adalah infra merah yang sangat lemah imbasnya pada tubuh manusia. Lalau, bagaimana cara kita mengetahui apa yang sedang terjadi saat ini? Dalam Surat An-nahlu ayat 43 Allah menegaskan, ‘Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui’. Apa kata orang-orang yang mengerti? apa kata para ahli? Bahwa virus ini berbahaya,” tuturnya.

Ilham mengimbau para jemaah untuk disiplin menjalankan protokol sebagai bentuk pencegahan sehingga virus ini tidak menyebar lebih luas lagi. “Dulu kita menganggap Aceh masih aman, tapi hingga saat ini corona telah menjangkiti sebanyak 146 orang, 9 orang telah meninggal dunia. Ini yang terlihat dipermukaan, yang berhasil di data. Tapi menurut para ahli kasus corona ini seperti fenomena gunung es, bahwa yang tidak tampak atau tidak terdeteksi bisa jadi jumlahnya lebih besar. Oleh karena itu, mari bersama kita patuhi himbauan pemerintah dengan menjalanan protokol kesehatan secara disiplin,” katanya. []

Berita terkait
MPU Aceh Bolehkan Gelar Salat Idul Adha
MPU Aceh menyebutkan pelaksanaan ibadah salat Idul Adha di Aceh tetap dilaksanakan meski di tengah pandemi Covid-19.
Belajar di Rumah dan Dilema Warga Aceh Tamiang
Pemerintah Aceh Tamiang telah memutuskan untuk menunda jadwal masuk sekolah tahun ajaran baru demi memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Jumlah Pasien Covid-19 yang Sembuh di Aceh
Total pasien Covid-19 di Aceh yang sudah sembuh menjadi 91 orang setelah adanya penambahan sebanyak 7 pasien.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.