Jakarta - Pandemi Covid-19 masih menyerang Indonesia hingga saat ini. keadaan ini diperparah karena virus ini terus saja berevolusi menjadi lebih ganas. namun, virus ini tidak hanya menyerang kesehatan tubuh saja melainkan membuat tekanan pada psikis karena perubahan pola hidup secara tiba-tiba.
Sejak awal kemunculannya Covid-19 sudah beberapa kali berevolusi yang menyebabkan lonjakan kasus secara signifikan. Pemerintah juga kewalahan dengan lonjakan yang sudah beberapa kali terjadi, rumah sakit penuh, tempat isolasi penuh hingga membuat anjuran isolasi mandiri.
Anjuran isolasi mandiri ini memungkinkan penderita dan orang disekitarnya mengalami ganguan psikis karena memikirkan hal yang tidak diperlukan. Disisi penderita dia takut dianggap jelek lalu dikucilkan masyarakat dan disisi orang sekitarnya mungkin berfikiran negatif karena berada didekat orang yang positif Covid-19.
Seperti yang kita ketahui jika kesehatan psikis memegang peran yang cukup penting dalam meminimalisir penyebaran Covid-19. Jika seseorang terlalu berfikir yang tidak perlu makan itu akan menurunkan kestabilan tubuh dan membuat imunnya turun.
Maka dari itu menjaga kesehatan mental sangatlah penting dimasa pandemi seperti saat ini. Bukan hanya kesehatan mental diri sendiri, kita juga harus bisa memastikan orang-orang didekat kita tidak mengalami masalah mental.
Ciri-ciri umun orang yang sedang mengalami masalah mental adalah mudah marah dan emosi yang tidak stabil. Jika kita menemui orang yang sedang tidak stabil emosinya sebaiknya kita tidak terlalu menekannya dan sebisa mungkin membantunya menyelesaikan masalah.
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental diri sendiri terlebih dalam menghadapi masa pandemi ini. Berikut adalah beberapa cara yang bisa kalian coba terapkan di rumah.
1. Menyingkirkan masalah yang tidak perlu
Ilustrasi - Bermain handphone. (Foto: Tagar/Unsplash/Pradamas Gifarry)Umumnya masalah mental terjadi karena banyaknya masalah yang sedang dihadapi namun otak tidak bisa berfikir jernih untuk menyelesaikan masalah tersebut. Oleh karena itu membatasi pikiran sangatlah berguna karena bisa menjaga kesehatan mental kalian selama masa pandemi ini berlangsung.
2. Membaca berita secukupnya
Ilustrasi - Berita. (Foto: Tagar/Unsplash/Obi Onyeador)
Membaca berita sangatlah penting bagi pengetahuan seseorang, namun kita harus bisa memilih mana berita yang patut dipercayai dan mana berita hoaks. di era yang serba cepat ini banyak sekali isu-isu hoaks yang berkeliaran dimasyarakat, maka dari itu sebagai pembaca yang cerdas kita harus bisa memilih berita yang asli dan berita hoaks.
3. Ekspresikan diri Anda
Ilustrasi - Bercerita. (Foto: Tagar/Unsplash/Vitolda Klein)
Anda harus membiasakan untuk mengekspresikan diri seperi bercerita, bernyanyi, atau sekedar menggerakan tubuh sesuai perasaan anda. Karena bagi sebagian orang mengekspresikan diri merupakan cara menghilangkan stres yang dialaminya.
4. Makan makanan yang bergizi
Ilustrasi - Makanan sehat. (Foto: Tagar/Unsplash/Lily Banse)
Asupan gizi sangatlah berpengaruh terhadap kinerja otak, dengan asupan yang baik dan cukup maka seseorang dapat berfikir secara tepat dan cepat. Hal ini dapat membatu kinerja otak karena tidak terlalu membebani pikiran memikirkan hal yang sama secara berulang.
5. Olahraga rutin
Ilustrasi - Olahraga. (Foto: Tagar/Unsplash/Karsten Winegeart)
Melakukan olahraga secara rutin bisa membatu kesehatan mental, karena dengan berolahraga membuat peredaran darah pada tubuh menjadi lancar. Olahraga juga bisa menghilangkan stres karena bisa melepaskan emosi yang terdapat dalam pikiran.
6. Menjalankan hobi
Ilustrasi - Menjalankan hobi. (Foto: Tagar/Unsplash/Jeshoots)
Seperti yang kita ketahui jika seseorang menjalankan hobinya maka otaknya tidak akan terbebani dan membuat pikirannya menjadi senang. Melakukan hobi secara teratur bisa mengurangi beban dan tekanan yang diterima dari pekerjaan ataupun tugas.
Mulailah memperhatikan kesehatan mental diri sendiri dan orang disekitar kita terutama dalam dimasa pandemi seperti saat ini. Pastikan diri anda dan orang-orang disekitar anda tidak sedang mengalami masalah mental karena hal tersebut membuatnya mudah diserang penyakit.
(Dimas Rafika)
