Mengungkap Kekayaan Wisata Bersejarah Aceh

Dengan usia yang sudah 813 tahun, Banda Aceh memiliki banyak sekali bangunan bersejarah.
Seminar Pengembangan Pariwisata Aceh di Gedung Bank Indonesia Perwakilan Aceh, Jalan Cut Mutia Nomor 15, Banda Aceh, Sabtu (8/12/2018). (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh, (Tagar 9/12/2018) - Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh, Bahagia mengimbau segenap elemen kota termasuk masyarakat untuk ikut serta dalam upaya pelestarian objek wisata bersejarah yang banyak terdapat di Banda Aceh.

"Objek wisata juga mempunyai peranan penting dalam menunjang perekonomian masyarakat. Dengan menjaga kelestariannya, diharapkan juga akan mampu mencegah menguapnya identitas sejarah kota ini dalam perjalanan modernisasi," kata Bahagia saat membuka seminar pengembangan pariwisata Aceh di Gedung Bank Indonesia Perwakilan Aceh, Banda Aceh, Sabtu (8/12).

Kata Sekda, dengan usia yang sudah 813 tahun, Banda Aceh memiliki banyak sekali bangunan bersejarah.

"Mulai dari Masjid Raya Baiturrahman, gedung Bank Indonesia yang sudah berusia 100 tahun, Water Toren yang didirikan pada tahun 1880, makam-makam Raja Aceh hingga Taman Putroe Phnag, Gunongan, dan masih banyak lagi," sebutnya.

Kekayaan sejarah inilah yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Banda Aceh, sehingga potensi pendapatan daerah dari sektor pariwisata sangatlah besar.

"Sektor pariwisata memiliki peran yang strategis dalam menyejahterakan perekonomian rakyat, dan pariwisata juga dinilai mampu menumbuhkan ekonomi kreatif," katanya.

Untuk itu, Pemko Banda Aceh menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor andalannya saat ini. "Promosi, pembenahan dan pembangunan sarana dan prasarananya terus kita lakukan. Dan baru-baru ini, Banda Aceh juga telah dinobatkan sebagai pesona wisata halal terpopuler oleh Kementerian Pariwisata," katanya lagi.

"Pada kesempatan ini, kami ingin mengajak semua pihak untuk ikut andil dalam memajukan sektor pariwisata Banda Aceh. Mari bersama kita 'jual' Banda Aceh hingga ke mancanegara," kata Sekda pada acara yang turut dihadiri oleh Kepala BI Perwakilan Aceh Zainal Arifin Lubis dan sejumlah pejabat lainnya.

Seminar dalam rangka peringatan 100 tahun Gedung BI Aceh itu menghadirkan empat narasumber yakni Mawardi Umar (Direktur Pusat Data dan Informasi Aceh), Izziah (Ketua Jurusan Arsitektur Unsyiah), Qismullah Yusuf (Dosen Senior Unsyiah), dan Amiruddin (Plt Kadisbudpar Aceh). []

Berita terkait