Mengumpulkan Sampah di Ruang Angkasa Luar

Lebih dari satu juta objek yang berukuran lebih dari 1 cm mengitari Bumi di angkasa luar. Itu perkiraan ESA
Ilustrasi - Puing pesawat di angkasa luar. (Foto: dw.com/id - ESA/ClearSpace SA)

TAGAR.id - Organisasi angkasa luar ESA (The European Space Agency) memulai sebuah misi untuk menyingkirkan sampah di angkasa luar, yaitu satelit bekas dan pecahan roket. Sebuah startup Swiss membuat robot yang akan menyapu semua sampah. Adrian Winkler dan Laurin Merz melaporkannya untuk DW.

Lebih dari satu juta objek yang berukuran lebih dari 1 cm mengitari Bumi di angkasa luar. Itu perkiraan ESA. Satu waktu nanti, dikhawatirkan lapisan sampah di angkasa luar berukuran kecil itu akan menghalangi peluncuran roket.

Luc Piguet dan perusahaan "start up" Clearspace ingin menawarkan solusi bagi masalah ini. "Satelit tambah lama tambah banyak," kata Piguet. Tapi masalahnya bukan jumlahnya saja, melainkan juga kecepatan.

Sebuah satelitmengitari Bumi dalam satu setengah jam, demikian dijelaskan Piguet. Dalam jangka waktu itu, satelit bisa dua kali memasuki jalur rotasi satelit lainnya. Selama satelit bisa dikendalikan, tidak masalah. “Tapi, jika ada kerusakan, satelit ibaratnya tembakan tak terkendali,” ungkap Piguet.

Hotel luar angkasaIlustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Sampah jadi ancaman di ruang angkasa

Sampah angkasa luar mengitari Bumi dengan kecepatan hampir 36.000 km per jam. Dan merusak segalanya yang berada di jalur orbitnya. Dengan penugasan dari ESA perusahaan Clearspace kini membuat robot, yang akan menangkapi sampah di luar angkasa. Perusahaan kecil itu berlokasi di Lausanne dan mengalahkan pesaing internasional yang lebih besar.

"Tujuan Clearspace adalah, menjadi petugas pemberi bantuan di luar angkasa," kata Piguet dan menambahkan, "Jika ada satelit yang rusak, kami mengambil satelit itu, dan membuatnya tidak berbahaya lagi."

Pertama-tama, Clearspace akan membuang bongkah yang ukurannya sebesar lemari es, yang dulunya berfungsi jadi roket pembawa satelit. "Objek yang akan kami tangkap, bentuknya seperti kapsul kopi."

Segera setelah robot mendekati objek yang tak terkontrol itu, robot akan memperhitungkan jalur terbang yang optimal. Setelah itu, dia akan lebih mendekati dan menangkap objek dengan tangan robot. Langkah terakhir, objek itu akan distabilkan, dan kembali ke atmosfir, di mana semuanya akan terbakar.

Dalam misi pertama tahun 2025, sampah dan robot akan sama-sama terbakar habis. Setelah itu, Clearspace akan membuat petugas pembersih di angkasa, yang bisa dipakai berkali-kali. Itu sangat dibutuhkan sekarang. Karena bisnis satelit mini berkembang sangat pesat.

Luar AngkasaIlustrasi luar angkasa. (Foto: Tagar/Pixabay)

Menempatkan Bumi dalam satu jaringan

Masalahnya, masa hidup satelit mini hanya sekitar 3 sampai 5 tahun. Setelah itu, mereka akan mengitari Bumi sebagai sampah di luar angkasa. Walaupun satelit mini jadi salah satu masalah yang ingin diatasi Luc Piguet, ia juga melihat ada keuntungan dari segi teknologi.

Ia mengatakan, "Ini adalah upaya untuk menempatkan seluruh Bumi dalam satu jaringan, bahkan kawasan sabana di Afrika." Ini tentu mengagumkan. Piguet menambahkan, "Jadi tujuannya tidak mungkin melarang proyek-proyek semacam ini, melainkan kita harus menemukan cara untuk membuatnya berkelanjutan."

Ruang angkasa tanpa sampah, dan penyediaan internet bagi seluruh dunia. Tujuan start up ini sangat ambisius. (ml)/dw.com/id. []

Berita terkait
Arab Saudi Akan Kirim Astronaut Perempuan ke Angkasa Luar pada 2030
Negara kerajaan itu secara aktif mempromosikan sains dan teknologi sebagai bagian dari rencana Visi 2030 yang luas untuk merombak perekonomian
0
Mengumpulkan Sampah di Ruang Angkasa Luar
Lebih dari satu juta objek yang berukuran lebih dari 1 cm mengitari Bumi di angkasa luar. Itu perkiraan ESA