Mengharukan, Polisi Ini Sukarela Gantikan Sandera Dalam Penyerangan Hingga Tewas

"Dia meninggal sebagai pahlawan, menyerahkan hidupnya untuk menghentikan pembunuh," kata pernyataan Presiden Emmanuel Macron sesaat sebelum fajar, Sabtu (24/3).
Letnan Kolonel Arnaud Beltrame menggantikan seorang sandera perempuan dari pria bersenjata. (Ist)

Paris, (Tagar 24/3/2018) - Seorang polisi, yang secara sukarela menggantikan seorang sandera selama pengepungan berdarah di pasar swalayan di Prancis barat daya pada Jumat meninggal, kata Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Collomb.

Arnaud Beltrame, yang pernah bertugas di Irak, dilarikan ke rumah sakit dan berjuang untuk hidup setelah pengepungan tempat ia bertukar peran dengan perempuan sandera di toko "Super U" di kota Trebes, dekat pegunungan Pyrenees, yang membagi Prancis dengan Spanyol.

"Dia meninggal sebagai pahlawan, menyerahkan hidupnya untuk menghentikan pembunuh," kata pernyataan Presiden Emmanuel Macron sesaat sebelum fajar, Sabtu (24/3).

Penyerang pada Jumat itu dikenali pihak berwenang sebagai Redouane Lakdim, warga Prancis keturunan Maroko berusia 25 tahun dari Kota Carcassonne, tidak jauh dari Trebes, kota tenang dengan sekitar 5.000 penduduk, temat dia melakukan serangan pada Jumat sore.

Lakdim dikenal oleh pihak berwenang atas penjualan narkoba dan kejahatan kecil lainnya, tetapi juga telah diawasi oleh layanan keamanan pada 2016-2017 untuk hubungan dengan gerakan Salafis radikal, demikian jaksa Paris Francois Molins pada Jumat.

Penyerang, yang pembantaiannya dimulai ketika ia menembak sekelompok polisi pengaman joging dan juga menembak penumpang mobil yang dicurinya, menewaskan tiga orang dan melukai 16 lainnya pada Jumat, menurut pembacaan pemerintah.

Kematian Beltrame menambah jumlah korban tewas menjadi empat.

IS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Macron mengatakan dinas keamanan sedang memeriksa klaim tersebut.

Lebih dari 240 orang telah tewas di Perancis dalam serangan sejak 2015 oleh para penyerang yang bersumpah setia kepada IS atau diilhami oleh kelompok tersebut.

Prancis adalah bagian dari sekelompok negara yang pesawat tempurnya telah membom kubu IS di Irak dan Suriah, di mana kelompok itu telah kehilangan banyak tanah dalam beberapa bulan terakhir.

Satu serangan bertubi-tubi oleh kelompok bersenjata dan pembom bunuh diri menewaskan 130 orang di Paris, sementara yang lain menewaskan hampir 90 orang ketika seorang pria dengan sebuah truk menabrak kerumunan orang yang berpesta di kota pantai Riviera Nice.

Beltrame, di pertengahan 40-an, adalah seorang penerjun payung berkualifikasi yang bertugas untuk serangan di Irak pada 2005 dan juga bekerja sebagai bagian dari Garda Republik elit yang melindungi kantor presiden Prancis Elysee Place dan tempat tinggalnya di Paris, kata Macron.

Serangan pada toko "Super U" merupakan serangan mematikan pertama sejak Oktober 2017, ketika seorang pria menikam dua wanita muda hingga tewas di kota pelabuhan Marseille sebelum para tentara membunuhnya.

Beberapa serangan selama setahun terakhir atau lebih telah menargetkan polisi dan para tentara dikerahkan dalam jumlah besar untuk melindungi warga sipil serta berpatroli di tempat-tempat sensitif seperti bandara dan stasiun kereta api.

Macron berkata tentang Beltrame, Dalam mengajukan dirinya sebagai sandera bagi teroris yang bersembunyi di supermarket Trebes, letnan kolonel Beltrame menyelamatkan nyawa seorang sandera sipil, menunjukkan pengorbanan diri dan keberanian yang luar biasa.

Kabar tentang kematian Beltrame pertama kali diumumkan menteri dalam negeri Prancis, yang mengatakan di Twitter, "Mati demi negaranya. Prancis tidak akan pernah melupakan kepahlawanan, keberanian dan pengorbanannya." ant/rmt

Berita terkait