Mengenang Kepergian Teungku Abdullah Syafi’i

Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Teungku Abdullah Syafi’i meninggal dalam sebuah pertempuran dengan pasukan TNI pada 22 Januari 2002 silam.
Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Teungku Abdullah Syafi’i (Foto: Istimewa)

Banda Aceh - Hari ini, Rabu, 22 Januari 2020, genap 18 tahun eks Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Teungku Abdullah Syafi’i kembali ke Sang Pencipta. Pria kelahiran 12 Oktober 1947 silam itu meninggal dalam sebuah pertempuran dengan pasukan TNI di Jim-jim, Pidie Jaya, Aceh pada 22 Januari 2002.

Kepergian Teungku Abdullah Syafi’i menjadi duka mendalam bagi masyarakat Aceh terutama pasukan GAM saat itu. Pria yang akrab disapa Tgk Lah ini gugur bersama istrinya Cut Fatimah serta dua pengawal setianya.

Hal yang sangat membekas dari pesan beliau kepada seluruh pejuang GAM adalah berjuang dengan tulus ikhlas untuk rakyat dan Bangsa Aceh.

Kepulangan Teungku Lah ke Sang Pencipta selalu diperingati setiap tahun. Setiap tanggal 22 Januari, eks GAM yang bernaung di Komite Peralihan Aceh (KPA) selalu menggelar peringatan, seperti zikir dan doa bersama.

Tahun ini peringatan dipusatkan di Desa Cubo, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh tepatnya pada Rabu, 22 Januari 2020.

Tarmizi Panyang merupakan salah satu eks kombatan GAM yang pernah menjemput bahkan memberi pengawalan khusus untuk sosok tersebut. Hal ini dilakukan Tarmizi saat Teungku Lah saat menyebrang dari wilayah Batee Iliek (Bireuen) ke wilayah Pasee (Aceh Utara).

Gerakan Aceh Merdeka GAMTarmizi Panyang (tengah), bersama pasukannya saat masih aktif di Gerakan Aceh Merdeka (GAM). (Foto: Dok. Pribadi)

Saat itu, Tarmizi Panyang menjabat sebagai Panglima GAM Sago Tgk Di Lhok Drien Wilayah Pasee (Aceh Utara). Ia ingat betul bagaimana detik-detik mengawal orang nomor satu di organisasi GAM saat itu.

“Hal yang sangat membekas dari pesan beliau kepada seluruh pejuang GAM adalah berjuang dengan tulus ikhlas untuk rakyat dan Bangsa Aceh. Pesan tegas beliau adalah merdeka atau mati syahid. Ini menjadi ruh bagi kita dalam memperjuangkan kemerdekaan Aceh dari RI,” kata Tarmizi, Rabu, 22 Januari 2020.

Bagi Tarmizi, Teungku Lah semasa hidupnya bukan hanya sebagai panutan pejuang GAM, tetapi juga panutan rakyat Aceh. Sosok tersebut bukan hanya Panglim GAM melainkan juga Panglima Rakyat Aceh.

Menurut Tarmizi, Teungku Lah bahkan berjuang bukan hanya dengan senjata api, tetapi juga dengan hati ikhlas dan tulus untuk kepentingan rakyat Aceh.

“Beliau berjuang bukan hanya dengan senjata tapi juga dengan hati, ikhlas dan tulus untuk kepentingan rakyat Aceh. Karena itu, sepatutnya kita mengenang dan mengirim sepucuk do’a untuk beliau, semoga arwahnya tenang dan senantiasa mendapat derajat tinggi di sisi Allah SWT,” ucap Tarmizi. []

Berita terkait
50 Tahun Lagi, Pesisir Banda Aceh Tenggelam
Hasil penelitian Tim Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala, 3 persen luas Kota Banda Aceh akan tenggelam.
Gempa 4,5 SR Guncang Simeulue Aceh
Gempa berkekuatan 4,5 skala richter (SR) mengguncang Kabupaten Simeulue, Aceh pada Rabu, 22 Januari 2020 sekira pukul 10.58 WIB.
Mortir Diduga Peninggalan Belanda Ditemukan di Aceh
Mortir peninggalan zaman Belanda ditemukan di Kabupaten Aceh Besar, Aceh.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.