Mengenal Volatilitas dalam Trading

Pada umumnya perubahan volatilitas menyebabkan perubahan harga. Semakin tinggi volatilitas semakin berisiko suatu sekuritas.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Saat hendak melakukan trading, trader akan memilih marketnya terlebih dahulu, pilihannya bisa market yang volatilitas tinggi atau rendah. 

Tapi, trader harus mempertimbangkan baik-baik dari segi dampak positif dan negatifnya, bukan hanya memikirkan profit atau keuntungan yang mungkin didapat.

Maka, sebelum memilih market ketahui terlebih dahulu apa itu volatilitas, apa penyebab naik turunnya volatilitas, bagaimana cara menghitungnya, dan apa dampak yang akan didapatkan oleh trader.

Volatilitas adalah ukuran dan frekuensi perubahan harga suatu sekuritas meliputi kecepatan pergerakan harga. Atau biasa juga disebut dengan ‘market mood’ yang artinya perubahan harga yang menunjukan fluktuasi pasar dalam satu periode.

Pada umumnya perubahan volatilitas menyebabkan perubahan harga. Semakin tinggi volatilitas semakin berisiko suatu sekuritas. Menurut kanal Astronacci For You, market yang volatilitasnya tinggi artinya naik turun grafiknya kencang, rangenya besar, dan tajam bentuk grafiknya. Sedangkan untuk market yang volatilitasnya rendah, biasanya range grafiknya kecil-kecil dan bentuknya lebih melandai.


Penghitungan Menggunakan Deviasi Standar

Alat yang paling banyak digunakan untuk mengukur volatilitas adalah deviasi standar. Deviasi standar adalah akar kuadrat dari varian. Berguna untuk mengukur perbedaan antara harga aktual dengan nilai rata-rata. Semakin besar volatilitas maka semakin tinggi deviasi standarnya.

Cara penghitungan deviasi standar:

  1. Hitung simple moving pada suatu periode.
  2. Tentukan deviasi tiap-tiap periode (penutupan dikurangi harga rata-rata).
  3. Hitung dengan jumlah kuadrat deviasi setiap periode.
  4. Bagi jumlahnya dengan jumlah periode yang digunakan.
  5. Hasil bagi di atas diakar kuadratkan.


Penyebab Volatilitas

Penyebab terjadinya volatilitas berasal dari beberapa hal, diantaranya:

1. Berita

Misalnya perubahaan kebijakan pemerintah atau baru mengesahkan sebuah UU baru, dan yang berhubungan dengan kondisi politik suatu negara.

2. Perubahan ekonomi makro dunia

Sebuah negara ekonominya sedang turun atau nilai tukar mata uang sedang anjlok dapat mempengaruhi pergerakan volatilitas.

3. Ramainya peminat

Market yang digandrungi banyak orang mengakibatkan pergerakan harga menjadi kencang.


Risiko Memilih Market Volatilitas Tinggi dan Rendah

Market yang memiliki volatilitas yang tinggi tentu tinggi pula risikonya, psikologis trader akan terganggu apalagi jika tidak siap akan terjadinya loss dan semakin besar peluang trader mengalami stoploss jika tidak mahir dalam analisis teknikal. Namun, ada juga keuntungan memilih trading di market dengan volatilitas tinggi yaitu dalam sekali trading, frekuensi mendapat banyak pips.

Sementara untuk market volatilitas yang rendah, keuntungan yang didapat trader yaitu tekanan yang dihadapi tidak seberat saat trading di market volatilitas tinggi, jika terdapat kesalahan saat melakukan analisis, masih bisa untuk diperbaiki. Akan tetapi, perolehan profit akan jauh lebih lama.

(Sekar Aqillah Indraswari)


Baca Juga

Baca Juga








Berita terkait
Tips Jitu Trading Forex ala Trader Legendaris George Soros
Jika kamu belajar dan mulai terjun ke dunia trading forex, pastinya kamu akan mengenal sosok dengan nama George Soros.
12 Kosakata Agama dalam Bahasa Indonesia Berasal dari Bahasa Sansekerta
Banyak kosakata bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sensekerta. Berikut 12 kosakata agama dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta.
Buka Rekening Saham Indopremier, Setoran Awal Rp 100 ribu Sudah Bisa Trading!
Sekuritas ini menjanjikan proses pembukaan rekening hanya memakan waktu 1 jam saja.