Menengok Kegiatan Belajar di PKBM Mandiri Kabupaten Bantul

Kegiatan belajar non formal masih belum familiar, padahal banyak orang sukses dari model belajar ini. Lalu bagaimana dengan PKBM Mandiri Bantul?
Suasana belajar di PKBM Mandiri yang berada di Jalan Samas Km 21 Dusun Karen Desa Tirtomulyo Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. (Foto: Tagar/Faya Lusaka Aulia)

Bantul – Kegiatan belajar non formal seperti Kejar Paket saat ini masih asing bagi beberapa kalangan masyarakat, termasuk di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Banyak warga yang masih belum paham mengenai sistem kegiatan belajar non formal yang ada.

Kegiatan belajar non formal menggunakan sistem belajar yang lebih fleksibel terkait waktu pelaksanaannya. Sehingga tidak ada jadwal rutin seperti kegiatan belajar di sekolah formal. Sistem belajar yang lebih fleksibel ini membuat orang yang tidak bisa mengikuti sekolah formal, tetap dapat menuntaskan pendidikannya melalui kegiatan belajar non formal.

Baca Juga:

Bagi para peserta kegiatan belajar non formal untuk dapat memperoleh ijazah harus melakukan kejar paket yang diselenggarakan oleh diselenggarakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Seperti halnya di PKBM Mandiri yang berada di Jalan Samas Km 21 Dusun Karen Desa Tirtomulyo Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul.

Peserta didik memiliki waktu lebih banyak untuk mengeksplorasi kemampuan mereka di luar pelajaran.

Pamong Belajar BP PAUD dan Dikmas DIY Fauzi Eko Pranyono mengatakan, sampai sekarang masih banyak yang belum paham mengenai Kejar Paket. "Padahal banyak sosok yang belajar kejar paket C dan mereka sukses,” katanya saat memberi materi dan review kegiatan di PKBM Mandiri.

PKBM Mandiri BantulSuasana belajar di PKBM Mandiri yang berada di Jalan Samas Km 21 Dusun Karen Desa Tirtomulyo Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul. (Foto: Tagar/Faya Lusaka Aulia)

Menurut dia, sisi positif dari mengikuti pendidikan non formal ini peserta didik dapat lebih mengasah dan mengembangkan bakat yang ada, seperti menjadi atlet renang, musisi, menari dan sebagainya. “Dengan belajar home schooling atau pun kejar paket, maka peserta didik memiliki waktu lebih banyak untuk mengeksplorasi kemampuan mereka di luar pelajaran,” katanya Fauzi.

Banyak kalangan orang-orang terkenal dan sukses yang mengikuti kejar paket kegiatan belajar non formal. Seperti Susi Pujiastusi dan artis terkenal Nia Ramadhani.

Baca Juga:

Salah satu peserta didik kegiatan pendidikan non formal di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mandiri yaitu Theodor Galih, 17 tahun. “Dengan home schooling saya bisa tetap bermusik dan mengembangkan bakat saya tanpa terhalang waktu atau jam sekolah,” kata Galih yang kini menginduk ke kejar paket C kelas XI di PKBM Mandiri.

Sebelumnya remaja yang biasa disapa Theo ini pernah menempuh penidikan formal hingga jenjang sekolah menengah pertama (SMP) di Pangudi Luhur Yogyakarta. Akan tetapi karena Theo membutuhkan waktu yang lebih untuk mengembangkan bakat bermusik yang dimilikinya, maka ia memutuskan untuk menempuh kegiatan belajar non formal.

Saat ini sembari belajar secara non formal bakat Theo juga mulai berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan dirinya yang menjadi vokalis serta gitaris di grup band Sportivo. Selain itu saat ini lagu-lagu karya Theo sudah merambah di platform musik online. []

Berita terkait
Anak-anak Perempuan Nigeria Utara Berjuang Tetap Sekolah
Anak-anak perempuan di Nigeria Utara berjuang untuk tetap bisa bersekolah selama pandemi virus corona yang melanda dunia
Jelang Sekolah Tatap Muka, 21 Ribu Guru di Surabaya di Swab
Pemkot Surabaya melakukan tes swab terhadap 21 ribu guru dan petugas sekolah. Tes Swab untuk formulasi sebelum sekolah tatap muka dimulai.
Anggaran Digitalisasi Sekolah 2021 Kemendikbud Rp 3 Triliun
Kemendikbud mengalokasikan anggaran untuk program digitalisasi sekolah sebesar Rp 3 triliun.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.