Mendikbud: Tak Ada Full Day School

Muhadjir Effendy selaku Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan tidak ada rencana program sekolah satu hari penuh atau "full day school".
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj (tengah) didampingi sejumlah pengurus PBNU saat memberikan keterangan terkait kebijakan aturan lima hari sekolah delapan jam per hari "Full Day School (FDS)" yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di kantor DPP PBNU, Jakarta pada Kamis (15/6). Dalam keterangannya PBNU meminta kepada Presiden Joko Widodo mencabut kebijakan lima hari sekolah atau FDS , karena banyak lembaga pendidikan yang akan mendapatkan dampak buruk. (Foto: Ant/Muhammad Adimaja)

Jakarta, (Tagar 06/07/2017) - Muhadjir Effendy selaku Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan  tidak ada rencana program sekolah satu hari penuh atau "full day school".

“Saya tegaskan saya tidak punya niat, Kemdikbud tidak ada rencana untuk program full day school,” jelas Muhadjir saat menyampaikan pidato dalam lokakarya guru di Labschool Jakarta, Kamis (6/7).

Dia berpendapat, dengan sudah berjalannya kurikulum 2013 memerlukan kebijakan baru untuk penguatan pendidikan karakter tanpa mengubah kurikulum yang sudah berjalan. Dia juga menjelaskan, penerapan delapan jam di sekolah, bukan berarti belajar di kelas selama delapan jam, melainkan diisi dengan kegiatan lain.

“Delapan jam di sekolah, di kelas, jangankan anak-anak, guru juga nggak kuat,” ujarnya.

Menurutnya memaksakan anak didik belajar selama delapan jam di sekolah tidak sesuai dan tidak efektif. Selain itu, ia menekankan bahwa pemerintah tidak berencana membuat program sekolah satu hari penuh. (ard/ant)

Berita terkait