Mendes PDTT: Pendamping Desa Urat Nadi Pembangunan Desa

Tenaga Pendamping Profesional (TPP) atau Pendamping Desa merupakan salah satu aktor utama dalam proses pelaksanaan pembangunan desa.
Mendes PDTT: Pendamping Desa Urat Nadi Pembangunan Desa. (Foto: Tagar/Kemendes)

TAGAR.id, Jakarta - Tenaga Pendamping Profesional (TPP) atau Pendamping Desa merupakan salah satu aktor utama dalam proses pelaksanaan pembangunan desa. 

Tugas Pendamping Desa selain mendampingi penggunaan Dana Desa, juga harus melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat hingga desa menjadi mandiri.

Pentingnya peranan Pendamping Desa tersebut disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar dalam pidato peringatan puncak Hari Bakti Pendamping Desa di Jakarta, Jumat, 7 Oktober 2022.


Saya minta, para pendamping untuk melaporkan seluruh aktivitas pendampingan yang di kerjakan setiap hari melalui DRP. Pelaporan yang lengkap, deskripsi kegiatan yang lengkap.


“Pendamping Desa, urat nadi dana desa. Pendamping Desa adalah urat syaraf APBDesa. Pendamping Desa, adalah otot pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa,” kata Gus Halim sapaan akrabnya.

Gus Halim menyebut berbagai kemajuan desa, capaian pembangunan desa, tidak lepas dari peran para pendamping desa, yang selalu siap 24 jam mengabdi untuk desa, dan warga desa.

Hal ini berdampak positif yang dibuktikan dengan data capaian Indeks Desa Membangun (IDM) menunjukkan pertumbuhan grafik naik dibandingkan sejak pertama kali pendamping desa ditugaskan pada tahun 2015.

“Pada 2015, Desa Mandiri di Indonesia hanya 174, dan meningkat pada tahun 2022 menjadi 6.238 desa,” ujarnya

Hal yang sama juga terjadi pada status Desa Maju dan Berkembang. Pada tahun 2015 sebanyak 3.608 desa di Indonesia berstatus Desa Maju, dan bertambah menjadi 20.249 Desa Maju pada tahun 2022.

Sedangkan Desa Berkembang pada tahun 2022 sebanyak sebanyak 33.902, atau meningkat drastis dari hanya 22.882 Desa Berkembang pada tahun 2015.

“ Untuk Desa Tertinggal dan Sangat Tertinggal menyusut. Dari 33.592 Desa Tertinggal pada tahun 2015, dan menurun ke angka 9.584 pada 2022. Sedangkan Desa Sangat Tertinggal saat ini adalah 4.982, angka ini turun lebih dari 50 persen dari 13.453 desa sangat tertinggal pada 2015,” tandasnya.

Selain IDM, kelembagaan ekonomi desa yang terus didorong semakin berkembang oleh para pendamping dengan memanfaatkan kemudahan proses dan regulasi yang dicanangkan oleh pemerintah pusat salah satunya Kemendes PDTT.

“Jumlah BUM Desa meningkat 738 persen, dari 8.189 BUM Desa pada tahun 2014, menjadi 60.417 BUM Desa pada tahun 2022. Tercatat pula berdirinya 6.583 BUM Desa Bersama sebagai wujud kerja sama usaha antardesa,”ujarnya.

Tak hanya itu, adanya Undang-undang Cipta Kerja telah memperkuat posisi dan kualitas BUM Desa, sekaligus meluaskan peluang usahanya. Oleh karena itu, Gus Halim meminta pendamping desa terus aktif mendampingi perkembangan BUM Desa dan BUM Desa Bersama di wilayahnya.

“Di setiap peraturan turunan tersebut, posisi BUM Desa disebut bersama-sama, dalam satu helaan nafas, dalam satu ayat yang sama, dengan BUMN dan BUMD,”ujarnya.

Maka dari itu, besarnya tanggung jawab pendamping desa dalam pembangunan di desa, tentu dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. 

Gus Halim menyebut berbagai kegiatan pelatihan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas para Pendamping Desa agar dapat mengantarkan desa yang didampingi mencapai target dalam pembangunan.

Lebih lanjut, Kemendes PDTT juga terus mendorong terjadinya peningkatan kapasitas pendamping desa secara mandiri. Salah satunya dengan penggunaan aplikasi Daily Report Pendamping (DRP).

"Saya minta, para pendamping untuk melaporkan seluruh aktivitas pendampingan yang di kerjakan setiap hari melalui DRP. Pelaporan yang lengkap, deskripsi kegiatan yang lengkap, termasuk menyertakan foto dan dokumen hasil kegiatan," kata mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini.

Sebagai bagian dari komponen penilaian kinerja Pendamping Desa, maka dipantau dan dilaporkan melalui aplikasi Monev DD, penyaluran berikut pemanfaatan Dana Desa.

“Maka ketika membangun desa, sejatinya adalah membangun Indonesia dari pinggiran. Ketika pembangunan desa menentukan 84 persen pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, maka sesungguhnya pendamping desa merupakan pemeran utama pencapaian tujuan pembangunan nasional. Pendamping desalah penggerak dari pinggiran, menuju tujuan Indonesia maju,” pungkas Gus Halim.

Sementara itu, 7 Oktober ditetapkan sebagai Hari Bakti Pendamping Desa sesuai dengan Kepmen Nomor 110 Tahun 2022 tentang Hari Desa. 

Tanggal ini dipilih sesuai dengan momen Pendamping Desa yang secara serentak dan massif melakukan langkah besar dari desa menuju Indonesia maju. []

Berita terkait
Gus Halim Usulkan Status Pendamping Desa Ditingkatkan Jadi PPPK
Kemendes PDTT Abdul Halim Iskandar telah mengusulkan agar status Pendamping Desa ditingkatkan menjadi PPPK.
Gus Halim Bersama Pegawai Kemendes Gelar Salat Ghaib untuk Korban Kanjuruhan Malang
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menggelar Salat Gaib bersama para pegawai Kemendes.
Belasungkawa Insiden Kanjuruhan Malang, Gus Halim Ajak Sholat Ghaib
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar menyampaikan belasungkawa dan duka cita mendalam atas insiden maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
0
Mendes PDTT: Pendamping Desa Urat Nadi Pembangunan Desa
Tenaga Pendamping Profesional (TPP) atau Pendamping Desa merupakan salah satu aktor utama dalam proses pelaksanaan pembangunan desa.