Mencari Makan di Tengah Kepungan Corona

Imbauan pemerintah untuk tidak bekerja di luar rumah terpaksa dilanggar orang-orang yang menggantungkan hidup di tengah jalan.
Tukang becak di Bantaeng yang tak lelah mencari nafkah, meski di tengah maraknya isu corona. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng - Pemerintah Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, resmi menerapkan social distancing atau menjaga jarak dari kerumunan dan bekerja dari rumah sejak Selasa, 17 Maret 2020. Hal ini untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (covid-19) yang sampai hari ini masih masif terjadi di Indonesia.

Banyak yang menyambutnya dengan senang hati, sebagian lainnya juga merasa sedih. Bagi yang senang, waktu tersebut bisa dimanfaatkan untuk berlama-lama di rumah bersama keluarga.

Tidak kerja, kita tidak makan, tinggal di rumah saja mau makan apa.

Banyak hubungan harmonis kembali terjalin saat semua berada di rumah. Suami dan istri lebih banyak waktu untuk bersama, anak-anak bermain di dalam rumah, guru dan orang tua menjalin komunikasi lebih intens soal pendidikan anak-anak yang dipantau bersama saat belajar via daring di dalam rumah.

Sedihnya adalah cerita-cerita dari mereka yang juga takut soal corona, namun harus menerjang rasa takut itu, membawa langkah ke luar rumah untuk mencari nafkah. Mau bagaimana lagi, tak kerja tak makan. Tak makan tak hidup.

"Sebelum ada corona, setiap hari juga begini (menantang maut). Narik saja belum tentu bisa cukup kebutuhan, apalagi tinggal di rumah," kata seorang tukang becak di salah satu ruas jalan di Kabupaten Bantaeng.

Sebut saja namanya Daeng Taking, usianya sekitar 50 tahun. Topi dan kaos lusuhnya menggambarkan banyak peluh yang terkuras di kain yang menempel di kulit. Petanda ia seorang pekerja keras yang tanpa mengenal waktu, tanpa memandang jenis maut yang dihadapinya.

Daeng Taking juga mendengar tentang imbauan pemerintah untuk sementara waktu tidak beraktivitas di luar rumah. Ia juga tahu bahaya saat terjangkit virus corona. Katanya, hampir setiap waktu istri dan anaknya mengingatkan akan hal itu. Namun apa hendak dikata, jika ia tidak kerja maka berhentilah makan. Apalagi dia adalah tulang punggung keluarga.

Keluhan serupa juga diceritakan seorang pedagang bernama Nisa. Aktivitasnya setiap hari adalah melayani pelanggan di toko online. Pekerjaan itu mengharuskannya untuk selalu ke luar rumah.

Setiap waktu menggunakan sepeda motor mengantar pesanan pelanggan. Bertemu siapa saja yang mayoritas tak ia kenal. Tanpa tahu seseorang tersebut mengidap virus atau tidak. Yang ia tahu hanya satu hal bahwa ia harus bekerja jika masih ingin makan bersama keluarga.

"Tidak kerja, kita tidak makan, tinggal di rumah saja mau makan apa," katanya kepada Tagar.

Nisa dan Daeng Taking, mungkin hanya jumlah kecil dari sekian banyak orang yang terpaksa harus keluar rumah demi mencari makan. Keadaan memaksa mereka bertempur di bawah terik matahari dan hiruk-pikuk jalan di tengah kepungan virus corona.

Kita berharap pemerintah menyiapkan alternatif kebijakan untuk meng-cover kebutuhan dasar masyarakat.

Ketua KNPI Bantaeng Luthfi Yahya mengakui keadaan itu adalah sebuah kondisi dilematis. Di satu sisi harus mencari nafkah untuk kebutuhan dasar kehidupan rumah tangga. Di sisi lain, terdapat hal yang juga dapat mengancam nyawa.

"Saat ini kita berharap akan penguatan peran pemerintah dalam menangani kondisi ini secara serius. Bagaimana pemerintah menjamin dan membantu pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat khususnya bagi mereka yang bekerja setiap hari ini," katanya.

KNPI BantaengKetua KNPI Bantaeng, Luthfi Yahya (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Memang, kata Luthfi, untuk menekan penyebaran covid-19 adalah dengan mematuhi imbauan pemerintah. Terutama untuk tidak ke luar rumah dan menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat. Namun, bagaimana dengan nasib masyarakat yang memang harus mencari hidup dengan ke luar rumah setiap hari.

Dia mengaku tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi hari-hari mendatang terkait meluasnya penyebaran covid-19 ini. Jika belajar dengan negara-negara yang lebih dulu terdampak, negara dengan kondisi ekonomi yang cukup stabil, sistem serta sarana dan prasarana kesehatan memadai dan tingginya kesadaran masyarakat, juga down akibat wabah ini.

"Bagaimana dengan negara kita yang memiliki sarana prasarana kesehatan yang pas-pasan. Apalagi kondisi sosial dan politik yang menurut saya juga belum stabil, bagaimana kita semua bisa menghadapi situasi ke depan," katanya.

Dia berharap, setiap warga negara harus saling mawas diri di tengah wabah corona ini. Termasuk menuruti semua imbauan pemerintah. "Tapi tentu kita berharap pemerintah menyiapkan alternatif kebijakan untuk meng-cover kebutuhan dasar masyarakat," katanya.

BantaengKepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng, Andi Ihsan. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Untuk penanganan antisipasi penyebaran virus corona di kabupaten Bantaeng, pihak Dinas Kesehatan Bantaeng mengaku tengah gencar melakukan sosialisasi pencegahan hingga ke desa-desa.

"Untuk saat ini satgas covid-19 melakukan penyisiran di desa dan kelurahan bersama bidan desa, babinsa, babinkamtibmas, surveilance dibantu oleh kepala desa dan lurah melakukan pemantauan dan pemeriksaan," kata Kepala Dinas Kesehatan Bantaeng, Andi Ihsan.

Saat ini, pihaknya juga tengah melakukan pemantauan kepada masyarakat Bantaeng yang datang berkunjung ke daerah transmisi lokal yang terkonfirmasi positif virus corona.

Ia berharap dan meminta kerjasama masyarakat selama 14 hari untuk tetap isolasi diri di rumah dengan mengurangi kontak, demi keselamatan bersama.

"Pesan untuk netizen jangan panik, tim satgas akan bekerja maksimal untuk memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat. Bantu kami untuk melakukan social distancing agar pencegahan dan penangannya bisa lebih maksimal," tuturnya. []

Berita terkait
Pasar Ramai Vs Sepi di Yogyakarta di Musim Corona
Pandemi corona Covid-19 membuat kehidupan jungkir balik. Manusia makhluk sosial dipaksa di rumah. Namun, masih ada pasar ramai di Yogyakarta.
Hikmah Belajar Daring di Balik Wabah Corona Bantaeng
Wabah corona membuat jalinan komunikasi antara guru dan orang tua makin intens. Sebab dibutuhkan peran orang tua di belajar berbasis daring.
15 Kutipan Inspiratif Sujiatmi Ibunda Jokowi
Karakter Presiden Jokowi sangat dipengaruhi nilai-nilai hidup ibundanya, Sujiatmi Notomihardjo. Ini 15 kutipan inspiratif ibunda Jokowi.
0
Biden dan Para Pemimpin G7 Disebut Sepakati Larangan Impor Emas Rusia
Sebuah langkah yang bertujuan untuk semakin mengisolasi Rusia dari ekonomi global dengan mencegah partisipasinya di pasar emas