Menang Apalagi Kalah Lawan Kotak Kosong, Sama-sama Tidak Punya Legitimasi

Menang apalagi kalah lawan kotak kosong, sama-sama tidak punya legitimasi. Cerita tentang mereka yang berjaya lawan kotak kosong.
Menang Apalagi Kalah Lawan Kotak Kosong, Sama-sama Tidak Punya Legitimasi | Ilustrasi. (Foto: SulselSatu)

Deliserdang, Sumut, (Tagar 28/6/2018) - Ada pasangan calon tunggal yang kalah melawan kotak kosong dalam pilkada serentak 2018, ada pula pasangan calon tunggal yang menang melawan kotak kosong. 

Di antara yang menang melawan kotak kosong adalah pasangan Ashari Tambunan-Ali Yusuf Siregar yang menang mutlak dalam pemilihan bupati dan wakil bupati Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara dengan raihan suara mencapai 82,52 persen.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Desk Pilkada Deliserdang, Kamis (28/6), dilansir Antara pasangan petahana yang bersaing dengan kotak kosong tersebut meraih 539.393 suara (82,52 persen), sementara kotak kosong 114.258 (17,14 persen) dan suara tidak sah sebanyak 71.582.

Secara rinci perolehan suara tersebut yakni di Kecamatan Lubukpakam pasangan Ashari Tambunan-Ali Yusuf Siregar mendapat 23.664 suara, kotak kosong 8.745 dan tidak sah 3.480, Kecamatan Birubiru Ashari Tambunan-Ali Yusuf Siregar 10.409, kotak kosong 3.275 serta tidak sah 1.655.

Kecamatan Kutalimbaru Ashari Tambunan-Ali Yusuf Siregar mendapat 10.280 suara, kotak kosong 4.124, tidak sah 978, Kecamatan Bangun Purba Ashari Tambunan-Ali Yusuf Siregar 7.643 suara, kotak kosong 1.685, tidak sah 956, Hamparan Perak Ashari Tambunan-Ali Yusuf Siregar 46.595, kotak kosong 7.692, tidak sah 11.898.

Kecamatan Pancur Batu Ashari Tambunan-Ali Yusuf Siregar mendapat 24.012, kotak kosong 9.219, tidak sah 3.009, Tanjung Morawa Ashari Tambunan-Ali Yusuf Siregar mendapat 65.548, kotak kosong 13.641, tidak sah 7.215, STM Hilir Ashari Tambunan-Ali Yusuf Siregar 8.273, kotak kosong 3.119, tidak sah 3.960 suara.

Kecamatan Patumbak Ashari Tambunan-Ali Yusuf Siregar 24.001, kotak kosong 6.070, tidak sah 3.216, Deli Tua Ashari Tambunan-Ali Yusuf Siregar 16.687, kotak kosong 3.793, tidak sah 2.285, Batang Kuis Ashari - Ali Yusuf 17.502, kotak kosong 3.103 tidak sah 2189 suara.
Kecamatan Sibolangit Ashari -Ali Yusuf mendapat 7.725 suara, kotak kosong 1591, tidak sah 713, Gunung Meriah Ashari -Ali Yusuf 1.184, kotak kosong 1813, tidak sah 1781, Pagar Merbau Ashari-Ali Yusuf 13.278, kotak kosong 1.813, tidak sah 1.781, Labuhan Deli Ashari -Ali Yusuf 19.434, kotak kosong 2.559, tidak sah 2.300.

Kecamatan STM Hulu Ashari Tambunan-Ali Yusuf Siregar mendapat 4.409 suara, kotak kosong 1.108, tidak sah 414, Beringin Ashari - Ali Yusuf 16.521, kotak kosong 2.043, tidak sah 1.800, Namorambe Ashari - Ali Yusuf 11.918, kotak kosong 3637, tidak sah 2.121.
Di Kecamatan Percut Sei Tuan Ashari-Ali Yusuf mendapat 109.566, kotak kosong 17.223, tidak sah 10.824, Kecamatan Galang Ashari Tambunan-Ali Yusuf Siregar 21.229, kotak kosong 3.899, tidak sah 2.361 serta kecamatan Pantai Labu Ashari-Ali Yusuf 10.961, kotak kosong 2317, tidak sah 2.205.

Minahasa Tenggara

Pasangan calon tunggal James Sumendap dan Joke Legi (JS-JL) saat ini 66,80 persen unggul dalam Pilkada Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara.

"Saat ini data yang masuk pada perhitungan suara dari tim pemenangan kami, pasangan JS-JL unggul 68 persen, dan kolom kosong 33,20 persen," kata Sem Montolalua, anggota Tim Pemenangan JS-JL Semuel Montolalu di Ratahan, Rabu (27/6).

Menurut Sem, pasangan JS-JL berhasil mengungguli perolehan suara di 12 kecamatan di daerah tersebut.

Bersama data, JS-JL memperoleh suara 47.393 suara dan kolom kosong 23.194 dari total suara sah 70.587 atau 87,94 partisipasi pemilih.

James Sumendap mengatakan hasil yang diperoleh oleh pihaknya merupakan kemenangan seluruh rakyat Minahasa Tenggara.

"Ini adalah kemenangan rakyat Minahasa Tenggara. Yang mendukung JS JL maupun kolom kosong mari kita berangkulan, saling menghormati demi Minahasa Tenggara yang kita cintai," katanya.

Dia pun mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri, Ketua DPD Sulut Olly Dondokambey.

Lebak

Pasangan petahana Iti Octavia Jayabaya- Ade Sumardi unggul meraih perolehan suara pada pemilihan kepala daerah (pilkada)Kabupaten Lebak, Banten yang dilaksanakan serentak, Rabu (27/6).

Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lebak pasangan Iti-Ade unggul perolehan suara sementara dan mengalahkan kolom kosong.

Pasangan petahana meraih 105.936 suara dan kolom kosong 37.381 suara.

Perolehan suara itu dari delapan kecamatan antara lain Sajira, Maja, Curugbitung, Cimarga, Panggarangan, Cilograng, Malingping dan Gunung kencana.

"Kami mencatat pasangan Iti-Ade unggul sementara," kata Komisioner KPU Kabupaten Lebak Cedin Rosyad Nurdin di Lebak, Rabu.

Menurut Cedin, penghitungan perolehan suara pilkada masih berlangsung oleh petugas PPK dan PPS tingkat kecamatan.

Pihaknya belum menerima laporan dari semua 28 kecamatan karena penghitungan dilakukan secara manual.

"Kami memperkirakan perolehan suara bisa diterima pada dini hari dari 28 kecamatan," katanya.

Santa Setiawan Ketua Saksi Pengawas Pilkada di kawasan masyarakat Baduy mengatakan berdasarkan hasil perolehan suara di wilayahnya di 12 TPS pasangan petahana Iti-Ade unggul meraih 2.300 suara dan 420 kolom kosong.

Perolehan suara masyarakat Baduy masih menginginkan pasangan Iti-Ade kembali menjabat sebagai bupati dan wakil bupati masa jabatan 2018-2023.

"Kami yakin sebagian besar warga Baduy mendukung pasangan petahana," katanya.

Menang Apalagi Kalah

Ubeidilah Badrun pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta mengatakan bahwa kandidat pilkada yang menang melawan kotak kosong tidak memiliki legitimasi yang kuat. 

"Dia menang, tapi dia tidak memiliki legitimasi, tidak meyakinkan karena tidak punya lawan politik atau kompetitior. Tidak teruji kualifikasinya. Tidak diketahui kompetensinya karena tidak ada pertarungan gagasan," ujar Ubeidilah saat dihubungi Tagar News, Kamis siang (28/6).

Ia menegaskan kunci penting seorang calon pemimpin adalah mempunyai gagasan, ide besar yang dipertarungkan yang kemudian dijalankan saat memegang kekuasaan.

"Ini nggak diuji oleh publik," katanya. 

Sedangkan kandidat pilkada yang kalah melawan kotak kosong, menurutnya lebih parah lagi. 

"Sama sekali tidak punya legitimasi, tidak dipercaya publik secara sangat meyakinkan. Sangat tidak percaya. Harusnya menang telak, ini kalah. Rakyat tidak percaya. Itu menunjukkan kegagalan dia. Ibarat bola, bola di depan gawang, tinggal menendang, eh kalah, ditimpuki penonton," lanjutnya. (af

Berita terkait