Untuk Indonesia

Menagih Janji Jokowi Buyback Indosat

Menagih janji Jokowi buyback Indosat. Kenapa Jokowi tidak jadi membeli atau menunda membeli kembali Indosat?
Denny Siregar penulis buku "Tuhan dalam Secangkir Kopi"

Oleh: Denny Siregar*

Sandiaga Uno berjanji lagi.

Kali ini dia berjanji akan membeli kembali saham perusahaan telekomunikasi Indosat. "Ya, nanti kalau terpilih kita beli Indosat. Kita akan ngomong baik-baik sama Qatar."

Pada masa pemerintahan Megawati, Indosat pernah dijual untuk menambal kebutuhan negara yang sedang dalam masa krisis ekonomi sesudah tahun 1998.

Indosat dijual kepada Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (ST Telemedia), anak perusahaan Temasek. STT kemudian menjual Indosat kepada Qatar telecom Qtel, seharga 3 kali lipat dari harga belinya dulu.

Jokowi sendiri memang pernah berjanji saat kampanye 2014, bahwa dia akan membeli kembali Indosat, dengan syarat APBN sehat dan ekonomi tumbuh 7 persen. Tetapi pertumbuhan ekonomi sekarang masih di angka 5,17 persen, dan Jokowi belum berniat melakukan buyback atau pembelian kembali Indosat.

Permasalahannya, masih untungkah membeli Indosat?

Tahun 2018, Indosat rugi 2,4 triliun rupiah dan harga sahamnya anjlok. Direktur utama Indosat, Chris Kanter, pernah bertemu Jokowi pada bulan September 2018, dan dia berkata, "Jangan beli Indosat."

Keputusan Jokowi tidak jadi membeli atau menunda, adalah keputusan tepat karena ini masalah untung rugi bukan pencitraan belaka.

Menurut Chris, pada waktu beli, Qatar mengeluarkan uang sebesar 46 triliun rupiah. Dan sekarang nilai kapitalisasi Indosat turun 14 triliun rupiah. "Investor tidak mau jual dalam keadaan rugi," kata Chris. Apalagi Qatar sangat kaya, sehingga mereka tidak mau jual jika tidak untung besar. Indonesia harus siap mengocek saku lebih dalam untuk membeli Indosat.

Dalam kondisi seperti itu, memang rugi besar jika harus membeli Indosat. Keputusan Jokowi tidak jadi membeli atau menunda, adalah keputusan tepat karena ini masalah untung rugi bukan pencitraan belaka.

Indosat bukan seperti Freeport yang masih punya cadangan besar untuk menguntungkan di kemudian hari. Kalau hanya masalah perusahaan telekomunikasi, toh Indonesia masih punya PT Telkomsel dengan saham mayoritas 65 persen. Kalau pengen beli, ya beli saja 35 persen saham Telkomsel yang dikuasai Temasek sehingga kepemilikan negara sebesar 100 persen.

Nah pertanyaannya, mungkinkah Sandiaga kelak akan membeli saham Indosat jika dia terpilih meski negara merugi?

Sangat mungkin, karena bagi Sandiaga Uno kepentingan membeli saham Indosat lebih berciri politis daripada untung rugi. Meski negara rugi besar, tapi ia akan memperoleh keuntungan politis di mata pendukungnya karena dianggap "nasionalis". Dan ini akan menjadi pintu masuknya untuk pemilihan calon Presiden berikutnya.

Tetapi Jokowi tidak.

Baginya daripada membeli Indosat sekarang, lebih baik uangnya untuk membangun infrastruktur, sumber daya manusia, kesehatan dan pendidikan dan banyak hal yang berguna langsung pada masyarakat bawah.

Mau dicibir, terserah. Daripada tiap tahun harus rugi triliunan rupiah? Pengen gaya beli Indosat, tapi rakyat banyak yang lapar.

Jikapun kelak Indosat dibeli pemerintah Indonesia, kemungkinan besar akan melalui PT Telkom Indonesia dan itupun jika Qatar si negara kaya mau melepas saham karena sudah emoh bisnis di Indonesia.

Kenapa? Ya, gimana mau bisnis enak, di sini banyak yang mabok agama. Bukannya makin maju, malah sibuk minum kencing onta.

Seruput....

Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina